2

1.2K 172 28
                                    

Tae Pyeong hanya bisa terpaku melihat orang-orang suruhan Byung Hun menghancurkan beberapa barang-barang yang ada di rumahnya. Laki-laki itu bahkan tidak sanggup melakukan apapun untuk mencegahnya karena tubuhnya yang memang sudah mulai rapuh. Dia menoleh menatap Byung Hyun yang berdiri diam di sampingnya dengan wajah dingin.

“Aku minta jangan lakukan semua ini Byung Hun, bukankah kita bisa membicarakan ini semua secara baik-baik?”

“Aku sudah memberimu waktu untuk berbicara dengan Shin Hye, tapi sepertinya kau menganggap permintaanku itu tidak sungguh-sungguh Tae Pyeong. Aku sungguh kecewa padamu,” kata Byung Hun dingin. “Sepertinya memang harus aku yang turun tangan untuk meyakinkan wanita itu agar semua bisa segera selesai.”

“Tolong berikan aku waktu lagi Byung Hun,” pinta Tae Pyeong. “Ini tidaklah mudah bagiku. Kau tahu meminta Shin Hye menikah adalah sesuatu yang tidak mudah bagiku terlebih karena...”

“Karena anakku seperti itu?” tatap Byung Hun tajam. “Apa kau lupa kenapa dia bisa seperti itu? Itu semua karena anakmu karena itu dia harus melakukan apa yang aku inginkan.”

“Tapi Shin  Hye tidak tahu semua ini. Dia tidak mengenal...”

“Jangan banyak bicara Tae Pyeong,” geram Byung Hun marah. “Kau menyayangi anakmu bukan? Aku juga menyayangi anakku. Jadi biarkan aku melakukannya dengan caraku sendiri. Bagaimana pun juga Shin Hye harus bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukannya.”

Tae Pyeong mendesah putus asa. Memang sudah sering Byung Hun memberinya penjelasan atas apa yang sebenarnya telah terjadi. Tapi dia benar-benar tidak sanggup untuk meminta Shin Hye menikah dengan laki-laki yang tidak di kenalnya. Tae Pyeong tahu saat ini Shin Hye tengah mengejar impiannya dan akan sangat tidak bijak baginya untuk menghancurkan impian anak semata wayang yang dimilikinya.

“Lemparkan dia ke jalanan,” perintah Byung Hun dingin.

Tanpa bisa berbuat apa-apa Tae Pyeong hanya pasrah ketika dua bodygourd Byung Hun mengangkatnya dan melemparkannya tepat di depan pintu rumahnya. Rasa sakit yang dirasakannya, tidaklah lebih sakit dari perasaan bimbang yang kini mengganggunya. Tae Pyeong mengerti perasaan Byung Hyun tapi lagi-lagi dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk memujudkan keinginan Byung Hun tersebut.

***

Shin Hye menghentikan langkahnya ketika dia melihat pemandangan di depannya. Kegembiraan yang sebelumnya dirasakannya seketika hancur tak bersisa melihat keadaan ayahnya. Tanpa pikir panjang dia berlari menghampiri ayahnya yang sudah terduduk lemah di depan pintu rumah.

“Hentikan!! Apa yang kalian lakukan pada ayahku? Singkirkan tangan kalian dari tubuh ayahku!” teriaknya. Shin Hye menepis tangan laki-laki yang hendak menyentuh tubuh Tae Pyeong. Berurai air mata Shin Hye memeluk tubuh rapuh Tae Pyeong, melindunginya dari dua laaki-laki yang sebelumnya melemparkan ayahnya.

“Lepaskan dia!!” perintah Byung Hun yang berdiri di depan pintu. Laki-laki itu menatap Shin Hye tajam. Tidak ada lagi senyum di wajahnya membuat Shin Hye ketakutan karenanya.

“Mau apa lagi kau kemari? Apa kau belum puas dengan apa yang telah kau lakukan pada ayahku waktu itu?”
Byung Hun tersenyum sinis, dengan santai dia berjalan menghampiri Shin Hye dan Tae Pyeong.

“Aku datang kemari untuk mengambil apa yang seharusnya ayahmu berikan padaku. Ayahmu sudah meminjam uang padaku dan dia tidak sanggup membayarnya. Aku rasa sepuluh tahun bukan waktu yang pendek untuk ayahmu membayar hutang-hutangnya padaku. Aku sudah sangat bersabar selama ini, tapi sepertinya ayahmu semakin merasa terlena dan melupakan kewajibannya padaku. Kau tahu…” tatapan Byung Hun berpindah pada Tae Pyeong yang terlihat tidak berdaya. “Seorang laki-laki sejati harus menepati janjinya tidak perduli apa pun yang terjadi, bukankah begitu Shin Hye sayang?” kata Byung Hun sombong.

✔(Repost) Trapped in You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang