Berlari melawan ranting-ranting pohon serta dahan-dahan yang berserakan dimana-mana seperti tak ada masalah bagi Soo. Suasana hatinya sangat kacau saat ini, persetan dengan tubuhnya yang terluka tercabik-cabik ranting ia hanya ingin melepas amarah yang tiba-tiba saja merasuki dirinya.
Sesekali ia akan tersandung ranting pohon hingga membuat Jungkook mengkhawatirkannya tapi lelaki itu tak ingin mendekat karna ia tau bahwa Soo butuh waktu sendiri sekarang ini. Yang hanya bisa ia lakukan hanyalah mengamati gadis itu dari beberapa meter dibelakangnya.
Soo berhenti dipenghujung jalan, ia mengatur nafasnya yang sedikit tersangkal-sangkal bukan karna ia lelah berlari tapi karna dadanya yang terasa sesak akibat tak bisa menangis. Jungkook pun ikut berhenti beberapa meter dibelakangnya. Soo terduduk disana meremas dadanya yang terasa sangat sesak, menghela nafas berat Jungkook merasa aneh setiap kali melihat Soo seperti itu. Ia tak bisa, ingin sekali rasanya membawa gadis itu kedalam pelukannya namun satu sisi ia harus tau jika Soo bukanlah orang yang mudah yang perlakukan seperti itu.
"Kenapa...Kenapa aku seperti beban berat bagi mereka." Soo berbicara, sekalipun ia tak melihatnya ia tau jika Jungkook ada dibelakangnya. Ia melihat lelaki yang berada belakangnya itu melalui ekor matanya. Jungkook tak menyahut, ia hanya diam menjadi pendengar yang baik untuk gadis yang selama ini sangat dikaguminya itu.
"Tidak bisakah mereka menganggapku seperti yang lain saja. Aku tidak ingin menjadi spesial hanya karna aku berbeda, di utamakan tidaklah membuatku bangga." Soo sesegukan menggantung kalimatnya, ia mengeluh sakit di bagian dadanya.
"Jika terus sepertu ini aku akan terus membenci diriku sendiri. Lalu jika aku pergi nanti, semua akan terasa berat bagiku. Aku akan terus memikirkan mereka sekalipun mereka mungkin nanti akan melupakanku." Tangisnya pecah saat itu juga. Jungkook mendekat, namun Soo terlebih dahulu menghentikannya.
"Jangan mendekat." Katanya yang seketika membuat langkah Jungkook terhenti, Soo berdiri tiba-tiba melirik Jungkook sekilas.
"Jangan mengikuti ku lagi, pergilah." Katanya ia lalu menloncat ke atas pohon dan melewati dahan demi dahan dengan sangat cepat. Jungkook hendak menyusulnya namun langkahnya terhenti seketika itu, dia menunduk melihat tempat Soo tadi menangis.
"Jadi begitu kau yang sebenarnya." Lirihnya, Jungkook menghela nafas. Sebelumnya ia tak pernah tau tentang Soo tapi untuk pertama kalinya ia melihat sebuah kesedihan besar tersirat dimata Soo. Entah kenapa, hal itu malah membuat perasaan Jungkook semakin aneh. Jungkook menyentuh dadanya, apa jantungnya baru saja berdetak? Ia tersenyum kecil.
"Beginikah rasanya. Kenapa aku baru merasakan nya? Bahkan ketika bersama Lisa saja tidak pernah sama sekali." Gumamnya
-00-
Hari sudah semakin larut. Di kediaman keluarganya, mereka sama sekali tak tenang karna Soo belum juga kembali. Jin tak hentinya menatap keluar jendela, hari sudah larut dan sebentar lagi tengah malam tapi Soo belum juga pulang. Kemana gadis itu sebenarnya.
"Duduklah sebentar, kau sudah berdiri disana sejak 3 jam yang lalu." Rose menyentuh pundak Jin menenangkan. Jin melihatnya sekilas lalu menghembuskan nafas berat.
"Aku bahkan tidak bisa menjadi seorang kakak yang baik untuknya." Katanya, Rose tersenyum hangat.
"Kau kakak terbaik bagi Soo. Mungkin saja ia butuh waktu sendiri sekarang, ia akan pulang jadi jangan khawatir." Jin menatapnya dalam berusaha mencari kebenaran dari mata gadis itu namun yang ia temukan hanya keyakinan kuat atas perkataan nya."Sungguh?" Tanyanya ulang, Rose menangguk menjawab "Iya" lalu Jin menariknya kedalam pelukannya.
"Maafkan aku. Aku hanya takut meninggalkan Soo, bisakah kau lebih bersabar lagi sebentar." Ujarnya, Jin tau sekalipun Rose terlihat baik-baik saja diluar gadis itu sedikit merasa kecewa padanya. Wanita mana yang tidak kecewa ketika berkata 'belum ada niatan untuk menikah' sedangkan mereka sudah lama bersama. Dalam beberapa saat Rose memang sempat merasa kecewa tapi di lain sisi ia juga berusaha memahami kebimbangan Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Meets Evil [Vsoo]
DiversosKepakan sayap hitam mu, kau iblis yang tebarkan pesona layaknya malaikat. Dengan sejuta pesona darimu membius diriku. Aku datang, bahkan jika kau tak ingin aku tak peduli. Biar aku melangkah lebih dekat. Hisap darahku, aku milikmu malam ini. Setiap...