Pagi di kediaman Nara di Paris, lebih tepatnya rumah keluarga besar mereka.
Beberapa assistant rumah tangga terlihat mulai sibuk membersihkan tiap sisi rumah yang cukup besar dan mewah itu, masing-masing dari mereka sudah bertugas di tempatnya masing-masing.
Ada yang bertugas di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi bagi orang rumah, sementara supir sudah siap memeriksa mobil yang akan di gunakan oleh pemilik rumah ini untuk berpergian nanti nya. Serta pelayan rumahan lain nya yang siap sedia di sudut rumah.
Rumah keluarga besar Kim yang ada di Paris bukan main mewah nya, ini lebih tepatnya di sebut istana.
Sudah 5 bulanan Nara tinggal di sini, dan jujur ia sulit beradaptasi. Ia merindukan kebiasaan lama nya bersih-bersih dan menata perabotan sendirian di rumah nya.
Ia sudah terbiasa bergerak ke sana kemari untuk mengatur segala macam urusan yang ada di dalam rumah.Sementara di sini, ia di larang untuk kelelahan, tidak di biarkan untuk barang hanya menyentuh sapu sedikit saja. Bibi Jane Kim, kakak perempuan dari almarhum ayah Kim Mingyu dan Nara, adalah orang yang paling tegas menerapkan aturan untuk Nara.
Apalagi di saat wanita itu hamil seperti ini, untuk menginjakkan kaki keluar rumah saja ia akan mengerahkan 2 bodyguard untuk menjaga Nara.
Grandma mereka. Ny. Livina , sering menyuruhnya untuk makan dengan aturan 4 sehat 5 sempurna, dan tentu nya ada beberapa sayur yang Nara tak sukai sama sekali. Mau tak mau ia tetap harus memakan nya dengan alasan itu baik untuk kesehatan ia dan si kembar yang masih di dalam perut.
Nara merasa hidupnya terkekang di sini, walaupun ia tau maksud keluarga nya melakukan ini karena mereka begitu menyayanginya dan juga calon bayi yang sedang ia kandung itu.
Nara ingin sekali bebas berkeliaran sendirian, seringkali ia berusaha kabur namun selalu gagal. Penjagaan ketat berlaku untuknya.
Yang senang di sini adalah Mingyu, ia merasa tak perlu repot dan cemas jika Nara akan kabur dan pulang ke Korea untuk kembali pada si bangsat itu.
Walau di sisi lain kadang Mingyu juga merasakan perasaan sedih adik nya itu, ia merasa bersalah.
Terlebih saat tak sengaja melihat Nara yang menangis seraya mengusap perutnya sendirian saat tengah malam di dalam kamar nya.
Mingyu bukan nya ingin menyiksa adiknya dengan menjauhkan nya dengan Ayah dari yang di kandung anak nya itu, ia hanya ingin Nara tak lagi di sakiti Oleh Wonwoo. Ia tak bisa membiarkan Wonwoo membawa Nara kembali dengan cara menangis dan merengek seperti yang di lakukan pria itu saat di Bandara beberapa bulan lalu.
Terlalu gampang, tidak sebanding untuk membayar luka yang di berikan nya pada Nara.
Nara yang terlalu naif tak bisa semudah itu untuk di lepaskan, bisa-bisa ia akan kembali goyah untuk Wonwoo.
Maka dari itu sampai saat ini Mingyu masih mencari-cari, waktu yang tepat untuk ia membiarkan Nara bertemu lagi dengan Wonwoo.
Pada saat yang akan tiba nanti, ia pastikan jika ia akan mempersilahkan Nara untuk kembali ke pelukan mantan suami nya itu.
Walau pun sebenarnya Mingyu ingin adiknya itu mencari pria baru, yang menerimanya apa adanya. Tanpa berniat sekalipun untuk menyakitinya.
Tapi Mingyu sadar, Hati adiknya itu benar-benar hanya untuk Wonwoo seorang. Sekalipun ia memisahkan keduanya tanpa komunikasi selama 5 bulan seperti ini, Nara tetap saja memikirkan pria itu.
Bukan masalah itu---
Mingyu hanya tak habis fikir, terbuat dari apa hati adik kandung nya ini. Setelah semua kejadian menyakitkan yang ia alami dan dapatkan dari seorang Jeon Wonwoo, serta semua pengorbanan yang di balas pengkhianatan oleh lelaki itu. Mengapa?
![](https://img.wattpad.com/cover/130893428-288-k671513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ne Vole Pas Mon Mari | JEON WONWOO
Fanfic[Selesai] Ne Vole Pas Mon Mari //: Jangan kau rebut suamiku :: Bagaimana perasaanmu jika suamimu direbut oleh wanita lain? Warn: Genre macam sinetron, yang ga kuat baca silahkan lambaikan tangan. 2018.