Selepas Kau Pergi

5 0 0
                                    

"If, liburnya lumayan panjang ya.. tiga bulan" kubaca pesan di handphoneku, darimu ternyata.
"Iya, tiga bulan untukmu. Tapi aku cuma libur 10 hari. Trus balik ke kampus buat revisi. sepuluh hari. trus syukur-syukur bisa magang." balasku panjang lebar.
"Kasihan ya kamu, liburnya cepat" balasmu. Hmm, iblismu sedang keluar sepertinya.
"Hmm.. jadi, apa saja yang sudah kamu lakukan selama liburan?" balasku.
"Banyak. Makan bareng keluarga. Mandiin Jovan. Dia uda besar, perasaan aku baru sebentar ninggalin dia. Trus meet up sama teman-teman smp, sama teman-teman sma, bukber gitulah. Trus jalan-jalan kemall, ya ampun, uda lama banget gak creambath, rambut uda gak keurus. Diasrama mah, mandi aja syukur. Muka juga uda item banget tau gak If, aduh. tapi uda ke skin care sih, jadi uda lebih baik kayaknya." balasmu dengan sekali kirim pesan. Aku tersenyum membayangkan kalimat-kalimat itu kau ucapkan secara langsung. Telingaku seakan mendengarkan suaramu. "Kamu bagaimana?" Lanjutmu lagi.
"Aku?" terkirim. "Ingat saja, disetiap kegiatanmu yang banyak itu, setelah kau pergi, aku selalu melakukan hal yang kusukai, yaitu merindukan senyummu." Balasku lagi yang kemudian kau balas dengan photo kau sedang tersenyum lengkap dengan caption "Ni untuk meredakan rindu." Aku tersenyum. Bodoh, pikirku. Justru aku semakin rindu. Kau memang pandai meramu rindu, tak pernah bertanggungjawab meredakannya.

Dear Heart, why She?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang