"Jadi kau sudah memikirkannya." Soo menatap gadis dihadapannya dengan datar. Gadis itu hanya menunduk sedari tadi, ia adalah Jihyo. Sebelum pulang sekolah tadi Jihyo memintanya untuk bertemu karna ingin menyampaikan sesuatu untuk itu Soo mengiyakan saja permintaannya.
"Mianhae..." hanya itu yang keluar dari mulut Jihyo setelah mereka hanya terdiam cukup lama. Cafe tempat mereka tinggal saat ini tak begitu ramai pengunjung jadi mereka bisa dengan leluasa bercengkrama. Jihyo memainkan tangannya yang ia metakkan digelas guna menghilangkan sedikit rasa gugupnya.
"Kata-katamu.... ah...aniyo, sebelumnya maaf memintamu membuang-buang waktu bertemu disini Jisoo-ssi. Aku m-memikirkan kata-katamu seharian ini. Aku tidak tau kenapa kau bisa menebak kehidupanku dengan begitu saja bahkan saat pertemuan pertama kita..." ia menghela nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi.
"Tentang Nayeon, ku mohon jangan ikut campur urusannya denganku lain kali. Jangan salah paham, aku hanya tidak ingin kau bernasib sama sepertiku." Ujarnya dengan rasa bersalah, dengan itu Soo malah tertawa mendengarnya. Jihyo cukup terkejut karnanya.
"Sayang sekali Jihyo-ssi, seharusnya keahlian mu tidak hanya berbatas sampai disana. Ck, haruskah ku beritahu sesuatu padamu?" Tanyanya, Jihyo mengerutkan kening tak mengerti. Soo mengangkat tangannya untuk menyempirkan anak rambutnya kebekalang.
"Nayeon dan aku punya derajat yang berbeda. Dia hanya pelayan, pelayan yang melayani pemiliknya." Ujarnya
"A-aku tidak mengerti..." sahut Jihyo menunduk, Soo menghela nafas melihat tingkah polosnya. Tapi memang tak heran gadis itu tak tau apapun, karna bagaimanapun juga dia hanya manusia biasa sama seperti Taehyung.
"Baiklah, suatu saat kau akan mengerti. Tapi apa hanya itu yang ingin kau sampaikan?"
"Aniyo! Tadinya aku ingin bertanya tapi kendengarannya seperti tak sopan jadi lupakan saja. Ah, aku sangat tidak berguna." Soo menatap gadis itu aneh, entah ada apa dengan dirinya. Jihyo selalu punya dua sisi yang berlainan arah dengan satu sama lain.
"Katakan saja." Kata Soo, Jihyo terkejut. Ia menatap Soo dengan takut-takut.
"Bolehkan?" Tanyanya yang hanya dijawab gumaman oleh Soo. Jihyo menarik nafas sejenak dan kembali memainkan jari jemarinya dibawah meja guna melampiaskan kegugupannya.
"Jisoo-ssi, benarkah kau mendekati Taehyung karna alasan yang baik? M-maksudku.... b-bukan, aku tidak bermaksud menyinggung. Hanya saja.... hanya saja kau..."
"Aku tidak seperti kalian?" Potong Soo yang membuat Jihyo menunduk dan merasa bersalah.
"Mianhae." Ujarnya, Soo mengangguk memaklumi. Ia menatap segelas air minum dihadapannya dan hanya terfokus kesana.
"Aku dan Taehyung terikat janji. Aku tidak datang kesini untuk bermain-main tapi mencari hidupku." Jelas Soo, Jihyo menatapnya dengan tatapan bertanya. Tak ada kebohongan yang ia dapatkan dari tingkah laku maupun suara Soo. Yang ia lihat hanya aura dingin dari gadis itu yang terlihat sangat menyedihkan.
"Jisoo-ssi." Panggilnya pelan. Soo mengangkat kepalanya lalu tersenyum dingin.
"Tak apa. Sebenernya aku tak perlu meyakinkanmu, Jihyo-ssi jika tidak ada yang ingin kau katakan lagi aku akan pergi." Soo akan beranjak namun Jihyo kembali menahannya.
"Bolehkah aku membantu? Apapun itu, tolong libatkan aku. Ini mungkin terlalu cepat dan kau mungkin tidak mempercayaiku tapi. Tolong pertimbangkan permintaanku."
-00-
Taehyung tegah duduk dengan santai di ruang tengah dengan buku dam secangkir kopi hangat buatannya. Kaca mata minus bertegar di wajahnya. Raut wajahnya terlihat begitu serius membaca kalimat demi kalimat dibuku itu, sesekali netra tajamnya melirik jam dinding diatas tv lalu menyeruput kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Meets Evil [Vsoo]
RandomKepakan sayap hitam mu, kau iblis yang tebarkan pesona layaknya malaikat. Dengan sejuta pesona darimu membius diriku. Aku datang, bahkan jika kau tak ingin aku tak peduli. Biar aku melangkah lebih dekat. Hisap darahku, aku milikmu malam ini. Setiap...