4

4.1K 445 6
                                    

Akhirnya ku putuskan untuk sesegera mungkin menemui dokter kandungan.

Benar saja, setelah di periksa dan dengan pernyataan-pernyataan tentang gejala yang telah ku beritahu pada dokter.

Aku di nyatakan positif,Hamil.

Usia nya sudah hampir dua bulan malah, kau tau betapa senang nya aku?

Aku refleks memekik heboh saat di depan dokter itu malah.

Setelahnya aku pun hanya tersenyum malu saking bahagianya.

Rencanaku, aku ingin beritahu kabar baik ini pada Wonwoo malam nanti.

Saat dia pulang kerja dan aku akan buat surprise dan mempersiapkan sesuatu untuk merayakan nya.

Aku tau ini berlebihan, tapi inilah yang aku dan wonwoo nanti nantikan.

Kami menginginkan keturunan.

Seorang anak, yang kini di titipkan tuhan padaku untuk ku kandung selama 9 bulan.

Iya, dia di dalam rahim ku.

Dan aku bersumpah demi apapun akan menjaga dan melindunginya baik baik.

"Eomma akan menantikan bulan bulan istimewa kita nak" ucap ku saat menatap pantulan bayangan ku di cermin kamar, ku usap perut ku sayang.

Mungkin beberapa bulan lagi aku akan mulai berisi dan gemuk seperti ibu ibu hamil pada umum nya hehe.

Dan wonwoo pasti akan senang dengan semua ini.

Ku harap.
___________

Sejak sore aku sudah menyibukan diri dengan peralatan dapur berserta bahan bahan masakan lain nya.

Ku masak semua makanan kesukaan wonwoo dan menyiapkan nya di meja.

Setelah membereskan peralatan dan kabinet dapur, aku pun duduk menunggu kepulangan wonwoo.

Aku tak ingin makan sebelum dia pulang jadi aku pun menunggu nya sambil membaca beberapa buku dan majalah tentang kehamilan.

Oh betapa antusiasnya aku kan?

Iya! Aku sangat antusias, tak pernah seantusias ini.

Aku kembali menatapi perut ku dan pandangan ku beralih ke foto besar yang terpajang di dinding ruang tengah.

Foto pernikahan ku dengan wonwoo.

Aku tersenyum lebar mengingat momen itu, di sana kami tak menggunakan bridal dress dan bridal coat seperti pengantin pada umum nya.

Melainkan sweater couple, bertuliskan 'Mrs.Jeon' dan 'Mr.Jeon'. Wonwoo memeluk ku dari belakang sambil tersenyum lebar, aku memegangi tangan nya erat saat itu dan tentu dengan senyum ku juga.

Aku tertawa kecil, kami memang cenderung menunjukan cara romantis yang berbeda dari orang orang pada umum nya.

Hah... seketika aku merindukan momen manis itu.

Aku benar benar tak ingat kapan terakhir kali wonwoo mengatakan ia mencintaiku.

Aku sungguh merindukan nya.

_______

Malam pun tiba, tumben wonwoo belum pulang jam segini.
Aku harap harap cemas menatap pintu depan, sesekali mengintip lewat jendela siapa tau mobil wonwoo sudah memasuki pekarangan rumah.

Namun nihil, tak ada siapa siapa

Aku merasa cemas, hingga aku mencoba untuk menghubunginya.

Biasanya kalau dia lembur dia akan mengabari ku lewat sms atau menelpon ku walau hanya sebentar.

Tapi ini tidak sama sekali...

"Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, silahkan hubungi beberapa saat lagi..."

Sesibuk itu kah?

Aku pun menghela nafas dan menatap kosong ke ponsel ku.

Ku langkah kan kembali diriku kembali ke ruang makan dan menatap jajaran makanan yang sudah ku buat.

Ahh.. mubajir sekali.

Tak mungkin ku makan semua nya kan?

Drrttt..

Ku angkat ponselku malas, tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Nde? Yeobseyo?" Jawab ku.

"Permisi, saya Hana. Saya ingin menyampaikan bahwa Won- ah maaf, maksud saya Tuan Jeon sedang sibuk sekarang. Ada rapat dadakan dan beberapa berkas yang belum selesai"
Sahutnya di seberang sana.

Suara seorang wanita? Siapa?

"ungg? Wonwoo? Maaf anda siapa ya?" Tanya ku penasaran.

Ku dudukan diriku di kursi dekat meja makan.

"saya sekretarisnya di perintahkan untuk menghubungi anda dan memberi tahukan hal ini"
Katanya.

Sekretaris? Hmm apa benar?

"Oh, apakah kau tau rapatnya sampai jam berapa?" Tanyaku lagi.

"Eoh? Eumm mungkin rapatnya sekitar 1 jam. Tapi untuk menyelesaikan masalah berkas saya tak bisa memastikan" Hah... aku harus kecewa kali ini.

"Oh arra, ohya sampaikan pada Wonwoo. Jangan lupa makan dan istirahat" kataku.

"Nde, akan saya sampaikan. Saya tutup dulu terimakasih"

Panggilan itu pun berakhir.

Ku taruh ponsel ku di atas meja dan menatap nanar semua makanan yang telah ku buat sedari sore.

"Yasudah lah.. lebih baik aku makan" dengan antusias yang hilang aku pun memulai makan.

Sendirian tanpa wonwoo.

Oh, tidak.

Aku bersama anakku sekarang, setidaknya aku tidak sendiri lagi.

__________

Ne Vole Pas Mon Mari | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang