Stupid Decision - Epilog

1.2K 150 135
                                    

Yuhuuu~ thayank-thayangku, aku kembali membawa bonus chap yang aku janjikan ya😘😘
Sini aku ketchup dulu semuanya yang uda Capslock jebol, emosi, marah-marah dan kesel karena ending gantung. *ketawa evil.*
Anak sekolah zaman now pergaulannya emang pada gak bener ya, termasuk Jaebum sama Jinyoung nih. Masih sekolah udah hamil aja, sekolahnya gimana dong??? Apa Jinyoung menjadi peka dan akhirnya mereka bersama?
Sediain tisu dulu ya, aku bukan indomaret jadi jangan minta sama aku 🤭🤭🤭
Di gantung itu gak enak kan? Jadi ini gak bakal gantung kok, eh, gak juga deh. maafkan aku yang labil.
Uda ah gak mau banyak bacot, nanti A/N aku lebih banyak dari pada ceritanya. Hahahaha

.
.
.
.
.

Jinyoung mengurung dirinya di kamar selama tiga hari. Ia tidak berbicara dengan siapapun dan tidak makan apapun selain minum air. Apapun yang ia makan, akan ia muntahkan lagi dan Jinyoung jengkel dengan keadaanya.

Kedua orang tua Jinyoung sangat khawatir. Mereka sempat mencoba menghubungi Jaebum, namun tidak di angkat. Orang tua Jinyoung menyimpulkan mereka sedang bertengkar atau yang paling parah adalah putus.

Jinyoung terbaring lemas, wajahnya pucat pasi. Mama Park memutuskan untuk membawa makan malam dan juga obat untuk Jinyoung.

"Jinyoung, mama bawain sup iga sapi kesukaan kamu nih. Makan dulu yuk."

Jinyoung menggeleng kepalanya lemah, ia tidak ada nafsu makan sama sekali. Selain karena kehamilannya, Jinyoung juga tertekan. Ia merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Jinyoung takut kedua orang tuanya tahu tentang kehamilannya. Jinyoung bukan takut di marahin atau yang terburuk di usir dari rumah tapi ia takut jika papa dan mama-nya memaksa Jaebum bertanggung jawab atau yang terburuk melakukan hal-hal yang tidak Jinyoung harapkan.

Mata Jinyoung bengkak, ia terlalu banyak menangis beberapa hari ini.

Mama Park menatap Jinyoung sendu, hatinya teremas sakit, melihat kondisi Jinyoung yang rapuh seperti saat ini.

Mama Park mengusap rambut Jinyoung penuh kasih. "Bicara sama mama Ji, jangan menyimpannya sendiri. Mama sakit melihat kamu bersikap seperti ini. Apa semua ada hubungannya dengan Jaebum?"

Jinyoung semakin terisak, ia mendekat ke mama-nya, Jinyoung menyembunyikan wajahnya ke perut mama Park.

"Maafin Jinyoung ma....semua salah Jinyoung..."

"Apa yang terjadi? Jika Jaebum menyakitimu, mama yang akan menghajarnya."

Jinyoung menggeleng pelan dan semakin terisak.

"Mama...hikksss... Jinyoung harus gimana ma? Jinyoung...hiksss jatuh cinta sama Jaebum oppa..."

"Lalu apa yang salah? Bukankah Jaebum juga sangat mencintaimu?"

Jinyoung memeluk pinggang mama-nya semakin erat, ia menangis tersedu-sedu sampai hatinya terasa sangat sesak.

"Jaebum oppa tidak pernah mencintaiku ma...hikksss....semua hanya sandiwara....Jinyoung hanya menolong oppa untuk menang taruhan, tetapi sekarang Jinyoung terjebak oleh hubungan itu...hikksss rasanya sakit sekali ma."

Mama Park, memegang kedua bahu Jinyoung, membuat Jinyoung menatapnya. "Ji, mana mungkin hanya sandiwara. Mama melihat jelas bagaimana Jaebum mencurahkan kasih sayang padamu. Jaebum begitu peduli dan perhatian dan bisa mama pastikan tatapannya padamu itu penuh cinta dan kelembutan."

'US' The Series's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang