Bgm :
Jun - Can You Sit by my side?
_______________Mirae tengah berdiri dengan cemas saat ini, di depan ruangan operasi itu semenjak tadi ia bolak balik seraya menunggu kabar dari dalam.
"Mingyu kemana sih, kenapa lama sekali..."
Dan juga menunggu suaminya, Kim Mingyu untuk segera menyusul nya ke rumah sakit ini. IPhone dengan case merah itu di genggam nya erat di tangan.
Tadi dia sempat menghubungi Mingyu dan mengatakan bahwa Nara sedang dalam keadaan darurat, wanita itu mengalami pendarahan dengan kondisi terakhir tersungkur di lantai dekat ranjang tidurnya.
Mingyu mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan dan akan segera menuju ke rumah sakit itu.
Mirae begitu panik saat menelfon Mingyu tadi, ia tak tau harus apa tapi mungkin dengan mengantar Nara ke rumah sakit seperti ini setidaknya tindak darurat yang ia lakukan sudah tepat dalam upaya menolong adik ipar nya itu.
Di rumah sedang tak ada siapa-siapa, para assistant sedang di liburkan dan penghuni lain nya tengah sibuk dengan urusan masing-masing.
Karena takut kenapa-napa, Mirae menghubungi ambulans dan segera membawa Nara untuk di tindak di rumah sakit.
Nara tetap sadar selama di perjalanan tadi, wajahnya pucat dengan keringat dingin. Ia sesekali meringis mengusap perut besarnya.
Berusaha berjuang demi mempertahankan keselamatan kedua calon putra kembar yang tengah di kandungnya.
Keadaan wanita itu semakin melemah ketika ia sudah berada di UGD, dokter yang sedang berjaga di di sana sempat memeriksanya dan langsung meminta para perawat untuk merujuknya ke ruangan operasi.
Karena dengan keadaan Nara yang sudah seperti itu mau tak mau si kembar harus segera di lahirkan secepatnya. Takutnya jika menunda waktu bersalin maka hal-hal buruk yang tidak di inginkan justru akan menimpa Nara dan kedua bayinya.
Keadaan panik dan cemas seperti ini sebenarnya tak baik untuk Mirae yang juga sedang mengandung anak keduanya dengan Mingyu.
Tapi apa boleh buat, hanya dia seorang yang saat ini sedang berada di dekat Nara.
"Kumohon cepatlah datang, aku sangat kebingungan di sini..."
Setidaknya Mirae harus tetap berada di sana dengan keadaan cemas luar biasa hingga Mingyu, suaminya tiba.
____________
Wonwoo melangkahkan kaki panjangnya dengan cepat di sepajang koridor rumah sakit itu, setelah mendapat telpon dari Choi Shinbi.
Wonwoo begitu cemas dan khawatir, entahlah firasat nya begitu kuat kali ini. Ia merasakan sesuatu yang buruk telah terjadi, namun ia tak bisa memastikan nya.
Wonwoo hanya bisa terus berdoa dalam hati, berharap jika semuanya tak akan seburuk seperti yang ia bayangkan.
Seketika sekelebat bayang wajah Nara melintas di kepalanya, ia terhenti dari larinya.
Wonwoo belum mencapai ruang di mana Sehun dan Hana tengah di tangani. Lelaki dengan mantel tebal itu terdiam di tengah koridor, nyeri seketika mendera bagian tubuhnya.
Wonwoo mencoba menahan nya, ia tetap berusaha berlari walau agak tertatih-tatih dan seringkali terhenti.
Jujur Wonwoo merasakan sakit tanpa luka, ia juga tak tahu ada apa yang terjadi dengan dirinya.
Sempat ingin tumbang jatuh pingsan, wajah pucat Wonwoo berhias dengan keringat dingin.
"Maafkan aku Nara, aku tak bisa menemuimu hari ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ne Vole Pas Mon Mari | JEON WONWOO
Fanfic[Selesai] Ne Vole Pas Mon Mari //: Jangan kau rebut suamiku :: Bagaimana perasaanmu jika suamimu direbut oleh wanita lain? Warn: Genre macam sinetron, yang ga kuat baca silahkan lambaikan tangan. 2018.