That Night

4.6K 191 2
                                    

"Sasucake, kau lihat gadis malang di pojok sana?"

"Hn, nii-chan. Dan bisakah kau tidak memanggilku seperti itu?!"

Sosok yang dipanggil kakak itu terkekeh. "Nee, aku tak akan menghentikan panggilan sayangku padamu itu 'Sasucake'." Ucapnya menekan kata terakhir yang diucapkannya.

"Ck, terserahmu nii-chan."

"Hahaha..." Anak berumur 12 tahun tersebut kembali tertawa. Namun rautnya berubah serius.

"Ah Sasuke, bawa dia."

"Hn."

***

"Siapa kalian?" Seorang gadis berumur 8 tahun mendongakkan kepalanya memperlihatkan mata emerald berlinang air mata. Walau begitu tersirat kepedihan mendalam dan sorotnya tajam menatap keduanya.

"Nah, gadis kecil. Aku suka tatapanmu."

"Siapa kalian?" Ulang gadis tersebut tetap menatap tajam dua orang di hadapannya.

Bukannya menjawab, orang yang ditanyai malah bertanya balik pada gadis tersebut. "Siapa namamu?"

Dengan ragu menjawab, gadis bersurai soft pink sepunggung dan berantakan menjawab dengan tegas. "Sakura. Haruno Sakura."

Sedikit kaget namun segera ditutupi senyuman hangat. Anak berumur 12 tahun ditemani adiknya yang berusia 9 tahun kembali berucap.

"Ara? Haruno Sakura?" Gadis itu mengangguk ragu.

"Nee Sakura-chan. Ikutlah dengan kami. Kau di sini sendirian kan?" Tanyanya lagi.

Gadis tersebut mengerutkan dahinya. "Aku saja tidak kenal kalian."

"Ahaha, aku lupa." Anak itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sakura-chan, namaku Itachi. Dan yang di sebelahku ini Sasucake, dia otoutoku."

"Sasuke, nii-chan." Geram anak di sebelah Itachi setelah sedari tadi tak mengucapkan sepatah katapun.

Terkekeh sebentar, Itachi kemudian mengatakan yang sedari tadi ingin dikatakannya. "Sakura-chan, aku tau kau ingin menjadi kuat."

Seketika kepala gadis bernama bunga kebanggaan Jepang terangkat tinggi. Matanya berbinar membuat sang adik dari Itachi menatap kagum lautan hijau penuh tekad dari Sakura.

"Maka, ikutlah dengan kami. Aku yakin kau akan nyaman di sana. Mulai sekarang anggaplah aku sebagai anikimu."

"H-ha'i!"

***

Itachi dan Sasuke membawa Sakura masuk ke dalam gerbang besar dengan penjagaan ketat. Tinggi gerbang tersebut mencapai 6 meter. Sisi kanan dan kiri dijaga masing-masing 4 orang dengan senjata api.

Terlihat taman yang sangat luas, dengan lapangan luas di sisi kanan maupun kiri dimana terdapat beberapa anak di bawah umur mereka, seumuran Sakura, Sasuke, Itachi, bahkan 20 tahunan memegang benda tajam maupun tangan kosong dan saling menyerang satu sama lain.

Setelah melewati taman yang luasnya tak diketahui Sakura, mereka memasuki pintu utama yang sedari awal sudah terbuka dengan tinggi 3 meter. Berjalan melintasi beberapa ruang dan berjalan di atas karpet menuju sebuah ruangan dengan kawalan 2 orang di sisi kanan dan belakang mereka.

Dan akhirnya sampai di tujuan mereka, ruangan yang terbilang cukup besar.

"Yo, otou-sama."

"Itachi-kun, bersikaplah sopan sedikit." Tegur wanita bersurai dark blue dengan lembut, atau wanita yang bisa disebut sebagai ibu kedua anak dengan warna surai yang sama dengan dirinya.

"Ehe?! Okaa-chan ada di sini? Gomenne, ehehe..." Itachi cengengesan menatap ibunya dengan ringisan.

"Sasu-chan, gak mau nyapa kaa-chan?" Goda wanita tersebut pada anak bungsunya setelah tahu kalau Sasuke juga berada di situ.

Sasuke mendecakkan lidahnya. "Okaa-chan..."

Meski mengerucutkan mulutnya kesal karena dipanggil dengan suffix-chan oleh ibunya, Sasuke melangkah menuju ibunya dan memeluk ibunya erat. Itachi ikut memeluk ibunya. Wajar saja mereka sudah tidak bertemu selama 3 bulan.

Sakura tetap berdiri diam tak jauh dari tempat sesi berpelukan anak dengan ibunya. Menatap sendu dengan bola mata indahnya, walau hatinya terasa miris namun ia tersenyum kecil.

"Ara? Itachi-kun, Sasuke-kun, kalian tak bilang kalau kalian berdua membawa tamu?" Wanita tersebut melepas pelukan anak-anaknya dan berdiri menatap Sakura dengan senyuman lembut.

"Siapa namamu, nak?" Tanya Fugaku, kepala keluarga Uchiha yang sedari tadi hanya diam.

"Haruno Sakura."

Sedetik kemudian Fugaku dan istrinya--Mikoto, saling tatap. Segera Mikoto berlari kecil ke arah Sakura yang tidak tahu apa-apa dan mendekap erat dalam pelukannya.

Mikoto melepas pelukannya namun kedua tangannya berada di atas kedua sisi pundak gadis yang tadi didekapnya. Sakura menatap Mikoto dengan pandangan kosong yang tanpa disadari mengartikan dirinya tersakiti secara batin maupun psikis.

Mikoto meneteskan air mata di sudut salah satu matanya. Sakura melihat hal tersebut satu tangannya yang kecil terulur ingin menggapai pipi Mikoto.

Walau tak mengenal Mikoto, gadis tersebut merasa hangat. Dengan tatapan kosong, namun tangannya tetap mengusap pipi Mikoto dengan lembut menggunakan tangan mungilnya yang terasa dingin.

Mau tak mau, Mikoto mengeluarkan liquid bening yang agak deras dibanding sebelumnya. Wanita itu meraih tangan mungil gadis yang mengusapnya lembut lalu menggenggamnya.

Masih dengan genggamannya, Mikoto kembali mendekap tubuh mungil Sakura. "Nee Sakura-chan. Jangan menatap baa-san seperti itu. Kalau kau ingin menangis, menangislah sayang."

"Gomen baa-san. Aku rasa, aku sudah tak bisa menangis lagi sekarang." Ucapnya lirih.

Mikoto terisak pelan sambil mengusap surai putri sahabatnya. "Mebuki-chan, Kizashi-kun kalian di mana?" Batin Mikoto memeluk erat tubuh rapuh Sakura.

***

Di sebuah kamar yang tak bisa dibilang kecil ataupun terlalu besar dengan cat dominasi berwarna putih susu dan hijau tosca yang enak dipandang mata. Warnanya terlihat soft dan tak terlalu menyakiti mata.

"Sakura-chan." Panggil Mikoto pada gadis yang digandeng di sampingnya.

Sakura menoleh dan tersenyum kecil menanggapi. "Ini kamarmu. Sebenarnya tempat yang baru beberapa jam yang lalu kau masuki ini adalah tempat pelatihan khusus sekaligus tempat tinggal anak-anak yang kau lihat saat baru masuk."

"Apa ini semacam asrama?" Tanya Sakura polos dengan senyuman.

"Sementara anggaplah seperti itu sayang." Balas Mikoto tersenyum lembut. "Nah, Sakura-chan kan sekolah." Sakura mengangguk.

"Dimana sekolahmu sayang?"

"Ehehe, aku lupa baa-chan. Sudah 3 bulan aku absen." Kikik Sakura dan sikapnya membuat sweet drop Mikoto.

Memaklumi Sakura, Mikoto kembali berucap. "Saki, kau satu sekolah sama Sasuke-kun mau ya?"

Mata Sakura berbinar dan mengangguk cepat. "Kalau tidak merepotkan tak apa baa-chan!"

Mikoto tersenyum. "Satu lagi, panggil aku kaa-chan seperti Itachi-kun dan Sasuke-kun memanggilku ya Saki."

"Ha'i"

"Kalau Saki butuh apa-apa, pergi ke ruangan Fugaku jii-san ya. Yang tadi itu loh, gak jauh kan?"

Sakura mengangguk. "Kamar Sasuke-kun ada di depan situ." Mikoto menunjuk pintu yang berada bersebrangan dengan kamar baru Sakura.

"Kalau Itachi-kun di sebelah kamar Sasuke-kun. Jangan sungkan kalau ada apa-apa ya sayang."

Kembali Sakura mengangguk. "Anak pintar. Kaa-chan tinggal dulu ya."

Mikoto berbalik dan belum genap langkah keempat Mikoto, Sakura memanggil Mikoto.

Mikoto berbalik dan mendapati Sakura tersenyum tulus dan hangat.

"Arigatou kaa-chan!"

•^•^•

AICONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang