Mereka baru saja turun dari candi Borobudur setelah hampir satu jam di atas sana.
"Woo sini," Taeyong menggerak-gerakan tangannya pada Jungwoo yang sedang berjalan besama Jaemin, Ten, dan Donghan.
"Kenapa kak?" Jungwoo bertanya gugup, disini kakak kelas semua. Jungwoo kan jadi takut, terlebih ada Lucas di kumpulan kakak kelas ini.
"Jalannya bareng sama kita-kita aja, itu juga temen-temennya Jungwoo, sini, gausah malu-malu," mereka bertiga -Donghan, Jaemin, Ten- berjalan pelan menghampiri Taeyong.
"Jangan jauh-jauh ya, yu lanjut jalan," Taeyong menggandeng tangan Jungwoo. Di depan Jungwoo ada Lucas yang sedang berjalan sendiri.
"Yong!" Lucas sedikit membentak Taeyong saat Jungwoo tiba-tiba di dorong ke depan. Jika saja Lucas tidak memegang bahu Jungwoo, bisa di pastikan Jungwoo tersungkur jatuh.
"Lo ngapain sih! Kalo Jungwoo jatoh gimana?!" Lucas membentak Taeyong. Taeyong yang dibentak hanya mendecak kesal.
"Gue kesel abisnya, gue tau kalo lo pengen jalan bareng sama Jungwoo. Yaudah gue dorong dia, lagian gue tau kalo lo bakal nahan dia," jawab Taeyong santai.
Jaehyun, Seongwu, dan Daniel yang berada di barisan paling belakang hanya cekikikan melihat wajah Lucas. Sedangkan si trio kwek-kwek -Jaemin, Donghan, Ten- hanya melihat dengan senyuman jahil di wajah mereka.
"Kamu sini jalannya sama kakak," Taeyong menarik pelan lengan Jaemin agar berjalan disampingnya.
Lucas kembali melanjutkan langkahnya, begitu pula dengan Jungwoo. Mereka berjalan beriringan. Taeyong dan yang lainnya mengikuti mereka dari belakang, namun sedikit menjaga jarak.
"Kalau lagi jalan tuh jangan nunduk terus," Lucas menarik lembut tangan Jungwoo yang akan tetap berjalan lurus, padahal harusnya mereka berbelok.
"Maaf," ucap Jungwoo pelan. Jungwoo memperhatikan tangannya yang masih di genggam oleh Lucas.
Taeyong yang melihatnya, buru-buru memfotonya menggunakan kamera milik Jaehyun.
"Biarin mereka jalan duluan," Taeyong menghentikan langkahnya, lalu berucap.
Setelah cukup lama berjalan, Jungwoo menolehkan kepalanya kebelakang, "kak Lucas, mereka ilang,"
"Biarin aja, mereka udah gede, ga akan ilang," ucap Lucas. Tangan keduanya sudah tidak saling terpaut.
"Mau kemana?" Lucas menahan Jungwoo yang akan melangkah menjauhi Lucas.
"Mau liat ituuu," Jungwoo menunjuk salah satu stand pernak-pernik yang terbuat dari kayu.
"Bilang dulu. Kamu jangan jauh-jauh dari kakak, nanti ilang," Lucas beralih menggenggam tangan Jungwoo lalu berjalan menghampiri stand yang ditunjuk oleh Jungwoo tadi.
"Mau beli apa?" Tanya Lucas begitu keduanya sampai di depan stand tadi.
"Pak, ini berapa?" Jungwoo menunjuk satu asbak yang di salah satu pinggirnya seperti bangunan sebuah candi.
"50, mas,"
"Kok mahal banget sih? 35 aja ya pak?" Lucas bengong melihat Jungwoo yang menawar barang.
"Gabisa mas, 45 deh, saya kasih kalau segitu,"
"Kalo segitu mah sama aja pak, 40 deh. Ya?"
"Yaudah, saya kasih 40,"
Jungwoo tersenyum lebar, ia membeli asbak ini untuk ayahnya yang perokok aktif. Jungwoo baru membuka dompetnya, saat tiba-tiba Lucas memberikan selembar uang 100 ribu pada bapak penjual stand.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionSaat Jungwoo beribadah di dalam masjid, Lucas beribadah di dalam gereja. Saat Jungwoo menegadahkan tangannya untuk berdoa, Lucas mengatupkan tangannya untuk berdoa. Saat Jungwoo menjadikan al-qur'an sebagai pedoman, Lucas menjadikan alkitab sebagai...