Semenjak pulang dari kafe Kushina terlihat diam sepanjang perjalanan. Membuat Kurama khawatir tentang Kaa-sannya, biasanya Kushina akan bercerita panjang kali lebar atau curhat dengannya namun, untuk hari ini dia terlihat sering melamun
'Naruto, Mito, Naruko jangan berlarian nanti kalian jatuh' peringatnya kepada tiga gadis kembar itu
'Ha'i' jawab mereka namun, baru saja ia mengatakannya Naruko terjatuh membuat kantongan buah apel menggelinding dijalanan
Bruk
'Huuaaa'
'Naruko!!' teriaknya menghampiri anak bungsunya itu, Naruko terus menangis memegangi lututnya yang lecet
'Huaa sakit Kaa-chan'
'Tidak apa-apa, sini Kaa-chan tiupkan sebuah mantra. sakit sakit menghilang lah' Sambil membaca mantra Kushina juga meniup luka Naruko namun, yang tidak disangkanya kedua putrinya menganggap serius mereka juga mulai membaca mantra
'Sakit sakit menghilang dari Ruko-chan' teriak Naruto serius
'Jika kau kembali kami Nee-channya akan memukul pantatmu' Tak ingin kalah Mito juga mengambil seranting kayu kecil dan mengibas-ngibasnya
'Pfft hahaha' Kushina tertawa gemas melihat kelakuan para putrinya
'Arigatou Naru-nee dan Mito-nee, sakitnya sudah menghilang'
'Ruko-chan biar aku menggendongmu'
'Tidak bisa akulah yang keluar terlebih dahulu berarti aku yang menggendong Ruko'
'Kaa-chan' 'Kaa-chan'
Panggil mereka berdua seolah meminta pembelaan
'Arigatou kalian berdua, biar Kaa-chan yang gendong Ruko-chan ya' Kushina tersenyum lembut sambil mengelus kepala mereka berdua, mereka berdua akhirnya menyetujuinya dengan pasrah. Akhirnya pulang dengan Naruko digendong Kushina sedangkan Naruto memegang tangan kushina dan tangan satunya memegang Mito. Dibawah pemandangan sore hari mereka berjalan sambil bergandengan tangan dengan hangat
Lalu, ingatan lain tiba-tiba muncul menggantikan memori hangat menjadi ketakutan terbesarnya
'Mitoo Narutoo'
Ia mencari dengan panik, goresan dan luka akibat ranting maupun semak-semak tidak ia pedulikan. Segala rasa khawatir, bersalah, ketakutan memenuhi dirinya
'K..ka-chan hiks' Panggilan kecil membuatnya mencari asal suara dengan panik, lalu
'Naruto!! Syukurlah kau selamat bagai-'Ucapannya terputus ketika melihat tubuh anak keduanya terlumuri darah dengan lubang ditengah dadanya
Namun, bukan hanya itu hal yang paling tak akan ia lupakan adalah Naruto memegang pisau yang berlumuran darah
'Ka..kamu pembunuh!!'
Plak
"An"
"Kaa-san"
"Eh?Ah. Kurama apa yang kau katakan tadi?"
"Kaa-san kau benar-benar tidak apa-apa?Sedari tadi Kaa-san melamun terus"
