"Bun, menurut bunda, kak Lucas itu orangnya gimana?" Jungwoo merebahkan kepalanya diatas pangkuan Bunda.
"Memangnya kenapa kamu nanya kaya gini?" Bunda mengusap rambut Jungwoo.
"Hm, gapapa sih, cuma mau tau aja,"
Bunda tersenyum, ia tahu betul kalau anak semata wayangnya ini tengah jatuh cinta pada seorang anak laki-laki yang sering ia panggil 'kak Lucas'.
"Menurut bunda, Lucas anak yang baik, dia juga sopan, dan kayanya dia sayang banget ya sama kamu," bunda terkekeh pelan diakhir kalimatnya.
"Bunda," Jungwoo mendudukan dirinya, "hm?" Jawab bunda.
"Kalau aku pacaran sama kak Lucas-" ucapan Jungwoo belum sepenuhnya selesai ketika bunda menyelanya secara tiba-tiba.
"Dek, dengerin bunda. Bunda memang suka sama Lucas, dari cara dia lihat ke kamu aja, bunda bisa tau kalau dia punya rasa yang sangat besar buat kamu, cara dia perlakukan kamu bahkan udah buat bunda percaya kalau dia akan jagain kamu dengan sungguh-sungguh. Dek, yang namanya pacaran engga sebercanda itu. Kamu ngerti kan maksud bunda apa?" Jungwoo mengangguk, ia mengerti bahwa bunda tidak merestui ia dan Lucas.
"Udah magrib, kamu sholat, bunda mau jemput ayah, udah nyampe katanya. Kamu ikut engga?" bunda berdiri dari duduknya setelah memeriksa handhphonenya yang tadi berdering.
"Engga bun, aku dirumah aja,"
Biasanya, Jungwoo akan senang saat bunda mengatakan bahwa ayah sudah pulang, karena itu artinya, ayah membawa banyak oleh-oleh setelah perjalanan panjangnya keluar negri, -ayah Jungwoo seorang pekerja di kapal pesiar- tapi entah mengapa ia tidak terlalu bersemangat kali ini.
Jungwoo berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya. Ia lalu mengambil wudhu dan melaksanakan sholat magrib, tak lupa berdoa setelahnya.
Bunda pergi dulu, tadi waktu bunda mau bilang kamunya lagi sholat. Kalau takut telpon lucas aja
Jungwoo membaca pesan yang dikirim oleh bunda. Ia tidak langsung menaruh ponselnya, ia mengutak-atiknya pelan.
"Halo, kak Lucas,"
Lucas buru-buru memaikai jaketnya saat ia menerima telpon dari Jungwoo yang mengatakan bahwa ia sendirian dirumah.
Lucas membawa motornya dengan kecepatan tinggi, ia terlalu khawatir dengan Jungwoo yang ditinggalkan dirumahnya seorang diri.
Jungwoo yang melihat pagar rumahnya terbuka, buru-buru berdiri, ia diam diluar sejak tadi. Alasannya? Tentu karena Jungwoo takut.
Jungwoo berlari menghampiri Lucas yang baru turun dari motornya, bahkan helmnya saja belum dibuka.
"Kak Lucas," Jungwoo menubrukkan badannya pada Lucas dan memeluknya erat.
"Hey, hey, kenapa?" Lucas mengelus rambut Jungwoo.
Jungwoo hanya menggeleng, "yaudah bentar, lepas dulu, kakak mau nutup pagernya," Jungwoo melepaskan pelukannya.
"Masuk kedalem, diluar dingin," Lucas melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Jungwoo yang hanya memakai kaos berlengan pendek.
"Kamu kenapa, hm?" Lucas kembali bertanya pada Jungwoo saat keduanya sudah berada di dalam rumah.
Hanya poutan bibir Jungwoo yang Lucas dapat, "hey, kenapa? Kok cemberut? Mau cerita sama kakak?" Jungwoo menggeleng lalu kembali memeluk Lucas.
Lucas terkekeh, Jungwoo sedang dalam mode manjanya malam ini, dan Lucas suka.
"Yaudah kalau belum mau cerita ga papa, kamu mau apa? Mau makan ga?" Lucas melayangkan kecupan-kecupan singkat pada kepala Jungwoo, sedangkan kedua tangannya mendekap tubuh mungil Jungwoo.
"Maunya peluk aja," Jungwoo merengek pelan.
"Yaudah iya, peluk aja," Lucas mengeratkan pelukannya pada tubuh Jungwoo, lalu sedikit menggoyangkan badan Jungwoo ke kanan dan kiri, tak lupa masih disertai kecupan-kecupan singkat yang Lucas berikan.
Baper ga nih? Baper dong, aku kan udah susah bikinnya:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionSaat Jungwoo beribadah di dalam masjid, Lucas beribadah di dalam gereja. Saat Jungwoo menegadahkan tangannya untuk berdoa, Lucas mengatupkan tangannya untuk berdoa. Saat Jungwoo menjadikan al-qur'an sebagai pedoman, Lucas menjadikan alkitab sebagai...