Chapter 12##

278 13 0
                                    

Swara tiba dirumah dan tiba tiba berteriak memanggil ayahnya

" ayah....!! Ayah!!....ayah..." teriak Swara.

" kenapa kau berteriak Swara? " tanya nenek dan ibunya bersamaan.

" ibu dan nenek kompak sekali, ehmn dimana ayah, ibu? Kenapa tiba tiba menyetujui lamarannya? Ayah tidak meminta persetujuanku dulu? Memangnya yg mau menikah itu aku atau ayah, bu? " protes Swara.

" ayahmu bilang semalam kau sudah setuju " cakap Sarmista

" semalam apa ibu? Kapan? Aku bahkan tidak pernah mengatakan apapun pada Ayah, kapan aku bicara dengan ayah? Kak Teja pun tahu semalam aku bersamanya, tanya saja pada kakak ibu!!"

" kenapa bawa bawa aku Swara" cakap Teja.

" lalu apa masalahnya jika Ayahmu setuju, bukankah itu bagus? Kau dan Sanskar saling mencintai kan? Dan pasti kalian akan menikah kan, mengapa tidak sekarang " cakap Sarmista

" ibu, aku akan mengatakannya padamu. AKU AKAN MENIKAH JIKA KAK TEJA DAN KAK NAMISH JUGA MENIKAH!!" cakap Swara.

" kau ini bicara apa?"

" kenapa ibu? Jika ayah bisa membuat keputusannya sendiri mengapa aku tidak? Kalau Ayah keras kepala maka aku akan jauh lebih keras kepala " cakap Swara sembari tersenyum.

" baiklah kak Namish ayo keluarkan barang barang yg kita beli tadi dan menghias rumah ini" Swara meninggalkan Ibu dan neneknya yg masih diam memaku ditempat dan pergi menghampiri Teja dan Namish.

" dasar!! Kenapa berbicara seperti itu pada ibu" cakap Teja mencubit lengan Swara.

" auu kakak..sakit.. lihat!!" Swara menuntun mata Teja untuk melihat Ayahnya yg sedang berdiri ditangga atas.

" apa?" Tanya Teja tak mengerti

" bagaimana kak aktingku? " Swara mengedipkan matanya kearah Namish

" kau lebih cocok menjadi Aktris dari pada dokter Swara" celetuk Namish

" apakah sudah seperti Deepika Padukone? Atau Priyanka Copra? Atau si hot Sunny Leone " tanya Swara

" hebatt!! Seperti Anuska Sharma. Dia aktris favoritku " Namish memberi tepukan tangan.

" sudah sudah!! Hentikan berkhayalnya. Jadilah Dokter yg baik dulu Swara! Atau semua pasienmu akan lari. Menjadi Deepika, Priyanka, Anuska. Mereka lebih hebat darimu " cakap Teja.

" kakak iri saja padaku, tapi penyanyi terbaik di India barulah kakakku tersayang Teja Gadodia. Bukan Tulsi Kumar, si sexy Neha kakar atau si lembut Shreya Goshal. Hanya ada kakakku sayang " Swara memeluk Teja dan menciumnya.

Kemudian mereka kembali kekamar Teja.

" hallo Sanskar " cakap Swara setelah menerima telepon dari Sanskar

" aku sudah mengatakan kita akan bertemu hari ini kan?"

" tdk usah. Aku sudah mengerti semuanya. "

" apa yg kau mengerti? Apa kau bisa membaca pikiranku?"

" hmmm..."

" tahu? Coba katakan apa yg aku pikirkan "

" kau melamarku dan Ayah langsung setuju. Jika aku berpura pura menolak maka Ayah akan malu dan reputasi berkelasnya itu akak hancur. Aku rasa Ayah tidak akan membiarkan itu. Maka dari itu ayah akan memaksaku dan aku akan mau dengan satu syarat. Yaitu Ayah juga menyetujui pernikahan kak Teja dgn kak Namish lalu kita menikah bersama. Kita bisa menikah dan kau dapat menyelesaikan tantanganmu sekaligus mewujudkan mimpiku " jelas Swara.

" bagimana kekasihku ini bisa menjadi sangat jenius..wow Swara kau hebat !"

" tentu, aku memang yg terhebat "

" besok malam pestanya? Nanti malam aku datang kerumahmu" Sanskar tiba tiba memutuskan teleponnya.

" o hoo begitu!! Dasar kalian ini " Teja menangkap basah Perbincangan Swara dan Sanskar.

" kakak ini demi kebaikan " Swara tersenyuk kearah Teja.

" kebaikan apa?"

" Swara benar " cakap Namish

" kalian bekerja sama.? Tidak memberi tahuku. Apa kalian tdk perlu melibatkan aku dalam hal ini" Teja memasang wajah cemberut.

" tentu saja bagaimana mungkin rencama ini akan berhasil tanpamu kak" Swara mendekati Teja.

" aku rasa kau dan Namish dikehidupan sebelumnya adalah sepasang kakak adik. Kalian langsung begitu akrab " cakap Teja.

" mungkin saja kak, sudah sudah!! Aku akan pergi dulu menemui ayah. Dan ya, kak Namish kau mulai saja meniup balonnya nanti aku akan kembali dan membantumu " Swara bergegas menuju ruangan Kerja Ayahnya

" semoga berhasil Anuska Ku" cakap Namish memberi dukungan pada Swara.

" jangan seperti itu atau nanti dia akan lebih berambisi jadi aktris dari pada Dokter " cakap Teja diiringi tawa kecilnya

#skipp.

" apa yg ayah lakukan? Menyetujui lamarannya tanpa bertanya dulu padaku? Apa itu tdk perlu? Apakah ayah tdk ingin tahu bagaimana perasaanku? Apakah aku senang atau tidak? Yg mau menikah itu aku atau ayah? "  setidaknya 6 pertanyaan itu dilontarkan sebagi menu pembuka untuk sang ayah.

" ayah melakukan apa yg ayah anggap baik, ayah menginginkanmu bahagia. Apa ayah akan menjualmu? Ayah hanya akan menikahkanmu. Itupun dgn orang yg kau cintai juga lalu apa salahnya "

" tenti salah ayah, selalu ayah bilang begitu. Semua untuk kebaikanmu Swara. Selama ini aku sudah menurut kan pada ayah. Swara kau harus kuliah disini? Ok aku menurut. Swara kau harus ini kau harus itu, aku menurut. Swara kau tdk boleh melakukan ini, itu aku diam dan menurut begitu saja seperti anjing setia yg menurut pd majikannya. Tapi ini bukan ttg semua itu ayah, ini tentang HIDUPKU. Apa ayah tdk perlu untuk tahu bagaimana yg kurasakan?"

" lalu apa ayah harus membatalkannya?"

" jika memang harus kenapa? Salah siapa Ayah menyetujuinya begitu saja? Pernikahan bukan main main ayah. Kalau Swara tdk siap menghadapi kehidupan rumah tangga bagaimana? Katakan? "

" buang sifat kekanakanmu itu, dan seperti sebelumnya kau juga harus menurut "

" ayah ini kenapa selalu saja menghakimi kehidupanku? Aku tahu kalau ayah adalah ayah Swara. Tapi Swara jg pnya kemauan sendiri ayah. Bukan selalu atas kehendak ayah "

" kau mau mempermalukan ayah didepan keluarga Dahiya? "

" lagi lagi bicara soal harga diri. Aku sudah sangat muak. Pokoknya Swara belum mau menikah. Atau Swara mau dg satu syarat. Bersama aku dan Sanskar kakak dan kak Namish juga akan menikah. Atau kalau ayah tdk setuju, biar saja ayah tdk akan melihat kami berdua menikah " Swara acuh dan pergi dari ruangan itu.

" kau sangat pandai berakting Swara, oh kasihan ayahku. Maaf ayah aku harus bicara kasar padamu. Itu karna kau memiliki dinding ego yg sangat keras dan aku harua menghancurkannya kan?:" cakap Swara sembari menuruni anak tangga itu.

##bersambung

Tum meree hoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang