Bingung

757 25 0
                                    

#JODOHKU Part 8
#jodohkupart8

"Hey Sa, kok bengong?! Tumben gak langsung pulang?" Ujar Rida membuyarkan lamunanku
"Eh gak apa-apa kok lagi bingung aja"
"Ah kamu mah bingung mulu! Ada apa sih sini cerita! Kali aja aku bisa kasih saran biar kamu ga bingung."
"Hmm Ga ada apa-apa kok, udah ah ayo pulang!" kataku sambil memakai tas.
.
Sepanjang perjalanan pulang, aku masih memikirkan telepon dari ibu Rio tadi. Sebenarnya ada apa sih? Aku penasaran,  Akhirnya kuputuskan untuk bertanya langsung pada Rio via email :

"Assalamu'alaykum akhi maaf, tadi ibu antum telepon dan bertanya apakah ana meminta cepat dilamar. Dari nada bicaranya ana menangkap beliau kaget antum mau melamar dalam waktu dekat. Jujur ana jadi bertanya-tanya kenapa jadi begitu. Mungkin antum tahu jawabannya?"
Wassalamu'alaykum

"Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu"

Sayup-sayup kudengar lagu Afghan mengisi heningnya bus transjakarta, menambah kegalauanku sore ini. Tak terasa mataku basah mendengar lirik dan nadanya yang menyayat hati. Ah aku terbawa suasana. Ingatanku pun lagi-lagi melesat ke beberapa tahun yang lalu.

*****
Suasana kampus masih sepi ketika aku termenung di kelas mengingat kebersamaanku dengan Rasyid tadi malam. Bayangannya masih saja berkelebat di fikiranku hingga membuatku merasa begitu bersemangat dan berbunga-bunga.

"Hey, kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" Tanya Hani mengagetkanku.
"Eh kamu Han.. Gak apa-apa kok" Jawabku singkat
"Hmm gitu yaa lagi seneng gak mau bagi-bagi"
"Bukan gitu han."
"Ah yaudahlah kalau ga mau cerita" Hani merajuk lalu beranjak pergi meninggalkanku
"Ini karena Rasyid Han" kataku pelan

Hanipun menghentikan langkahnya,

"Kamu ketemu Rasyid?"
.
Akhirnya kuceritakan semua yang terjadi semalam pada Hani.

"Astaghfirullah.. jadi semalam kamu boncengan sama Rasyid? Hani terkejut, matanya terbelalak
"Iya, tapi kan keadaan darurat Han" kataku membela diri
"Tapi kamu senang kan? Hmm...Kalau memang darurat harusnya kamu sedih dan menyesal. Kok sekarang malah senyum-senyum? aku kecewa sama kamu sa!"
"Kok kamu gitu sih Han? Kamu kan tahu, itu bukan kemauanku. Saat itu aku benar-benar ga punya pilihan selain ikut Rasyid. Aku juga gak tahu Han kenapa aku bisa senang begini."
"Terserah deh Sa, Aku cuma ingetin kamu ya target Setan itu menjerumuskan manusia ke dalam maksiat. Dia pintar membujuk dengan halus dan perlahan. Mungkin semalam cuma boncengan besok lusa jangan-jangan pegangan tangan, lalu pelukan terus ciuman. Who knows kan??."
"Astaghfirullah Hani.. Kamu kok tega berfikir begitu!" kataku kesal sambil berbalik menjauhinya
.
Entah kenapa omongan Hani kali ini kurasa sangat menusuk. Aku kesal kenapa Hani seperti menghakimiku dan gak ngertiin aku!! Akupun perang dingin dengannya.

----

Sudah dua hari aku tak bertegur sapa dengan Hani. Aku merasa tak tenang karena setahuku tak boleh mendiamkan teman lebih dari tiga hari. Aku Ingin sih menegur duluan tapi hatiku masih kesal. Lagipula dia yang membuatku marah harusnya dia yang lebih dulu yang minta maaf, egoku berkata.

Aku putuskan telepon Reni untuk meminta pendapatnya. Semuanya kuceritakan padanya tanpa terkecuali. Renipun dengan sabar mendengarkan.
"Ooh jadi teh begitu ceritanya.." ujar Reni saat aku selesai cerita
"Iya Ren.. Kamu juga kecewa ya Ren sama aku?"
"Aku lebih kecewa pada diriku sendiri Sa"
"Loh kenapa?"
"Karena aku ga ada saat kamu butuh pertolongan"
"Ya Allah Ren.. aku jadi terharu"

Kami terdiam sesaat.

"Terus gimana menurutmu Ren?
"Kamu yakin mau dengar pendapatku, gak akan marah??"
"Gak Ren, aku butuh nasehatmu"
"Nasehat apaan sih.. aku aja masih belum bener"
"Ya pokoknya gitu deh.. Gimana menurutmu?

"Menurutku kuncinya ada pada pelanggaran pertama yang kamu lakukan yaitu kamu pulang larut malam. Sekali kamu melanggar aturan maka akan mudah bagi setan untuk menjerumuskan ke pelanggaran berikutnya. Soal berboncengan dengan Rasyid itu jelas salah, kan kamu tahu bahwa ketika lelaki dan perempuan non mahrom berduaan yang ketiganya adalah setan. Apalagi berduaannya malam-malam dan gak berjarak pula. Pasti setannya teh lebih banyak."
"Iya ren aku menyesal, taubat deh! ga akan pulang malam lagi. Aku juga sekarang mulai menjauh dari Rasyid. Nomer hapenya udah kuhapus soalnya takut tergoda menghubungi lagi ren."
"Ya bagus kalau gitu"
"Terus soal Hani gimana?"
"Menurutku Hani benar, setan memang pintar membujuk rayu manusia. Dia bilang begitu karena dia sayang kamu Sa.. Dia hanya takut kamu melakukan maksiat lebih jauh lagi."
"Hmm gitu yaa? Terus sekarang aku harus gimana ke Hani?"
"Yaudah kamu tegur duluan aja."
"Tapi Ren aku masih kesel."
"Sa, Kita ingin mendapat ampunan Allah, ingin dimaafkan oleh Allah tapi kenapa kita sendiri begitu sulit memaafkan kesalahan orang lain??"

Deg! Kata-kata Reni membuatku skak mat.

"Okedeh Ren nanti akan kutemui Hani, makasih ya Ren nasehatnya. Wassalamu'alaykum."
"Sama-sama sa, wa'alaykumussalam"

Telponpun berakhir, aku segera mencari Hani untuk berbaikan dengannya.

---

Di lain hari aku pernah curhat dengan Reni,

"Ren, aku tersiksa nahan perasaan kaya gini. Kenapa sih mesti ada jatuh cinta kalau ini menyiksa? Pacaran dosa, tapi menikahpun belum mampu" tanyaku sedih

"Itulah ujian Sa. Apakah kamu mengira akan dibiarkan mengaku beriman sedangkan kamu belum diuji? Mau lulus SMA aja ada ujiannya apalagi keimanan. Memang berat Sa, Maka nya ganjarannya syurga. Kalau ganjarannya permen kaki mah mungkin gak akan seberat ini hehe"

"Semua manusia teh diuji, dan ujiannya beda-beda. Kamu saat ini diuji dengan hadirnya perasan itu. Perasaan cinta ga salah, kita udah di kasih akal sama Allah tinggal kita yang memutuskan, mau kita apakan si perasaan itu. Kalau kita tahan sampai waktunya tiba maka kita akan menjadi wanita mulia dan Allah akan cinta kita. Insya allah kita termasuk golongan orang yang beruntung."

****

Aku tersenyum mengingat masa lalu itu. Ah..Sungguh indah jika kita bersahabat karena Allah, yang saling menasehati agar tak termasuk golongan manusia yang merugi. Ya Rabb semoga kelak kami berkumpul di syurgaMu..
.
Tak terasa bus yang kutumpangi telah sampai di halte yang kutuju. Akupun turun dan melanjutkan perjalanan ke rumah dengan berjalan kaki.
.
Sesampainya di rumah kulihat ponselku, ternyata sudah ada email balasan dari Rio! Segera kubuka email tersebut, kulihat sekilas isinya lumayan panjang. Akupun membacanya dengan seksama.

"Assalamu'alaykum ukhty,
Ana minta maaf atas telepon ibu ana ke anti tadi sore. Ada sedikit kesalahpahaman diantara kami. Beliau mengira ana akan melamar dan menikah setelah ana lulus kuliah. Jadi beliau agak kaget ketika ana bilang ingin melamar dua minggu lagi dan menikah ketika liburan kuliah nanti.
Beliau juga mendapat masukan dan komentar dari teman dan saudara-saudara yang masih awam tentang proses taaruf ini sehingga ada sedikit kekhawatiran darinya untuk kita. Ana fikir wajar orang tua khawatir seperti itu. Ana harap anti bisa memakluminya. Ana sudah bicarakan lagi dengan beliau. Insya allah rencana kita akan tetap berjalan. Sekali lagi mohon maaf atas kesalahpahaman yang ada.
Wassalamu'alaykum
.
Aku menghela nafas panjang setelah membaca emailnya. Jujur, aku masih belum bisa sepenuhnya memahami keadaan ini. Tiba-tiba saja ada keraguan menyelinap di dalam hatiku. Haruskah kulanjutkan proses dengannya?
.
BERSAMBUNG.....
----
💕

Jodohku (Sudah Terbit!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang