"Hei kalian berdua!" Panggil Sasuke pada Ino dan Sai.
"Kau ini! Sekali-kali kek panggil kita dengan nama yang benar. Kau selalu saja memanggil kami seperti 'Hoi' atau 'Hei' kalau tidak 'Hn, kau'." Ino menirukan gaya bicara Sasuke ketika bicara dengannya maupun Sai.
Sasuke hanya menatap Ino datar. "Hn, aku susul Sakura." Sasuke melompat menuju dahan yang tadi dilompati Sakura.
Ino mendecih. "Dasar pantat ayam! Kudoakan kau pacaran dengan Sakura!!!" Teriak Ino menggelegar. Sai hanya menutup kedua telinganya, meskipun begitu dia tetap tersenyum.
Orang-orang di sana mengabaikan teriakan Ino, sudah menjadi asupan sehari-hari telinga mereka di sini.
Sasuke memutar bola matanya dan tetap meneruskan perjalanannya ke dalam.
"Hei!" Ino melambaikan tangan pada Hinata, Temari, Shikamaru, dan Naruto.
"Heiii, kaliaan~" Ino kembali melambaikan tangannya pada mereka yang tetap melihat ke arah tempat saat Sasuke menghilang dari balik tembok di atas balkon.
"Mereka ini apa ttebayo? Apa itu memang jalan menuju ke atas?" Tanya Naruto menggaruk kepalanya.
"Entahlah, aku juga heran pada kedua monyet tersebut." Balas Ino. "Nee, kalian! Ikuti kami ya!" Ajak Ino.
***
"Ck, jangan sampai dia kumat. Aku bisa repot kalau dia kumat. Cih, menyebalkan. Kenapa aku harus khawatir kalau dia kumat ha? Urusai!"
Sasuke sampai di depan kamar Sakura dan di depannya terdapat pintu cokelat yang tertutup sangat rapat. Sasuke hendak mengetuk pintunya perlahan, tapi tangannya terhenti. Ia menyadari raut wajahnya terasa aneh dan,
'Cklek'
Sasuke buru-buru memasang raut wajahnya yang paling datar.
"Ah, ayam? Kenapa tidak ketuk saja pintunya lalu aku akan menyiapkan kunai untuk kucincang dirimu?" Tanya Sakura antusias.
Sakura merapatkan lengan kirinya di belakang tubuhnya. Sasuke melirik sekilas.
"Apa yang kau sembunyikan?" Tanya Sasuke datar.
Sakura lebih merapatkan lagi lengannya di belakang punggungnya. "Ck, tak ada! Sudah minggir sana kalau tak ada perlu, aku harus pergi sebentar!" Usir Sakura dengan ketus.
"Mau kemana?"
"Bukan urusanmu!"
"Kalau aku menemuimu dan kau pergi itu urusanku."
Sakura menggeram. "Bukan apa-apa ayam sudah minggir sekarang!"
***
"Sakura itu," Ino memberi jeda. "Egois, bego, minta dicincang, hobi bikin orang khawatir, pura-pura kayak anak kecil padahal sifatnya dewasa banget, dan bermuka dua!" Ucap Ino berapi-api.
Mereka semua menatap Ino dengan aneh. "A-ano, Ino-chan aku tidak mengerti maksudmu." Kata Hinata menyatukan kedua jari telunjuknya.
Ino menghela nafas. "Yeah, sampai egoisnya dia tidak mau membagi masalahnya pada kami." Lanjut Ino lirih.
"Begonya, dia bahkan rela disakiti demi kami." Ino mengerucutkan bibirnya. "Minta dicincang padahal bisa-bisa aku yang dicincang duluan. Selalu bikin orang khawatir sama sifatnya. Punya pemikiran yang lebih luas dan lebih panjang diantara kami namun dia malah menutupinya dengan bersifat kekanakan. Maka dari itu dia bermuka dua. Sangat menyebalkan." Gerutu Ino dengan satu tarikan nafas.
"Aa, aku mengerti. Apa dia dari keluarga Haruno?" Tanya Shikamaru.
Ino menolehkan kepalanya dengan cepat. "Bagaimana kau tau?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AICON
FanfictionSingkat cerita, organisasi bela negara atau AICON. Dengan anggota yang rela mengorbankan apapun demi negaranya termasuk nyawa. Berkemampuan khusus dibawah kepemimpinan Uchiha. . . . *Karakter pinjam punyanya paman Mashashi Kishimoto ? tapi murni ima...