"If, bagaimana jika nanti kita sama-sama melangkah pergi?" tanyamu disore yang cukup dingin. Aku menatapmu. Menikmati tenggelam dalam matamu, kutemukan ketakutan disana.
"Dengar, " kataku kemudian memberi jeda. "El, kita semua musafir didunia ini. Musafir yang mengembara yang pada akhirnya akan kembali menuju pulang" lanjutku. "Masalahnya..." aku mengambil napas diantara kalimatku, "Sebenarnya, bersediakah kau kujadikan sebagai tempat untuk pulang, menuju dekap paling hangat, dengan aroma roti bakar yang menenangkan?" tanyaku kemudian. Kau terdiam, berpikir mungkin, karena kita sama-sama tahu bahwa status kita belum jelas, apakah kau benar-benar rumah, atau cuma sekedar aku sewa dari yang nanti jadi pemiliknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Heart, why She?
Romansabanyak hal yang mungkin tidak kita mengerti, dan kita tidak harus mengerti segala sesuatu, tapi hidup harus tetap dijalani, kan? Ketika kau tidak mampu mengerti, waktu akan membuatmu mengerti. Ketika kau tidak mampu memilih, waktu akan memilihkannya...