TUM MEREE HO
(KAU MILIKKU)
.
.
.
.
SALAM DARI AUTHOR
BUDAYAKAN JANAGAN JADI PEMBACA GELAP!!!
TINGGALKAN KOMEN LIKE AND SHARE!!!Sanskar segera menghentikan mobilnya dan keluar.
Beberapa orang sudah berkerumun disekitar tempat kejadia kecelakaan. Lampu kamera menyala tepat dikerumunan itu, ada yg meliputnya secara live atau sekedar difoto saja.
" inspektur tolong minta media untuk menjauh " cakap Sanskar pada inspektur yg bertugas sembari memasang garis polisi.
" aku tidak ingin membatasi tugas mereka tuan. Apa dia kerabatmu?" Tanya Inspektur.
" dia adalah kakak dari kekasihku " cakap Sanskar, lalu Ambulance datang dan membawa Teja kedalamnya.
Sanskar dengan cepat mengambil ponsel dari sakunya dan ikut ambulance kerumah sakit.
" Deepak, tolong bawa mobilku. Aku sedang dalam keadaan darurat saat ini " cakap Sanskar pada temannya yg masih berada dalam kedai ice cream perempatan kota tadi.
Kini Sanskar duduk disebelah Teja yg sejak saat ini langsung diberikan perawatan medis.
Sanskar berfikir untuk menelfon Swara." Swara, kak Teja kecelakaan. Sekarang kami menuju rumah sakit kota "
" apa?? Dimana? Bagaimana keadaannya? "Swara benar2 panik dan ia tahu ini yg akan terjadi.
" dia kehilangan banyak darah. Kau cepat kesini ya !" Cakap Sanskar menutup telefonnya
Swara langsung berlari turun daru kamarnya dan berteriak memanggil semua orang yg ada dirumah.
Waktu menujukkan pukul 12:00
" ada apa Swara, kenapa berteriak?" Tanya Sarmista
" ibu kakak mengalami kecelakaan " cakap Swara dengan mata berkaca kaca.
" apa " Sarmista merasa terkejut.
" aku tahu ini akan terjadi. Tapi dia tidak tahu. Kalau sampai terjadi sesuatu dengan kakak aku akan...." Swara melirik kearah ayahnya dengan tatapan yg tajam lalu ia segera pergi, semuanya menyusuli Swara dan menuju rumah sakit kota.
#skip.
Teja kini dibawa keruang ICU, darah tak berhenti bercucuran dari kakinya.
Sanskar yg tadi membopong Teja untuk dipindahkan keruangan membuat bajunya juga berlumuran darah.
Lampu penanganan sudah menyala dan Sanskar kini berada diluar ruangan menunggu Swara dan keluarganya.
Didalam ruangan Dokter sedang berupaya semampunya untuk menyelamatkan Teja, karena sekarang Teja berada antara hidup dan mati saat ini. Ia banyak kehilangan darah dan detak jantungnya semakin tak beraturan.
Musik sedih bermain sebagai latar belakang
🎶🎶Aye Mere Humsafar, Ek Zara Intezaar
-O rekan hidupku, penantian sudah hampir berakhir
Sun Sadaayein, De Rahi Hai, Manzil Pyaar Ki
-Dengar, tujuan cinta memanggil kita
Aye Mere Humsafar, Ek Zara Intezaar
-O rekan hidupku, penantian sudah hampir berakhir
Sun Sadaayein, De Rahi Hai, Manzil Pyaar Ki
-Dengar, tujuan cinta memanggil kita
Jisko Duaaon Mein Maanga, Tu Hai Wahi Rehnuma
-Yang aku minta dalam doa, dirimu lah sang pemanduku
Tere Bina Mushqil Hai, Ek Bhi Kadam Chalna
-Sangat sulit untuk berjalan bahkan satu langkah tanpamu
Jisko Duaaon Mein Maanga, Tu Hai Wahi Rehnuma
-Yang aku minta dalam doa, dirimu lah sang pemanduku
Tere Bina Mushqil Hai, Ek Bhi Kadam Chalna
-Sangat sulit untuk berjalan bahkan satu langkah tanpamu
Bin Tere Kahaan Hai, Manzil Pyaar Ki
Tanpamu, tidak ada tujuan cinta untukku
Aye Mere Humsafar, Ek Zara Intezaar
-O rekan hidupku, penantian sudah hampir berakhir
Sun Sadaayein, De Rahi Hai, Manzil Pyaar Ki
-Dengar, tujuan cinta memanggil kita
Na Hum Bewafaa Hain, Na Pyaar Hai Kam Darmiyaan
-Baik aku tidak setia maupun tidak ada sedikit cinta di antara kita
Par Apni Taqdeerein, Hain Bilkul Hai Judaa
-Hanya saja takdir kita benar-benar berbeda
Na Hum Bewafaa Hain, Na Pyaar Hai Kam Darmiyaan
-Baik aku tidak setia maupun tidak ada sedikit cinta di antara kita
Par Apni Taqdeerein, Hain Bilkul Hai Judaa
-Hanya saja takdir kita benar-benar berbeda
Phir Kaise Milegi, Manzil Pyaar Ki
-Bagaimana kita bisa mencapai tujuan cinta itu?
Aye Mere Humsafar, Ek Zara Intezaar
-O rekan hidupku, penantian sudah hampir berakhir
Sun Sadaayein, De Rahi Hai, Manzil Pyaar Ki
-Dengar, tujuan cinta memanggil kita🎶🎶🎶Namish kini juga sedang menuju rumah sakit setelah Swara memberitahunya tadi. Salah besar jika Namish takut pada ayahnya Teja. Berulang kali Namish ingin menemui ayahnya, Teja selalu bersikeras melarangnya dan mau tidak mau Namish harus menurutinya.
#skip
Swara dan keluarganya sampai dirumah sakit.
Swara terkejut melihat Sanskar penuh dengan noda darah dibajunya." apa yg terjadi kakak kenapa?" Tanya Swara sembari menyentuh noda darah itu.
" aku sempat mengikutinya, tapi mobilnya melaju dengan cepat tanpa arah dan akhirnya menabrak sebuah pohon. Dia sempat minum minum tadi itulah sebabnya dia kehilangan kontrol " jelas Sanskar.
Swara menangis menatap Teja dari balik lubang kaca kecil itu.
Sedangkan ibu dan neneknya terduduk lemas dikursi tunggu ruangan.
" kau sudah puas?? Lihatlah sekarang yg terjadi !!" Cakap Sarmista pada suaminya itu.
Kehadiran Namish yg tiba tiba mengejutkan semua orang disana terutama ayahnya Teja.
" kak Namish " Swara memeluk Namish dan menangis.
" tidak akan terjadi apa apa " Namish membelai rambut Swara menenangkannya.
Sarmista dan nenek yg belum pernah bertemu dengan Namish merasa sedikit bingung. Namun mereka tahu ini adalah Namish yg dicintai Teja.
" untuk apa kau kemari ?" Tanya Ayahnya Teja dengan sorotan mata yg menakutkan
" bertemu putrimu " jawab Namish.
" kami semua sudah ada disini lalu untuk apa kau kesini? "
" Teja membutuhkanku "
" apa yg dia butuhkan dari mu? Kami slalu siap untuknya jadi pergilah "
" dengar tuan aku menghormatimu karna kau lebih tua dariku dan kau juga ayahnya Teja. Tapi kali ini saja singkirkan harga diri yg selalu menjadi duri dari masalah ini "
" apa aku harus meminta petugas untuk mengusirmu ??"
" apa yg kah mau? Aku memberikan mobil, rumah mewah? Aku memang tak bisa memberikan semua itu. Tapi aku punya cinta dan itu tulus. " cakap Namish tak kalah penuh emosi karna ia tahu didalam Teja sedang berjuang untuk hidup.
" berhenti!!!" Teriak Sarmista
##bersambung
Akankah Namish diberikan ijin untuk menemui Teja??
Kita simak di next part ya!!
Heh he kalau masih ada yg minat sih
KAMU SEDANG MEMBACA
Tum meree ho
RomancePria sejati itu ada didunia ini, walau jumlahnya sangat minim atau kalian menganggapnya tidak ada. Tapi pria sejati itu pasti ada. Dan Aku sangat beruntung mendapatkannya, selalu bersamaku dalam kondisiku. Tidak pernah meninggalkanku.