25a

3.4K 394 49
                                    

Wonwoo bergegas memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah besar itu.






Tak sabaran ia membuka pintu yang tidak terkunci, Wonwoo berharap jika ada Nara di rumah itu.






"Nara! Kau dimana!?"

Suara berat Wonwoo menggema di dalam ruangan besar rumah mewah itu.



Hanya kesunyian yang ada.


Wonwoo mulai mencari ke dapur, bisa saja sang istri, ralat--- mantan istrinya sedang memasak dan tak mendengar kedatangan nya di sana.

"Eo? Wonwoo? Cepatlah kemari kita makan bersama, aku sudah memasak makanan kesukaan mu hari ini!"















Nara biasanya berkutat dengan spatula dan apron biru yang melekat di badan nya.













"Ku buat dengan sepenuh hati dan dengan bumbu cinta dan kasih sayang di dalamnya, ku harap kau suka! Hehehe"

Senyum cerah wanita itu kembali melintas di ingatan Wonwoo.














Namun nyatanya, tak ada tanda- tanda kehidupan di sana.

Barang-barang peralatan dapur pun rapi, bersih seolah tak di sentuh sama sekali.

Selanjutnya kaki panjang wonwoo melangkah ke beberapa ruangan lain nya, mungkin saja Nara sedang menyibukkan diri mengatur ulang tata letak perabot rumah.














"Wonwoo-yaaa di mana kau sembunyikan vacum cleaner ku eohh???"














Wonwoo rindu dengan panggilan dari Nara saat wanita itu mengomelinya.
















"Aish kau ini, sudah ku bilang kan kalau habis memakai barang-barang dari gudang itu kembalikan lagi ke tempatnya! Nanti hilang gimana???"

Belum lagi saat wanita itu mengomel tanpa jeda, wajahnya yang merah padam adalah hal paling menggemaskan, salah satu daya tarik seorang Nara.









Nara seringkali berkeliaran kesana kemari di dalam rumah, hanya untuk mengurusi perabotan nya. Seperti yang biasa nya wanita itu lakukan.














Namun kali ini, tetap saja tak ada tanda keberadaan Nara di sana.

Semua pintu ruangan telah terbuka, semuanya sudah di masuki Wonwoo.










Pusing mendera kepala pria itu, langkah gontainya menuju ruang terakhir. Ia putus asa.


Di situ Wonwoo berharap besar, semoga Nara ada di kamar utama.















Kamar mereka berdua, setengah ragu dan setengahnya yakin wonwoo melangkah ke sana.

Wonwoo meraih knop pintu dan memutarnya.

Dan...


















"Wonwoo, kau sudah pulang?"


















Senyuman hangat dan tulus itu menyambut kedatangan nya.








"Nara" bibir Wonwoo gemetar saat menyebutkan nama itu.

Wonwoo berjalan perlahan masuk, senyum haru merekah di bibir lelaki itu. Ia tak mampu berucap apa-apa lagi, namun---












Sedetik setelahnya Wonwoo sadar.


Kalau itu hanya halusinasinya.




Senyuman nya pun hilang seketika, langkah nya memberat saat ia sampai di samping ranjangnya.

Wonwoo menatap nanar ke sekeliling, terdiam seperti orang bodoh di sana.

Kamar itu kosong tak berpenghuni, hanya kamar itu satu-satu nya harapan terakhir Wonwoo.

Dan harapan terakhir nya pupus sudah.






Tak pernah ada yang melihat Wonwoo selemah ini, tapi percayalah...

Kalau saat ini dia sedang menangis.

"Maafkan aku Nara, kumohon kembali lah!!! KIM NARA AKU MEMBUTUHKAN MU... ARRGHH"

Prankk!!

Cermin rias yang tak salah apa apa menjadi korban, di mana Wonwoo barusan melampiaskan rasa kesal terhadap dirinya sendiri dengan cara meninju apa saja yang ada di dekatnya.


Darah mengalir di jemarinya yang terluka karena pecahan kaca cermin tadi, wonwoo tak memperdulikan rasa sakitnya.

Rasa kehilangan yang ada di hatinya jauh lebih menyiksa, seribu kali menyiksa ketimbang luka di tangan nya itu.

Ia beringsut terduduk di lantai bersandar di samping ranjangnya, menangisi rasa kehilangan sosok berarti dalam hidupnya dan menyesali segala yang telah ia perbuat pada sosok itu selama ini.






"Tuhan kumohon ijinkan aku bertemu dengannya lagi, aku bersumpah akan menebus semua dosaku padanya... kumohon!!!"


Wonwoo meringkuk memeluk dirinya sendiri, ia perlu kehangatan.



Kini ia begitu merindukan pelukan hangat itu, pelukan sang istri pertama.


Pelukan Nara yang pernah ia sia-siakan begitu saja, bahkan ia lepaskan secara paksa.

Sekarang apa?








Ia kembali menikmati halusinasinya, membayangkan jika Nara memeluknya dan tersenyum padanya.

"Kembalilah... kumohon... jangan pergi, jangan tinggalkan aku"

Sekarang Wonwoo sadar, ia hanyalah seorang pria yang 'gila' tanpa kehadiran sang belahan jiwa di sampingnya.


Dan ia amat sangat menyesalinya.

__________________________

Aku lagi gregetan sama jun!
Fix aku baru sekarang kobam nya sama lagu yang dia coverin! :'(

Vote Comment seperti biasa manteman^^

Vote Comment seperti biasa manteman^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ne Vole Pas Mon Mari | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang