Curhat

878 26 0
                                    

#JODOHKU PART 5
#jodohkupart5

"Han..han..bangun! udah mau sampai nih!" ucapku sambil menepuk-nepuk pundak Hani.
"Oh hoammh... masa sih? Perasaan baru tidur" Jawab Hani sambil menguap dan mengucek mata
"Baru tidur gimana, kamu tuh tidur dari awal kita naik bus tahu! ayo siap-siap!
"Oke oke" jawab Hani sambil menahan kantuk.
-----
Jam 8 malam aku telepon Reni, setelah bertanya kabar masing-masing aku bercerita tentang kegalauanku saat ini.
"Kalau menurutku, jawaban istikhoroh adalah kemudahan yang kita dapat dalam menjalani proses Sa" jawab Reni setelah sebelumnya aku tanya tentang istikhoroh
"Maksudnya?" Tanyaku penasaran
"Ya..kalau kamu sama Rio teh memang berjodoh pasti semuanya akan dimudahkan Allah sampai nanti kamu sah jadi istrinya"
"Hmm...sejauh ini sih kayaknya mudah-mudah aja Ren. Berarti Rio jawaban istikhorohku?"
"Belum tentu atuh, karena ijab qabul belum terucap."
"Jadi, Rio belum tentu jodohku?"
"Ya dan Rasyid juga belum tentu jodoh kamu Sa. Bisa jadi ada orang lain yang jadi jodoh kamu"
"Loh kok gitu? tapi kan sekarang aku lagi serius proses ta'aruf"
"Nah yaudah atuh sekarang kamu jalani aja dulu proses ini, ikutin aja skenario Allah. Tentang perasaan kamu sama Rasyid, aku rasa kamu sudah cukup dewasa untuk mengelolanya. Kita masih gak tahu gimana ujung dari proses ini. Jadi yaa terus aja mendekat sama Allah dan minta diberi yang terbaik" Ujar Reni lembut
"Hmm gitu ya, eh ren menurutmu Rasyid suka aku gak sih?"
"Ya gak tahu atuh, lagian kenapa kamu nanya gitu?"
"Ya pengen tahu aja"
"Terus kalau udah tahu mau ngapain?"
"Hmm ngapain ya? Yaa kayaknya lega aja gitu kalau udah saling tahu gimana perasaan masing-masing."
"Kamu yakin?bukannya malah nambah masalah Sa?"
"Loh kok nambah masalah?"
"Iya atuh, sekarang gini ya kalau kamu tahu Rasyid ternyata suka,  kamu teh pasti jadi ragu nikah sama Rio padahal kamu udah berproses sejauh ini. Walaupun tetep lanjut kamu hanya akan menyakiti Rio karena di hatimu masih ada Rasyid. Tentu akan lebih berat move on jika tahu Rasyid juga punya perasaan yang sama. Mau ngebatalin proses dan nikah sama Rasyidpun gak bisa karena dia belum siap nikah. Hayo gimana? Aku yakin pasti godaannya akan berat banget loh kalau udah saling tahu perasaan, Apalagi kalian kerja di kantor yang sama. Terus nih misalnya ternyata Rasyid ga suka kamu, pasti kamu juga akan kecewa karena ternyata cintamu bertepuk sebelah tangan. Lalu kamu nikah sama Rio hanya untuk pelarian." Kata Reni panjang lebar
"Jadi aku ga perlu tahu perasaan dia?"
"Sa, kadang ada beberapa hal di dunia ini yang tidak perlu kita tahu. Sebab mungkin dengan mengetahuinya hanya akan membuat masalah menjadi tambah rumit. Udah deh sekarang coba inget-inget lagi tujuan kamu menikah teh apa? Kalau memang untuk menjaga diri pastinya kamu akan jalani proses ini dengan benar tanpa ada lagi pikiran tentang lelaki lain. Toh Rio adalah ikhwan yang baik agama dan akhlaknya kan?"
"Hiks.. Aku galau Ren.."
"Hmm.. Kalau kamu masih galau coba deh baca dan pelajari lagi surat cinta dari Sang Maha Cinta yakni Al-Qur'an. Insya allah Dengannya kamu akan merasakan ketenangan."
"Terus gimana menghilangkan rasa ini Ren?"
"Nih ya Sa, perasaan kita ke manusia mah hanya sementara, syurgaNya lah yang abadi. Aku Inget Ada satu ayat Al-qur'an yang bilang Barangsiapa yang menahan diri dari hawa nafsunya maka syurgalah tempat tinggalnya. Kamu mau kan tinggal di syurga sa?" Tanya Reni lembut.
Aku terhenyak dan menghela nafas. Tak terasa sudut mataku sudah mengalirkan bulir-bulir air
"Hmm gitu ya, baiklah Ren. Makasih ya udah mau dengerin aku. Nasehatmu selalu kurindu Ren. Uhibbukum fillah (Aku mencintaimu karena Allah)" kataku sedikit terisak
"Sama-sama ukhty geulis.. Ahabbakilladzi ahbabtanillah (Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku)
Mendengar jawabannya aku semakin terisak
"Loh kok nangis? Kunaon ih sa?"
"Hmm gak apa-apa Ren jawabanmu sangat indah.. Aku jadi kangen"
"Iya sama..yaudah sekarang istirahat aja ya sa udah malem. Baarakallahu fiik ukhty (Semoga Allah memberkahimu saudariku) wassalamu'alaykum"
"Wa fiik baarakallah, wa'alaykumussalam Ren"
.
Aku menatap kosong langit-langit kamarku malam ini. Hmm Rasyid, nampaknya memang harus ku kubur dalam-dalam perasaanku padamu. Selamat tinggal Rasyid. Ku kan bersiap menyambut lembaran baru. Insya allah.
.
+++++

Pagi ini aku tak sengaja bertemu Rasyid di lift. Saat itu masih sepi, hanya kami berdua di dalamnya. Aku berusaha bersikap santai dan mencoba memulai menyapanya,
"Eh beneran diterima disini ya cid?kataku mencairkan suasana
"Iya alhamdulillah sa, walaupun cuma freelance" jawab Rasyid sambil tersenyum
"Ya gak apa-apa cari pengalaman hehe. Oh iya skripsi udah sampai mana?" Tanyaku lagi
"Insya allah bulan depan sidang, doain ya" kata Rasyid dengan mata berbinar
"Iya moga dimudahkan"
"aamiin"
Tiba-tiba Ponselku berdering. Di layar tertera nama Ibu Rio. Segera kuangkat telepon dari beliau.
"Assalamu'alaykum bu?"
"Wa'alaykumussalam, Sasa kapan mau main lagi ke rumah?" Tanyanya to the point
"Hmm emang ada apa ya bu?"
"Cuma mau ngobrol aja sekalian mau ngenalin ke Ayah dan saudara2nya Rio. Kamu juga bisa nanya-nanya lagi sama mereka tentang Rio kan"
Dahiku mengernyit, rasanya apa yang ingin kuketahui tentang Rio sudah cukup. Kenalan dengan saudara-saudaranya? Buat apa? rasanya itu bukan suatu hal yang urgent Gumamku dalam hati.
"Gimana sa, kapan?" tanyanya lagi membuyarkan kebingunganku.
"Aduh maaf bu belum tahu,masih banyak pekerjaan soalnya hehe maaf ya bu" kataku agak tak enak hati
"Ooh yaudah kalau ada waktu main ya"
"Hmm insya allah bu"
Tut tut.. aku menutup teleponnya

"Ibu Rio siapa Sa?" tanya Rasyid tiba-tiba
"Eh? Kamu ngintip ya?"
"Gak kok, tadi ga sengaja aja keliatan hehe. Emang siapa Sa?" tanyanya lagi
"Ah Mau tahu aja kamu" Kucoba menutupi salah tingkahku
Pintu lift terbuka, ada Rida masuk
"Eh Rasyid, gimana jadinya keterima?"
"Alhamdulillah da"
"Loh kalian kok saling kenal?kataku bingung
"Iya kenal lah Rasyid mah temen aku dari bayi!" jawab Rida
"Maksudnya?" tanyaku lagi
"Rida ini sepupuku sa" jawab Rasyid singkat

Glek! Sepagi ini aku sudah mendapat kejutan.
.
Rida dan Rasyid pun ngobrol tanpa menghiraukanku. Aku yang sedang menata hati mencoba bersikap tenang hingga lift mengantarkan ke lantai yg kutuju.
Sesampainya di meja aku langsung menyalakan komputer dan membuka email karena tadi hp ku offline.
1 email belum terbaca dari Rio.

"Assalamu'alaykum ukh, afwan ana hanya ingin mengabarkan alhamdulillah Ibu ana mendapat kesan yang baik tentang anti di pertemuan yang lalu.  Namun beliau menginginkan untuk bisa bertemu lagi dengan anti. Saya sudah bilang bahwa anti sibuk tapi ibu ana nampaknya bersikeras ingin bertemu lagi katanya ingin mengenalkan anti dengan Ayah dan keluarga yang lain. Afwan ana hanya menyampaikan keinginan ibu ana. Jika anti keberatan tidak apa-apa. Oh iya afwan untuk menghindari fitnah sebaiknya ana segera mengkhitbah anti sebelum ana pulang ke Indonesia sebab ana baru bisa pulang sekitar 3-4 bulan lagi. Ana ingin selama menunggu waktu pulang, posisi anti sudah dikhitbah dan proses ini tidak berlangsung terlalu lama. Kalau anti setuju 2 minggu lagi ana akan mengkhitbah. Tapi keberatan kah anti jika proses khitbah tanpa kehadiran ana?  Ana mohon tanggapannya. Wassalamu'alaykum
.
What?! khitbah?! 2 minggu lagi?? Tanpa kehadirannya? Emang boleh? Kok rasanya aneh ya? Aku bertanya-tanya sendiri. Tapi kalau nunggu dia pulang, paling lama 4 bulan lagi. Berarti selama 4 bulan itu posisiku masih ga jelas. Duh, pasti godaannya berat nih apalagi Rasyid sekarang satu kantor denganku. Oh Nooo kenapa Rasyid lagi yang ada difikiranku!!?!
"Ya Allah.. harus kujawab gimana email ini??? Hiks" Gumamku sambil menundukkan kepala di atas kedua lenganku
.
Bersambung....

Cerita ini sudah terbit. Untuk pemesanan bisa menghubungi 085715879803. Terima Kasih :)

Jodohku (Sudah Terbit!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang