Jin keluar dari mobilnya, dia tidak lupa membawa kopernya. Jin berjalan menuju rumahnya namun langkahnya terhenti saat dia melihat ada dua orang berbadan besar yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya
"Kau Kim Seok Jin ?" tanya salah satu dari mereka
"Wae ? Mau apa kalian ?"
"Ternyata kau terlihat lebih lemah dari perkiraanku"
Mereka berdua melangkah mendekati Jin, dan Jin mundur dengan perlahan
"Aku tahu apa yang kau inginkan dariku, tapi sayang sekali, kalian tidak akan mendapatkannya"
"Kau sudah tahu bukan apa yang akan terjadi jika menentang kami ?" salah satu dari mereka mengeluarkan tongkat baseball lalu mengayunkannya tepat di kepala Jin
##
Jin membuka matanya dengan perlahan, dia terkejut saat melihat tangannya diikat diatas meja, darah juga terus mengalir dari kepalanya yang terasa sangat berdenyut
"Nugu-ya ?" Jin samar-samar melihat seorang pria berdiri di hadapannya dengan pakaian jasnya yang rapih. Cahaya di ruangan itu sangat minim sehingga dia tidak bisa memastikan ada berapa orang di ruangan itu
"Kau seharusnya sudah tahu siapa aku" pria berjas itu melangkah mendekati Jin, mata Jin membulat saat melihat Namjoon disana, dia membawa tongkat baseball yang digunakan oleh orang suruhan Namjoon untuk memukul kepalanya, bahkan bekas darah Jin masih menempel disana
"Apa yang kau inginkan dariku ? Kau juga seharusnya tahu bahwa kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan dariku"
"Kita langsung saja keintinya, dimana kau sembunyikan berkas-berkas itu ? Kau pasti menyembunyikannya di suatu tempat" Namjoon menyentuh tangan Jin dengan tongkat baseballnya
"Walaupun aku menyembunyikannya, aku tidak akan memberitahukannya padamu. Aku akan membawa rahasia ini sampai mati"
"Sampai mati ... aku anggap itu sebagai permintaanmu. Jadi sebaiknya kau katakan padaku jika tidak ingin terluka, karna aku tidak akan segan-segan melaksanakan permintaanmu itu"
"Aku menunggunya Namjoon-ssi"
Raut wajah Namjoon menggelap, dia mengayunkan tongkatnya tepat mengenai jari-jari tangan Jin, Jin meringis kesakitan saat tongkat itu menyentuh jari-jarinya
Jin mengatur nafasnya agar tidak berteriak
"Itu belum seberapa detektive Kim. Sekarang KATAKAN PADAKU !!"
"TIDAK AKAN !!"
Namjoon kembali menghujamkan pukulannya berkali-kali pada Jin. Jin hanya bisa merintih kesakitan. Jin merasa bahwa jari-jari tangannya sudah hancur sekarang, tanganya sudah tidak berbentuk lagi. Dia sudah tidak bisa merasakan jari-jarinya lagi
"Inikan yang kau inginkan detektive Kim ? Sayang sekali kau sudah menempuh pendidikan tinggi dan memecahkan berbagai macam kasus rumit. Namun pada akhirnya kau akan mati sia-sia hanya karna ingin membantu orang lemah seperti Jungkook itu"
"Sudah kukatakan padamu, aku tidak akan mengatakannya padamu ... sampai kapanpun" Jin sudah kehilangan seluruh tenaganya sekarang, rasanya seperti ingin melayang diudara
"Kau memang keras kepala detektive Kim"
"Aku akan membela seseorang yang benar, dan aku akan pastikan kau akan masuk kedalam jeruji besi kali ini"
"Haha lucu sekali" Namjoon menyeringai, "kau tidak akan bisa menuntunku kedalam panjara karna kau tidak akan bisa melakukannya, kau akan mati disini"
"Bukan aku yang akan melakukannya, sudah kupersiapkan seseorang untuk melawanmu nanti"
"Siapa ? Jungkook ? Atau mungkin Hoseok ?"
Jin sedikit terkejut saat Namjoon menyebut nama Hoseok
"Aku sudah tahu hubunganmu dengan anak itu, kau pikir aku tidak tahu ? Kalian berusaha menyembunyikannya dariku, sungguh menyedihkan. Kalian tidak akan bisa menyembunyikan sesuatu dariku"
"Hoseok adalah orang yang baik, dia sangat berbeda darimu. Yang bisa kau lakukan hanya menindas orang lemah dan menyakiti mereka. Kau memang menyedihkan. Hoseok terlalu baik untuk menjadi anakmu"
Namjoon membuang tongkatnya, dia mengeluarkan pistol dari balik jasnya. Dia mengerahkan pistolnya tepat kearah kepala Jin
"Karna Hoseok memang bukan anakku"
"Syukurlah dia tidak terlahir dari orang tua yang buruk sepertimu"
"Cukup Kim Seok Jin, akan kututup mulutmu sekarang, ucapkan kalimat terakhirmu"
"Kim Namjoon-ssi ... kau akan membusuk di penjara"
Dor
##
"Jungkook-ssi ... sekarang Taehyung sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan, belakangan ini dia sering mengeluarkan darah dari hidungnya. Dia juga sering mengeluhkan sakit pada kepala dan perutnya. Aku khawatir karna kita tidak bisa melakukan operasi padanya sekarang, kondisinya menurun drastis"
Jungkook meremas celananya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang
"Lalu ... apa yang harus kulakukan ?"
"Menunggu ... kita hanya bisa menunggu keajaiban datang padanya"
##
Jungkook duduk di taman belakang rumah sakit, dia merogoh sakunya lalu melihat ada uang 50 won disana. Itu adalah upah yang diberikan oleh Ahn daepyeo-nim untuknya
Dua baru tahu bahwa bekerja itu sangat sulit dan juga sangat melelahkan karna uang yang didapatnya sangat kecil
"Apa yang harus aku lakukan sekarang hyung ? Aku tidak ingin kehilanganmu, namun aku tidak bisa melakukan apapun untukmu. Aku memang dongsaeng yang buruk"
Jungkook melihat keatas langit, bahkan saat ini tidak ada bulan dan bintang disana. Hanya ada kegelapan
Jungkook menutup matanya, "Maafkan dongsaengmu ini hyung"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Walk Alone - TaeKook (END)
FanfictionJeon Jungkook memperjuangkan keadilan untuk kakaknya Taehyung yang mengalami kecelakaan dan menyebabkan kebutaan pada matanya Jungkook berusaha menuntut orang yang telah mencelakai kakaknya, Kim Namjoon, seorang CEO dari BigH Entertainment yang meng...