"Serahkan semua berkas-berkas itu padaku"
"Apa maksud appa ?"
Hoseok pura-pura tidak mengerahui apa yang diinginkan oleh ayahnya. Padahal dia tahu benar apa yang ayahnya inginkan
"Jangan pura-pura bodoh Hoseok-a, aku tahu detektive Kim itu memberikan semua berkas-berkas padamu, cepat serahkan padaku" Namjoon menaikkan nada bicaranya
"Detektive Kim ? Apa yang appa lakukan padanya ? Apa yang appa lakukan ? Appa menyakitinya ?"
Hoseok menegang saat ayahnya menyebutkan kata detektive Kim. Ayahnya bergerak sangat cepat tanpa sepengetahuannya
Namjoon melemparkan sebuah foto kemeja, tepat di hadapan Hoseok
"Jin ... hyung" Hoseok mengambil foto yang diberikan oleh ayahnya. Dia meremas rambutnya saat melihat foto Jin yang bersimbah darah dan tergeletak di lantai
"Andwae ... appa !! Apakah kau masih pantas aku panggil appa ? Sudah berapa nyawa yang melayang karnamu ?!! Apakah kau tidak menyadarinya ? Apakah kau anggap nyawa mereka tidak berharga ?"
Hoseok meremas foto yang diberikan ayahnya. Air mata sudah menggenang di kelopak matanya
"Terserah kau ingin memanggilku apa ... jika kau tidak ingin bernasib sama seperti Jin bodoh itu, lebih baik kau serahkan berkas-berkas itu padaku"
"Tidak akan !! Aku tidak akan pernah menyerahkan berkas-berkas itu padamu, seberapa keraspun kau mencoba untuk memaksaku. Aku tetap tidak akan menyerahkannya !!" Hoseok berdiri, begitupun dengan Namjoon
"Begitukah caramu membalas orang yang telah membesarkanmu ?!"
"Aku akan membalasnya dengan cara menjebloskanmu kedalam penjara ... itulah yang sudah aku janjikan pada Jin hyung, Jungkook, Taehyung, dan bahkan pada diriku sendiri. Appa tidak akan bisa menghentikanku"
"Kau sudah tidak sayang dengan nyawamu Hoseok-a ? Kau mengabaikan nyawamu untuk orang tidak berguna seperti Jungkook dan Taehyung ? Sebenarnya apa yang kau pikirkan !!"
"Terserah kau ingin berkata apa. Aku tidak takut padamu. Aku tidak takut dengan ancamanmu. Aku akan membalas kematian Jin hyung. Kim Namjoon-ssi ... kau lihat saja nanti"
Hoseok melenggang pergi meninggalkan Namjoon sendiri di ruangan itu. Namjoon mengepalkan tangannya dengan erat
"Aku harus mendapatkan berkas itu, apapun yang terjadi"
##
Hoseok mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Jin. Dia harus mengambil berkas-berkasnya sebelum ayahnya yang mengambilnya lebih dulu
Dia memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah Jin lalu segera masuk kedalam rumah itu
Hoseok terkejut saat melihat rumah Jin dalam keadaan berantakan. Anak buah Namjoon pasti sudah mengacak-acak rumah Jin untuk mencari dokumen yang dibutuhkannya
"Dia benar-benar keterlaluan"
Hoseok terus masuk kedalam, dia masuk kedalam kamar Jin yang juga sangat berantakan. Dia mencari-cari tombol tersembunyi untuk membuka ruang bawah tanah
Hoseok berharap Namjoon belim menemukan ruang bawah tanah itu
"Aish dimana dia menyembunyikannya ?? Di ponsel hanya tertulis kamar Ka ... kamar Ka ? Kamar kasur ? Dibawah kasur"
Hoseok melihat kebawah tempat tidur Jin, disana ada 4 buah tombol yang mirip sekali dengan tombol on off lampu
"Ini atau bukan ?"
Hoseok menekan salah satu tombol yang ada di sana. Tak lama kemudian rak buku yang ada di kamar Jin terbuka menjadi dua bagian, menampakkan tangga yang gelap menuju ruang bawah tanah
"Gotcha !!"
Hoseok segera menghampiri tangga itu lalu berdiri disana, "waah Jin hyung benar-benar hebat, dia memang detektive terhebat yang pernah kukenal" Hoseok meraba-raba dinding untuk menemukan saklar lampu
Klik
Sekarang tangga itu terang benderang, Hoseok segera melanglkahkan kakinya masuk kedalam setelah beberapa langkah, rak buku itu kembali tertutup
"Eei kaget aku !! Apakah dia selalu tertutup sendiri ? Mengagetkan" Hoseok mengusap dadanya yang berdebar karna pintu yang tertutup sendiri
Hoseok melanjutkan langkahnya menuruni tangga itu, tiba di ujung tangga ada sebuah pintu besi yang di sisi kanan pintu itu terdapat kotak password
"Ah aku sudah sampai"
Hoseok menekan 8 digit sandi lalu pintu itu terbuka, menampakkan sebuah ruangan yang hanya berisi sebuah meja besar dan kursi serta sebuah brangkas yang besar
"Dia yang membuat ini sendiri ? Hebat sekali" Hoseok menyusuri ruangan itu, sangat rapih dan bersih
Hoseok terus menyusuri ruangan itu sampai dia tiba di depan brangkas berisi dokumen-dokumen milik ayahnya
Dia menyentuh brangkas itu
"Aku menyayangi appa, aku sangat menyayangi appa. Jika kau bertanya apakah aku menyayangimu atau tidak, tentu saja aku sayang ... tapi appa sudah keterlaluan dan aku tidak akan tinggal diam. Mianhae appa"
##
Jungkook duduk diam di luar kamar Taehyung, dia tidak sanggup melihat wajah Taehyung, dia benar-benar merasa bersalah padanya
Setelah perdebatannya dengan Jungkook, Taehyung tidak sadarkan diri dan kondisinya semakin memburuk
"Semua ini salah Namjoon"
Jungkook mengepalkan tangannya, dia sangat membenci Namjoon namun dia tidak bisa melakukan apapun. Ditambah lagi Hoseok dan Jin belum memberikan kabar padanya, ini semakin membuatnya frustasi
Drrrt
Drrt
Jungkook melihat ponselnya, ada sebuah pesan masuk dari Hoseok
'Temui aku dipengadilan besok pagi jam 8, jangan sampai telat. Aku sudah melaporkan kasus ini pada kepolisian dan malam ini polisi akan pergi kerumah ayahku untuk meringkusnya. Berdoalah semoga kita berhasil'
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Walk Alone - TaeKook (END)
FanfictionJeon Jungkook memperjuangkan keadilan untuk kakaknya Taehyung yang mengalami kecelakaan dan menyebabkan kebutaan pada matanya Jungkook berusaha menuntut orang yang telah mencelakai kakaknya, Kim Namjoon, seorang CEO dari BigH Entertainment yang meng...