09. Keraguan

1.3K 223 30
                                    

Bell istirahat baru saja berbunyi, Jungwoo yang masuk agak telat karena harus menjalani hukuman langsung mengeluarkan tupperware Lucas dari bawah mejanya. Setelah terpaksa kerja rodi ternyata rasa lapar datang lebih cepat dari biasanya, perut Jungwoo sudah keroncongan sejak mulai belajar tadi.

"Apa tuh?" Ten yang duduk di sebelahnya langsung bertanya.

Jungwoo meletakkan tupperware yang berwarna ungu tersebut ke atas meja. "Dari Lucas." Jawabnya singkat.

"...wow." ucap Ten.

"Lucas anak ips itu?" Tanya Doyoung sudah mencondongkan tubuhnya ke meja Ten.

Jungwoo hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian dia membuka tutup tupperware dan terlihat enam potong roti yang berantakan, mungkin karena goncangan. Jungwoo langsung mengambil satu potong dan memakannya.

"Kenapa diam?" Tanya Jungwoo pada Ten, Mark, dan Doyoung yang hanya memperhatikannya.

"Kok bisa lu dikasih ini sama dia?" Tanya Mark mulai ikut mencomot roti pemberian Lucas.

Jungwoo mengedikkan bahunya cuek. "Entah. Tadi aku baru selese hukuman, dia lewat bawa-bawa ini, terus dikasih aku." Jungwoo kembali mengambil potongan roti lain. "Sebagian udah dimakan sih aku liat."

Mark ikut mengambil potongan roti baru mengikuti Jungwoo. Ten dan Doyoung masing-masing satu karena yakali nolak gratisan batin mereka berdua.

Jungwoo kembali menutup tupperware yang sudah kosong dan beranjak dari duduknya, tupperware juga dibawa. "Kuy kantin, laper tadi kerja rodi."

.
.
.

"Eh, kok dari tadi aku gak liat Lucas ya?" Bisik Jungwoo pada ketiga temannya. Sekarang mereka sedang menyantap nasi padang buk Yoona yang bumbu ayam bakarnya meresap sampai ke tulang.

"Di aku juga gak keliatan." Celetuk Doyoung.

"Iya maksudnya, dia gak keliatan dari tadi." Ralat Jungwoo membenarkan kembali kalimatnya.

"Masih di kelas kali." Jawab Ten santai.

"Tapi itu gengnya udah pada di kantin semua." Jungwoo melirik sebuah meja yang berjarak cukup jauh dari mereka.

"Sans bro, mending lu nikmatin dulu noh ayam bakar tante Yoon." Kata Mark menimpali.

Jungwoo hanya menurut tanpa mengatakan apapun, mungkin benar apa yang baru saja dikatakan Ten tentang Lucas masih dikelasnya. Lagipula Jungwoo hanya ingin mengembalikan tupperware Lucas.

Selesai sudah empat sekawan ini menghabiskan nasi padangnya tapi batang hidup Lucas tidak juga muncul. Lucas tidak kunjung datang ke kantin padahal biasanya dia sudah ribut dengan teman-temannya, hanya tuhan dan sesama mereka yang mengerti apa yang sebenarnya mereka bahas.

"Balik yuk ah, mau tidur dulu." Ajak Doyoung seraya mengelus-elus perut kekenyangannya.

"Iya nih, emang mantep banget tidur habis makan porsi kuli gini." Jawab Mark setuju.

"Mark, jaga perkataan." Kata Ten memperingati.

"Heleh kek iklan puasa aja." Mark memicingkan matanya pada Ten.

"Apa salah para kuli." Ten mulai berdrama dengan wajah yang dibuat seolah-olah sangat sedih.

"Yeee! Emang bener kan!" Mark menimpali dengan sebal. "Kuy Young kelas, bobo manjah." Mark langsung menarik Doyoung keluar kantin tanpa menunggu persetujuan Doyoung.

"Yok lah Woo." Kata Ten berdiri ingin kembali ke kelas mengikuti Mark dan Doyoung.

"Bentaaar." Cegah Jungwoo.

Pacarku Bukan TiktokersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang