Bambam menghela nafas pelan. Jadi benar dugaanya bahwa pria misterius itu adalah Kim Yugyeom.
Yugyeom sendiri salah tingkah seketika setelah Bambam menyebut namanya.
"Bam—"
"Aku mau pulang saja." Bambam memotong cepat ucapan Yugyeom kemudian bangun berdiri.
Yugyeom ikut berdiri, ia memegang lengan Bambam. "Kenapa? Bukankah tadi kita mengobrol santai dan baik-baik saja?"
"Sudah malam, orang tuaku akan khawatir jika aku pulang terlalu larut." Alasan klise seorang Bambam. Bambam sendiri tidak mengerti kenapa dirinya begitu ingin menghindari Yugyeom.
"Aku antar pulang ya."
Bambam melepas tangan Yugyeom di lengannya. "Tidak usah terima kasih." Ucapnya dan pergi.
Yugyeom mengejar dan mencegat Bambam. "Kenapa?—" Bambam menatap bingung.
"Kenapa kau begitu membenciku Bambam-ah? Aku sudah minta maaf, aku memperlakukanmu dengan baik, aku memperhatikanmu, aku menyukaimu— " Yugyeom menarik nafas dalam lalu membuang cepat kemudian melanjutkan ucapannya. "Kenapa kau membenciku dan seakan jijik jika berada di dekatku? Apa aku tidak pantas berada di dekatmu?!" Yugyeom membuka topeng dan membuangnya kasar.
Tatapan mata Yugyeom sendu, ia terluka oleh sikap dingin Bambam yang selalu mendorongnya menjauh.
Bambam tercengang, bukan begitu maksudnya. "Yugyeom, aku—"
"Pergilah, hati-hati di jalan. Maaf...aku tidak akan mengganggumu lagi." Ucap Yugyeom kemudian pergi. Bambam terkejut oleh tatapan terluka Yugyeom. Apa Bambam telah melukai pria itu. Kenapa Yugyeom tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan.
***
Bambam sampai di kelas, seperti biasa ia selalu menjadi murid pertama yang hadir pagi-pagi. Bambam menatap sendu meja kosong yang biasanya selalu tersedia sarapan, susu kotak dan sebuah note dari Kim Yugyeom."Kenapa rasanya seperti ada yang kurang?" Gumamnya dengan helaan nafas berat.
***
Seminggu berlalu, tidak ada lagi kiriman sarapan atau Kim Yugyeom yang menempelinnya di sekolah. Setiap kali berpapasan, Yugyeom menghindar atau mengabaikan, seakan Bambam itu tidak ada.Bambam merasa tidak nyaman, ia tidak suka dan kehilangan. Bambam tidak mengerti dengan dirinya. Kenapa Yugyeom marah padanya, Bambam tidak merasa melakukan suatu kesalahan.
Yugyeom juga sudah tidak ikut kegiatan osis, dan Bambam tidak tahu alasannya. Jinyoung tampak tidak masalah dengan ketidak hadiran Yugyeom.
"Jinyoung sunbae." Panggil Bambam. Ia duduk di depan meja kerja Jinyoung.
"Hmm??"
"Eum...Yugyeom sunbae sudah tidak ikut kegiatan osis?"
Jinyoung menjawab tanpa melihat Bambam, ia sibuk menyiapkan browser untuk pensis tahun ini.
"Dia sudah berhenti."
"Kenapa?!" Bambam kaget mendengar kabar itu. Tiba-tiba sekali dan tanpa pemberitahuan.
"Yugyeom harus fokus latihan dance. Dia ada perlombaan hit the stage dengan beberapa sekolah terkenal di Soul."
"Syukurlah. Aku pikir karena aku." Monolog Bambam dalam hati.
***
Hari-hari tanpa Kim Yugyeom sedikit tidak biasa. Kata-kata Yugyeom malam itu masih menghantui Bambam. Apalagi katayang Yugyeom menyukainya. Apa benar Yugyeom menyukainya?Bambam tidak percaya dengan ucapan Yugyeom. Bagaimana Yugyeom menyukai pria biasa yang bahasa Korea saja tidak begitu lancar, lalu kulit tubuh Bambam tidak seputih mereka. Di sekolah ini banyak orang lain yang lebih menarik untuk di dekatinkan?
"Aah molla...molla!!" Teriak Bambam frustasi. Untung dia sedang di halaman belakang sekolah yang cukup sepi. Disini menjadi tempat istirahat Bambam jika ia butuh sendiri.
"Kau menganggu tidurku bocah!" Bambam kaget oleh suara yang menegurnya.
Seketika ia gugup dan takut saat tahu itu siapa."J-Jaebum sunbae—"
Ternyata Jaebum tiduk di balik pohon. Kok tumben, pikir Bambam. Bukannya mereka punya markas pribadi gitu ya?
"Maaf sunbae, aku tidak tahu ada sunbae disini."
"Gak lo gak Yugyeom ganggu gue tidur siang aja! Si bongsor tiap hari make ruangan latihan dance dan lo disini teriak-teriak!" Jaebum bangun, menatap nyalang Bambam dengan berkacak pinggang.
"M-maaf sunbae. Lagian ini sekolah bukan tempat tidur." Gumam Bambam pelan, sangat pelan.
"Apa lo bilang?!"
"Gak ada sunbae. Aku pergi dulu. Sekali lagi maaf." Bambam mengambil langkah seribu dan lari.
***
Ketika berlari Bambam malah bertabrakan dengan Yugyeom. Posisi mereka adalah Bambam menimpa tubuh Yugyeom dengan bibir mereka yang menempel. Keduanya saling terbelalak kaget.Kedua mata mereka saling menatap, Bambam bangun dan menjauhkan dirinya. Wajahnya sudah bersemu merah dan jantungnya hampir melompat keluar.
"Jalan selain pakai kaki juga pakai mata! Gimana kalau yang lo tabrak itu orang lain!! Lo sengaja biar bisa nyium orang gitu, iya?!"
"Apaan sih! Kenapa lo nyolot!!" Bambam tersinggung dengan ucapan Yugyeom. Sial sekali dia hari ini.
"Uda salah itu minta maaf! Bukan ikut nyolot!" Bentak Yugyeom.
"Nyebelin banget sih lo! Lo ngomong gak usah ngurat gitu dong!" Bambam yang ga terima akhirnya tersulut dan balik marahin Yugyeom.
Yugyeom terdiam kemudian ia melangkah pergi melalui Bambam. Bambam yang gak terima di tinggal gitu aja langsung deketin Yugyeom.
"Lo kenapa sih? Salah gue apa?! Sejak malam itu lo jauhin gue dan bersikap dingin gini!"
"Kenapa? Lo yang kenapa? Bukannya ini yang Lo mau? Seharusnya lo seneng uda bisa hancurin hati gue dengan sikap dingin lo. Udahlah, gak usah di bahas, lo juga ga bakal perduli sama perasaan gue!" Yugyeom kembali hendak pergi. Tapi kali ini Bambam yang mencegatnya.
"Aku perduli! Bisa gak sih dengerin orang selesai ngomong dulu baru pergi dan jangan suka ambil kesimpulan sendiri."
Yugyeom diam, menatap sendu Bambam. "Apa yang mau lo omongin?"
"Jelasin maksud ucapan kamu di kolam renang waktu itu dan sikap kamu yang ngejauhin aku. Kamu mau balas dendam? Atau kamu sengaja mau nyiksa aku? Setelah kamu buat aku terbiasa dengan kehadiran kamu trus kamu pergi. Kamu pikir hati aku taman bermain yang bisa kamu kunjungin terus habis puas main kamu pergi?!"
"Itu karena kamu ngejauhin aku duluan! Aku gak mau berharap lebih trus hati aku semakin luka. Aku suka sama kamu, aku sayang tapi aku tahu kamu jijik sama aku."
"Siapa yang bilang gitu?! Maaf kemarin aku seakan gak perduli, itu karena aku takut kamu cuma mainin perasaan aku. Aku takut setelah aku nunjukin kalau aku juga suka kamu, kamu ninggalin aku—"
Yugyeom meraih kedua bahu Bambam. "Kamu juga suka sama aku? Kamu serius?!"
"Aku— aku jatuh cinta sejak pandangan pertama. Dan jujur aku kecewa sama sikap kamu di hari pertama kita ketemu." Ucap Bambam.
Mata Yugyeom melebar. "Sungguh?? Aaahhh..." Yugyeom memeluk tubuh kecil Bambam sangat erat. "Aku juga cinta kamu Bambam."
"Yugyeom sunbae..aku gak bisa nafas."
"Maaf." Yugyeom tertawa kecil lalu melonggarkan pelukannya. "Aku terlalu senang." Lanjutnya.
Bambam tersenyum manis dan haru, ia senang akhirnya bisa jujur dengan perasaanya sendiri.
"Bamie please be my boyfriend."
"Yes i do." Jawab Bambam pasti.
"Boleh aku menciummu?" Bambam terkekeh kecil dan mengangguk.
Kemudian mereka saling berciuman.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
'US' The Series's
Historia CortaKumpulan short story, one shoot story, paling banyak hanya akan ada 3 chapter. Everything about JJP, MARKSON, YUGBAM. Ceritanya bakal random banget, can be sad, can be fluff, can be mature *smirk* ⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ...