Author pov
Alexia mebuka Mata saat 15 menit setelah di UKS, dan yg dia lihat pertama abang nya, yang berada di samping brankar.
" Dek! lo udah sadar? " tanya alex kepada saudara kembarnya.
" kok gue disini bang?, Terus yg bawa gue kesini siapa? " tanya alexia berturut turut, secara tadi alexia pingsan dia ngak tau siapa yg bawa kesini.
" lo sih pakek segala pingsan segala trus sok kuat! Trus yg bawa lo kesini itu ficho " jawab alex sambil bentak dan menunjuk ficho.
~ ALEXIA ~
" gue juga nggak tau kali bang klo mau pingsan!, dan thanks udah bawa gue kesini " marah gue sama alex ya karena klo gue tau mau pingsan juga gue udah ke UKS tadi, dan abang gue baru bentak gue tadi?, dan gue paling nggak suka dibentak, oke gue memang tomboi, cerewet, dan gue nggak pernah bentak orang kecuali mereka membuat kesalahan atau sudah melampaui batas. Gak kerasa mata gue udah berkaca kaca. Gue pun turun dari brankar dan lari keluar UKS.
"Alexa!! Lo mau kemana?, lo kan baru sadar!?" Teriak temen temen gue
Gue pun tidak peduli dengan teriakan mereka. Tujuan gue kekelas mengambil tas gue dan lari keluar sekolah. Belum sampai di luar gue dihadang teman temen gue di hadang temen temen gue dan most wented dan di situ juga ada abang gue atau lebih tepatnya kembaran gue.
" lo mau kemana? " tanya ficho sambil natap mata gue.
" mau bolos lagi? Dek maaf gue tadi nggak sengaja ngebentak lo tadi " mohon abang gue sambil megang tangan gue.
" lo ke UKS aja ya kita temenin kok " bela pun menimpali omongan mereka, dan di angguki semuanya.
Gue yang udah nggak peduli dengan omongan mereka dan menghempaskan tangan gue yang di penggang alex tadi.
" gue nggak jadi bolos kok, dan lo udah bentak gue dan bahkan mom and dad gak pernah bentak gue sekalipun itu! " ucap gue sinis ke alex kembaran gue itu. Gue pun membisikan ke telinga diva apa yang gue mau lakuin.
" tolong izinin gue bilang klo gue sakit. gue ketempat biasa pulang sekolah temui disana bawa temen temen, tpi jgan sampe abang dan temen temennya itu tau gue dimana, ngerti! " bisik gue dan diangguki nya.
Sebelum pergi dari sini gue menatap ficho yang juga menatap gue, dan gue beralih menatap abang gue yg juga menatap gue.
" dek, lo mau kemana? " tanya abang gue yg nggak mau gue pergi.
" gak penting lo tau! " jawab gue , lalu berlali untuk keluar sekolah dan memesan taxi.
~ ficho ~
Saat alexia membisikan sesuatu ke temennya gue masih setia menatap mata nya yg mempancarkan kesedihan. Dibalik keceriaan dan mungkin cerewet, tomboy, gue tau dia gadis yang lemah.
Dan saat gadis itu pergi pun masih tercipta keheningan.
" kemana xia pergi " tanya gue ke diva sahabat alexia.
" kasih tau gue dimana adik gue! " ucap alex yg sudah emosi karena gak bisa jaga adiknya dan malah buat dia nangis.
" lo gak perlu tau!, dan dia bakal aman disana! Gak usah cari alexia karna gue yakin dia bisa jaga diri baik baik! " jawab diva dan menarik temennya untuk pergi ke kelas.
~ alexia ~
Setelah kepergian gue dari sekolah lalu menuju ke tempat yang memang gue udah akrap. Dan di sini lah tempatnya panti asuhan , ya gue ke panti asuhan. Kenapa gue bisa kisini?, karena masalalu yang buat gue sering ke tempat ini . cuma gue dan sahabat gue yang tau masalalu itu yang bikin gue hampir di penjara.
* Flashback *
malam hari selepas balapan mobil gue dan sahabat gue pulang dan kebetulan jalanan sepi dan gue pun melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata rata, dan naas nya ada anak kecil yang menyebrang jalanan yg lumayan sepi dan gak tau klo mobil yang gue kendarai melaju dengan cepat dan kejadian itu pun terjadi.
Ciiiiiiitttt.... Brukkk....
Kecelakaan itu pun terjadi dan beruntung gue masih sadar begitupun sahabat2 gue. Banyak warga yang berbondong bondong melihat ank kecil yg sudah gue tabrak tadi. Warga pun menuju mobil gue dan menyuruh gue keluar begitupun sahabat2 gue, gue pun keluar dan meminta maaf dan berjanji akan bertanggung jawab, tidak lama datang ibu2 yang menangis melihat kejadian itu. Dan gue meminta agar ank yang gue tabrak tadi di bawa ke dalam mobil gue untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Sesampai nya di rumah sakit para medis pun membantu menurunkan pasien dan membawa ke ruang oprasi untuk menyelamatkan pasien yg memang kecelakaan para. Gue dan sahabat tidak lupa seorang wanita yang menangis yang gue nggak tau siapa nya atau mungkin ibu dari anak tadi. rasa bersalah terus menghantui gue yg memang salah di sini.
" buk! saya minta maaf karena saya yg sudah membuat ank ibuk jadi seperti ini " mohon gue kepada wanita yg masih menangis.
" dia bukan ank saya, dia ank yg sudah saya asuh sejak masih bayi, yg kebetulan saya pemilik panti asuhan tempat ank itu tinggal, saya tidak menyalahkan kamu dan saya tidak akan melaporkan kamu kepenjara " jawab wanita itu sambil menggengam tangan gue.
" trimakasih saya akan mempertanggung jawabkan apa yg saya sudah perbuat sampai anak itu benar benar sembuh " balas gue yg memang gue mau mempertanggung jawab kan semua yg telah gue perbuat.
Dan di angguki wanita itu." kalau boleh tau siapa namamu nak? " tanya wanita itu ke gue.
" perkenalkan nama saya alexia tiffani william, dan ini sahabat2 saya diva, faniya, tasya, dan bella " jawab gue sambil mengulurkan tangan dan juga mengenalkan sahabt2 gue. Dan tampaknya wanita itu kaget.
" jadi kamu ank dari keluarga william keluarga terkaya?, dan perkenalkan nama saya larisa " tanya wanita itu yg sedikit kaget itu sambil memperkenalkan dirinya.
" iya saya ank dari keluarga william " jawabku sambil tersenyum ramah.
" buk! siapa ank kecil yg tadi tidak sengaja saya tabrak? " tanya ku kepada wanita yg bernama larisa.
" kelvian agatama " jawab ibuk sambil menatap gue dan tersenyum.
Dokter pun keluar setelah menangani pasien. Gue pun langsung bertanya bagaimana keadaan pasien.
" gimana keadaan pasien dok " tanya gue ke pada dokter tersebut.
" syukurlah keadaan pasien baik2 saja tetapi tadi pasien sempat kehilangan darah yg cukup banyak, tapi keadaan pasien sekaran baik2 saja, dan doakan saja supaya pasien cepat sadar, saya permisi dulu " ucap dokter itu.
" makasih dok " ucap bu larisa dan diangguki oleh dokter tersebut.
Sejak kejadian itu hubungan gue semakin dekat dengan kelvian dan juga bu lisa dan setiap bosan gue selalu mengunjungi panti asuhan itu, keadaan vian juga sudah lumayan sehat, dan bu lisa juga sudah menganggap gue sebagai anknya begitupun gue menganggap bu lisa sebagai ibu gue sendiri.
Makasih udah baca cerita aku, semoga kalian suka, dan maaf bila masih ada typo. Jgan lupa vote & comment yaaa 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken heart
Teen FictionKita memang saling mencintai tapi bukan berarti kita bisa saling bersama,lo ada untuk dikenang,menjadi kenangan yg akan selalu ada dipikiran gue,sakit?memang tapi ini memang jalan yg harus kita lewati,dan kita gak akan pernah bisa melawan takdir yg...