Sepulang makrab, Jungwoo mengalami demam. Hari ini sudah hari kedua dia tidak datang kesekolah. Selama dua hari ini juga Lucas tidak mengiriminya pesan.
Eh?
Tidak kok, Jungwoo tidak menunggu pesan dari Lucas. Dia hanya heran saja, biasanya Lucas akan membanjiri handphonenya dengan pesan-pesan absurd.
Tok tok
"Dek, ada temen kamu nih," Bunda membuka pintu kamar Jungwoo setelah sebelumnya mengetuknya.
"Siapa bunda?" Jungwoo mendudukan dirinya.
Jungwoo mengalihkan pandangannya saat ia tahu siapa yang datang.
"Bunda tinggal ya dek, Lucas, tante tinggal ya,"
"Iya tante," Bunda keluar, namun tidak menutup pintu sepenuhnya, ia hanya menutup pintu setengah.
"Dek," Jungwoo tidak menjawab, ia malah menunduk dan memainkan selimut yang membalut tubuhnya.
Lucas mendudukan dirinya di sebelah Jungwoo, "kamu udah makan?" Tanya Lucas yang dibalas anggukan oleh Jungwoo.
"Udah minum obat?" Lagi, hanya dibalas anggukan oleh Jungwoo.
"Kalau..." Lucas menggantungkan kalimatnya, yang membuat Jungwoo menatapnya, menunggu Lucas untuk meneruskan kalimatnya.
Lucas menatap Jungwoo yang sekarang sedang manatapnya juga, "kalau cinta sama kakak, udah?"
"Ihhh kak Lucasss!!" Jungwoo melayangkan pukulan-pukulan pada tubuh Lucas.
"Hahaha, iya-iya maaf deh maaf hahaha,"
"Berhenti ketawa ihh, kak Lucas!" Jungwoo mencubit lengan Lucas cukup kencang.
"Ahh, dek, sakit," Lucas mengusap-ngusap lengan yang tadi Jungwoo cubit.
"Abis kak Lucas nyebelin,"
"Kamu ada mau makan sesuatu ga? Biar kakak beliin," Lucas merapikan rambut Jungwoo yang sedikit berantakan.
"Emang ga apa-apa? Aku makannya banyak loh,"
"Ga apa-apa kalau kamu makannya banyak, asal kalau punya pacar jangan banyak-banyak,"
"Kak Lucas!"
"Iya, iya. Mau makan apa jadinya?"
"Hmm,"Jungwoo menggigit bibir bawahnya, kebiasaan ketika ia berfikir, "cigor, aku mau cigor,"
"Ga. Jangan cigor," Jungwoo cemberut.
"Tapi aku mau cigor kakkk," Jungwoo merengek sembari menggerak-gerakkan lengan Lucas.
"Engga, kamu masih sakit. Belum boleh makan-makanan kaya gitu. Kita beli sate aja ya? Yang depan komplek kamu,"
"Tapi belinya sama aku," Lucas baru akan menjawab jika saja Jungwoo tidak buru-buru menyela, "kalau belinya ga sama aku, aku gamau,"
Lucas menghelas nafas, lalu mengangguk mengiyakan.
"Tunggu bentar aku siap-siap dulu," Jungwoo loncat dari kasurnya berlari kearah kamar mandi.
Setelah beberapa menit, Jungwoo keluar dengan wajah yang terlihat lebih segar. Jungwoo baru akan membuka lemari pakaiannya saat tangan seseorang menahannya.
"Kak Lucas, aku mau ganti baju, tangan kakaknya misi dulu sebentar,"
"Gausah ganti baju,"
"Tapi aku pake piyama kak. Yakali, alu pake piyama kak?"
"Ga apa-apa, tetep cantik kok," Lucas menarik pelan tangan Jungwoo untuk mengikutinya berjalan.
"Loh? Mau kemana?" Tanya Bunda saat melihat Lucas dan Jungwoo yang menuruni tangga dengan tangan yang bertaut.
"Ini, Jungwoo mau sate katanya tante. Pengen ditraktir sama Lucas katanya,"
"Heh!" Jungwoo mencubit pinggang Lucas menggunakan tangan yang satunya, yang tidak di gandeng oleh Lucas.
"Dek, kamu ini kok minta sama Lucas?"
"Engga-," perkataan Jungwoo terpotong.
"Ga apa-apa tante, Lucasnya juga ga keberatan kok. Kita permisi ya tante," Lucas menyalimi tangan bunda, disusul oleh Jungwoo.
Lucas menautkan alisnya saat ia melihat Jungwoo tidak mengenakan jaket.
"Kenapa kamu ga pake jaket?"
"Ya kan tadi kakak keburu narik aku, gimana sih!" Jungwoo menghentakakkan kakinya sebal.
"Gausah cemberut gitu, kakak kan jadi makin suka. Nih pake punya kakak aja," Lucas memberikan jaketnya yang pada Jungwoo, Jungwoo menerima jaket itu dengan malu-malu.
Lucas tersenyum melihat tingkah Jungwoo yang sangat menggemaskan.
"Duh, gemess," Lucas mengusap pelan rambut Jungwoo.
"M-makasih, tapi jaketnya kegedean kak," Jungwoo menunjukkan jaket yang memang sangat kebesaran di tubuhnya itu, bahkan kedua tangannya sampai tidak terlihat.
"Kamu galiat badan kakak segede kingkong gini?" Lucas tertawa mendengar perkataannya sendiri, begitupula dengan Jungwoo yang sekarang tertawa.
"Udah ih kak, kapan perginya, aku udah laper,"
Lucas naik keatas motor, disusul oleh Jungwoo dibelakangnya. Jungwoo sedikit menjaga jarak dari Lucas.
"Dek, coba tangan kamu mana sini kakak liat," Jungwoo menjulurlan tangannya ke depan, setelahnya, Lucas menarik tangannya agar Jungwoo dapat memeluknya dari belakang.
"Nah, gini baru bener," Lucas menyalakan motornya, lalu melaju dengan pelan, menikmati langit yang mulai berubah warna menjadi jingga.
Udah manis belum nih? Kalau kurang manis, coba bacanya sambil ngemilin gula:)
Karena gabut aku up lagi:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfikceSaat Jungwoo beribadah di dalam masjid, Lucas beribadah di dalam gereja. Saat Jungwoo menegadahkan tangannya untuk berdoa, Lucas mengatupkan tangannya untuk berdoa. Saat Jungwoo menjadikan al-qur'an sebagai pedoman, Lucas menjadikan alkitab sebagai...