Kebohongan

1K 55 20
                                    

Tap...

Tap...

Tap...

Tap…

Pukul 3 AM...

Bahkan masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas. Namun untuk kesekian kalinya kekasih dari Hyuuga Hinata ini harus benar-benar rela mengantar gadis tercintanya ke Bandara Internasional Inchon.

Baru saja dua hari yang lalu gadisnya itu menemuinya di Korea. Kini dirinya harus kembali pergi ke Tokyo untuk kembali kepangkuan kekasih gadisnya itu yang sebenarnya. Namikaze Naruto.

Itachi memang sengaja mengulur waktu dengan memperlambat langkahnya yang masih memberat. Berbeda dengan sosok kekasih mungil di depannya yang nampak begitu terburu-buru sekali seperti memang tak ada pesawat lain jika tertinggal.

Iris Onyxnya kembali tak juga fokus, sesekali dirinya menabrak orang lain yang berlalu lalang, bahkan
trolley barang pun ditabraknya asal. Suasana hatinya sungguh tidak bagus pagi buta seperti ini. Ia ingin marah, mencegah kepulangan kekasihnya namun tak bisa. Hanya ada kebadmoodan yang semakin menyelimuti hatinya. Yang jelas ia sangat tidak merestui dan ia berani bersumpah tak merelakan kepergian Hinata pagi ini-sekali lagi.

'Kita baru bertemu dua hari lalu, belum puas kumerinduimu Hime. Tapi kenapa kau selalu saja lebih mengutamakan Naruto, kekasihmu itu jika dia selalu menghubungimu untuk pulang?'

Itachi terus saja menggumamkan kekesalan hatinya sendiri.

BRUK!

"Aishhh..." Itachi meringis kesakitan begitu menabrak seseorang yang memang berbadan besar dengan membawa koper besar. Ia acuhkan kala seseorang yang ia tabrak menggumamkan kekesalannya karena tertabrak. Ia tak peduli, lalu melanjutkan langkahnya lagi mengikuti Hinata yang—kelihatannya—sama sekali tidak peduli dengan kegalaunnya. Itachi semakin menunduk kala menyadari gate port keberangkatan ke Tokyo sudah di depan mata. Ia benar-benar membenci pemandangan didepannya. Sangat dan sangat.

BRUK!

Kembali-lagi. Ia menabrak seseorang. Dan kali ini yang dihantamnya adalah punggung dari kekasihnya sendiri. Hyuuga Hinata, yang sudah berhenti melangkah.

"….." Itachi merengut kesal dan tetap bergeming mengubah posisinya ketika Hinata mulai berbalik dan menatapnya heran.

"Kau marah aku pergi, Itachi-Kun?" Tanya lembut Hinata.

"Apa kau harus pergi sepagi buta ini? Tidak bisakah jika nanti saja perginya, Hime? Kau benar-benar menyebalkan!" Jika memang kau sangat ingin kembali pada kekasihmu sebenarnya, baiklah hati-hati di jalan. Aku pulang sekarang." Jawab Itachi dingin syarat akan tak peduli.

Ia bergegas meninggalkan Hinata sendiri dan sesaat kemudian sebuah cengkeraman kuat menarik pergelangan tangannya dan memaksa tubuhnya untuk jatuh ke pelukan gadis mungilnya itu.

GREP...

"Aku belum merelakan kau pergi, Hime. Kenapa kau harus pergi secepat ini?" Tegas Itachi pada Hinata.

Pria bersurai biru gelap dalam pelukan Hinata semakin mengeratkan rengkuhannya. Hinata dapat melihat bahkan merasakan memang kekasihnya itu tak bisa melepaskannya.

"Aku harus pulang, Itachi-Kun. Aku janji satu minggu lagi aku akan kembali menemuimu disini." Ucap Hinata lembut berusaha membujuk kekasihnya itu untuk merelakannya pergi. Entah itu hanya sekedar kalimat penenang ataupun memang akan dipenuhi Hinata, Itachi mulai menurunkan egonya. Ia sedikit menghangat, melepaskan rengkuhannya perlahan dan menatap iris keperakan itu lembut.

ROOM 409Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang