Hyunjin bermain dengan koonta, menuruti permintaan Mommynya. Walau sesekali matanya mencuri pandang kearah dua orang dewasa yang berdiri tidak jauh dari tempatnya bermain. Hyunjin ingin tahu kenapa wajah Jinyoung menjadi sangat murung dan sedih ketima melihat Uncle Jae.
"Hyunjin main bersama koonta disini dulu ya. Mommy dengan Uncle itu harus bicara."
"Mommy kenal Uncle Jae?" Jinyoung mengangguk.
"Uncle Jae itu siapa Mom? Apa dia teman Daddy atau saudara Daddy? Kami memiliki marga yang sama." Tanya Hyunjin polos.
Seketika itu Jinyoung menyesal memberi marga itu pada Hyunjin. Jinyoung pikir ia hanya ingin mengenang Jaebum, membuarkan Hyunjin mendapatkan hak-nya sebagai seorang anak. Jinyoung tidak pernah membayangkan dirinya akan kembali bertemu Jaebum.
"Nanti Mommy beritahu ya. Sekarang Hyunjin-ie harus nurut sama Mommy. Bawa koonta main tapi jangan jauh-jauh, harus masih dalam jarak pandang Mommy. Okay?"
"Okay."
***
"Jadi Jinyoung, apa Hyunjin anakku?""Bukan!"
"Jinyoung!" Jaebum menggeram marah, ia menggepalkan kedua tangannya.
Sedangkan Jinyoung berdiri dengan gelisa. Ia mendekap tubuhnya, membuang wajah kesamping, menghindari tatapan Jaebum.
"Hyunjin anakku! Aku dan Om sudah tidak memiliki hubungan apapun!"
Jaebum mengusap wajahnya dengan kedua tangan, menekan matanya agar tidak mengeluarkan air mata.
Hyunjin begitu mirip dengan Jinyoubg tetapi jika semakin di perhatikan sebenarnya Hyunjin juga mirip dengan dirinya. Lalu Jinyoung juga memberi marganya pada Hyunjin. Jaebum juga merasa nyaman dan seperti ada ikatan batin dengan Hyunjin sejak pertama ia melihat anak itu.
"Jinyoung aku mohon katakan padaku yang sejujurnya. Jika dia bukan anakku kenapa dia memakai margaku? Jangan katakan kau menikah dengan pria bermarga Im juga!! Aku tidak mendengar kabar pernikahan apapun dari keluargamu."
Jinyoung melihat Jaebum dengan marah. Tahu apa Jaebum tentang dirinya!
"Aku tegaskan sekali lagi, Hyunjin anakku! Dia hanya anakku! Sejak kau memilih tante, kau kehilangan hak atas aku dan Hyunjin! Apa kau lupa, kau tidak memilihku saat itu!!"
"Jinyoung kau tidak mengatakan dirimy sedang hamil."
Jinyoung tertawa mencibir, sudah payah ia menahan dirinya agar tidak menangis.
"Saat itu aku ke kantormu karena ingin memberitahukannya tetapi...sudahlah, aku tidak ingin membahasnya. Bukankah kau sudah bahagia dengan istri dan anakku?!"
Jaebum menatap sendu Jinyoung, ia ingib sekali merengkuh gadis itu tetapi benteng yabg Jinyoung bagun di antara mereka terasa begitu kokoh sampai Jaebum sulit untuk meruntuhkannya.
"Aku minta maaf Jinyoung. Aku melakukan kesalahan, dan aku menyesal. Aku sangat mencintaimu Jinyoung— sungguh."
"Stop! Aku tidak ingin mendengar kata cinta yang sudah tidak ada artinya lagi. Jangan ganggu kehidupanku dengan Hyunjin Om!" Jinyoung hendak pergi meninggalkan Jaebum tetapi dengan cepat Jaebum memeluk Jinyoung dari belakang.
Jaebum menangis dalam diam, ia menyembunyikan wajahnya di punggung Jinyoung, dan tangannya melingkar erat di perut rata milik Jinyoung.
"Maafkan aku sayang. Aku menyesal melepaskanmu dan tidak tahu tentang kehamilanmu...aku — saat itu begitu berat untukku memilih. Jika saja Youngjae tidak memberitahuku ia sedang hamil, aku pasti akan bercerai dengannya dan tidak menunggu sampai hari ini....Youngjae membohongiku, ia juga berselingkuh dan hamil dengan orang lain...Sayang...aku mohon berikan aku kesempatan sekali lagi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
'US' The Series's
Kısa HikayeKumpulan short story, one shoot story, paling banyak hanya akan ada 3 chapter. Everything about JJP, MARKSON, YUGBAM. Ceritanya bakal random banget, can be sad, can be fluff, can be mature *smirk* ⚠️Warning⚠️ Boy Love Mature 🔞 ...