Kemarahan Naruto

686 36 8
                                    

"Apa yang kau lakukan dengan Itachi dibelakangku, Hime?" Jantung Hinata seakan berhenti berdetak saat itu juga.

"Kau bermain dibelakangku? Demi Tuhan Hinata, Itachi itu SAHABATKU. Kalian benar-benar GILA!" Teriak Naruto meluapkan emosinya.

Naruto mendekatkan wajahnya pada Hinata. Mengunci manik keperakan didepannya menatapnya. Naruto menyeringai sinis. "Apa pengkhianatanmu dengan Itachi berakhir diranjang?" Hinata tak menjawab. Kebungkaman Hinata memperjelas jawabannya. Hinata mencoba untuk membuka bibirnya. Namun nihil. Bibirnya semakin kelu. Tak ada sepatah katapun pembelaan diri yang mampu ia katakan kepada Naruto sekarang. Semuanya sudah terbongkar. Kedua lutut Hinata mulai terasa melemas.

"Janjimu sama sekali tak dapat kupegang, Hinata." Suara Naruto begitu menusuk di telinganya membuat Hinata tak sanggup untuk menatap mata kebiruan Naruto yang menggelap.

Air mata Hinata pun akhirnya menetes saat cengkraman Naruto mendarat dibahunya. Sakit. Bahkan ia sempat meringis.

''Sepertinya kau melupakan perkataanku dulu, eh? Baiklah, kau yang memulainya Hime... Dan aku tak main-main...'' Naruto berjalan meninggalkannya sendirian, sedangkan Hinata masih berdiri terpaku.

Otaknya berusaha mencerna apa yang baru saja Naruto katakan. Sebersit ingatanya kembali pada ancaman Naruto dulu. Dengan langkah yang gemetar Hinata berusaha mengejar Naruto,

"Itachi-Kun...'' Bisiknya di sela-sela isakannya yang semakin menjadi-jadi. Ia tau kemana dan maksud ucapan Naruto.


Itachi. Ia harus menyelamatkannya sekarang juga!





Bersambung...

ROOM 409Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang