Untukmu yang melihat mentari terbenam sebelum terbit,
Menengadah karena pasrah,
Bersujud karena papa dan lara
Masa depan tidak direnggut darimu
Hanya bersembunyi dibalik retorika semesta yang malu-malu
Dibuatnya kita sengaja agar tidak tahu
Agar kelak kita menerima syukur seperti rindu
(Untukmu yang merasa semesta seperti membencimu. Bogor, 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
24 "Sekumpulan Hidup yang difrasakan"
PoetryPada 24 yang sama, dan 86400 yang berbeda Sebuah penggalan-penggalan diari hidup yang mempresentasikan proses menjadi dewasa. Berisikan impian, patah hati, rindu, pelajaran, dan apapun yang terlintas di kehidupan. Tulisan ini juga merupakan pr...