Bab 8

12.5K 707 63
                                    

Terimakasih untuk semangat yang kalian kasih ke aku, maaf gk bisa balesin satu-satu, tapi intinya aku sayang kalian semua dan masih akan tetap melanjutkan karyaku ini sampe tamat.

Liat komen kalian yang nyemangatin, entah kenapa buat imajinasi ku ngalir gitu aja, dan mood nulis akhirnya kembali..

Udah segitu doang curhatnya.. 😂😂😂

Semoga part ini tidak mengecewakan..

Happy reading 😘😘😘

♣♣♣♣♣♣♣

Hydra ingin mengatakan tidak, melihat betapa cemasnya pria berusia empat puluh lima tahun di hadapannya, namun nyatanya Hydra mengangguk.

Memangnya apa yang akan terjadi jika dia melanggar?.

💎💎💎💎💎

Hembusan nafas kasar kembali terdengar, gadis berusia dua puluh tahun itu kini sudah berdiri di depan pintu besi apartemen. Perasaan takut mulai menghinggapinya saat percakapannya dengan Thomas terus terdengar di telinganya.

Pria berusia empat puluh lima tahun itu enggan untuk mengatakan apa hukuman yang akan ia dapatkan. Namun yang jelas, dari semua perkataan dan raut wajah pria itu, Hydra dapat mengambil kesimpulan bahwa hukuman yang akan di berikan tuannya akan terasa sangat menyakitkan.

Saat ini hanya satu hal yang ia harapkan. Semoga pria bermata hijau tajam itu belum kembali ke apartemen mereka, dan memberinya hukuman yang di janjikan.

"Tenanglah Hydra, semua akan baik-baik saja" Hydra berbisik, menyakinkan dirinya sendiri untuk tetap tenang. Namun kenyataanya tangan gadis itu mulai bergetar saat menyentuh gagang besi pintu di hadapannya.

Oh.. ayolah, mungkin saja pria itu akan memberinya hukuman untuk kembali ke mansion menyeramkan itu, dan membersihkan seluruh bagian yang Hydra rasa akan selesai seminggu kemudian, mengingat betapa besar dan luasnya mansion yang menjadi tempat tinggal dari pria itu. Namun itu tidak masalah, selama ia tidak di hukum untuk melakukan apapun yang pria itu inginkan.

Tunggu!! Apapun.

'Tidak..tidak.. itu tidak mungkin, jangan berfikir yang aneh-aneh Hydra, tuan Liam tidak akan meminta hal seperti itu, dia hanya menganggap mu sebagai pelayan dan mangsa, ya hanya itu'. Hydra mengangguk mantap, seharusnya ia tidak perlu menjadi penakut seperti ini.

Gadis itu kembali menghirup dan menghembuskan nafas berat, ia harus menghadapi konsekuensi atas tindakannya, apapun yang akan di lakukan pria itu padanya adalah konsekuensi yang harus ia tanggung.

Pintu besi terbuka secara perlahan. Tubuh Hydra membeku saat pandangan matanya menangkap sosok Liam yang saat ini tengah duduk di singgle sofa yang langsung menghadap tepat ke arahnya, pria itu duduk dengan angkuh sembari menyilangkan kaki, dan melipat kedua tangan di dada, sedangkan tatapan mata hijau tajamnya tepat terarah pada Hydra.

Nafas gadis itu tercekat disertai detakan jantung yang kian cepat, harapan untuk tidak menemukan pria itu di dalam apartemen pupuslah sudah, rasa takut itu kembali datang saat Liam tidak mengalihkan sedikitpun tatapan matanya membuat Hydra sontak menunduk mencoba untuk tidak beradu tatap dengan mata hijau yang seakan menelanjanginya.

"Bersihkan dirimu, setelah itu temui aku" ucapan dingin Liam kali ini terdengar berbeda di telinga Hydra.
Pasalnya aura gelap juga seperti ikut keluar bersamaan dengan suara pria bermata hijau itu. Tubuh Hydra bergidik sebelum menganggukkan kepala.

Enmeshed (Vampire Romance) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang