LOL

2.5K 142 37
                                    

.
.
.
Paginya, matahari pun belum muncul dari ufuk tapi Sakura terbangun di kamar dengan wajah memerah. Dia memang tidak sadar kalau sudah berada di kamarnya, tapi dia sadar kalau dia tertidur di mobil semalam "Oh, Tuhan..." Sakura mengepalkan tinjunya "SASUKE AYAM KAMPRET APA YANG DILAKUKANNYA HEEE?!!"

Peristiwa ini terjadi begitu saja, Sakura yang tiada absen mengecek ponsel di pagi hari kecuali kalau terdesak dikagetkan dengan penampakan dirinya di room chat grup AICON. Yang membuat Sakura naik pitam yaitu pengirimnya. Uchiha Sasuke!

Sakura bergegas keluar kamar tanpa berniat mengganti pakaian yang belum digantinya semalaman. Peduli amat! Sakura mengeluarkan kunci cadangan pintu kamar Sasuke, kunci tersebut didapatkannya dari Mikoto. Saat itu mereka bersepakat dan bekerjasama saat ulang tahun Sasuke, namun sampai saat ini kunci tersebut masih di tangan Sakura.

Untung saja kebiasaan Sasuke dalam mengunci pintu, yaitu tidak membiarkan kunci menggantung di pintu. Hal tersebut justru menguntungkan Sakura.

Bagaikan pencuri Sakura membuka pintu kamar Sasuke diam-diam. Gadis itu menyeringai seram penuh amarah berkilat-kilat di matanya.

Aroma khas Sasuke langsung memenuhi indera penciumannya saat memasuki kamar Sasuke, Sakura kembali menutup pintu tanpa suara. Melihat Sasuke, sepertinya masih terlelap. Pakaian yang dikenakan pemuda itu juga masih sama seperti kemarin malam. Mungkin setelah kemarin menyebarkan 'foto' Sakura, Sasuke langsung tertidur 'puas' dengan karyanya.

Sakura tersenyum licik, ia beranjak dari tempatnya semula. Saat kembali, di tangannya sudah ada segenang air dingin di takupan tangannya. Sakura dengan 'sengaja' menumpahkan genangan air di tangannya tepat di wajah Sasuke.

Sasuke yang memang masih tertidur gelagapan saat air segar menyambut wajahnya. Sakura tanpa menyiakan kesempatan mengunci pergerakan Sasuke dari belakang dengan lengannya.

Sasuke menggeram tertahan, memukul-mukul tangan Sakura karena tidak bisa bernafas. Dan Sakura tertawa laknat akan itu.

Tanpa disadari Sakura, Sasuke menyeringai dan memutar balikkan keadaan. Pemuda itu menekan Sakura ke arah kasur dengan punggungnya, hingga Sakura terdesak akan tubuh pria itu sendiri dengan kasur. Ingin Sakura melawan, namun tenaga Sasuke lebih besar dibanding dirinya.

Mengetahui Sakura terdesak dan kesal, Sasuke memutar badannya menghadap Sakura. "Sayangnya seumur hidupmu, kau takkan pernah menang melawanku." Sasuke menyeringai penuh kemenangan. Bagian rambut Sasuke yang basah terkena air menetesi pipi Sakura.

Sakura menggeram tertahan. Tapi sedetik kemudian ia menyadari sesuatu. Dan detik itu juga wajah Sakura merona lebat hingga pucuk kupingnya. Dilihat dari manapun Sasuke sangat tampan, apalagi keadaan rambut Sasuke yang setengah basah dan wajah pria itu yang mendukung sepenuhnya.

Sasuke tahu kalau Sakura sudah menyadari posisinya. Tetap dengan seringaian kemenangan di wajah tampannya, Sasuke mendekatkan bibirnya di telinga Sakura. Mau tak mau Sakura menahan nafas karenanya.

"Lawan aku kalau kau bisa, hm?"

Sakura menahan malunya dan mendorong Sasuke pelan. Sasuke juga menerima perlawanan Sakura dengan santai dan berbaring di sebelah Sakura.

Sakura menutup setengah wajahnya dengan tangan kirinya. Gadis itu duduk di bibir ranjang malu menatap Sasuke.

Sejak kapan Sasuke begitu tampan...? Sakura melotot setelah sadar apa yang dipikirkannya, tanpa sadar--atau memang sengaja--memukul pipinya, tapi terlalu keras.

"Ittai!" Sakura mengelus pipinya.

"Aku bisa gila kalau berada di sini terus!" Ya, Sakura yang ingin menjebak namun dirinyalah yang terjebak.

Sasuke melipat kedua lengannya dan menaruh kedua lengan--kekar-- itu di atas kepalanya. "Sakura,"

Sadar akan wajahnya yang memerah, ia enggan bertatapan dengan Sasuke jadi Sakura hanya bergumam membalasnya.

"Menurutmu, mereka akan berhasil?" Sasuke menatap langit-langit kamarnya. Sadar bahwa Sasuke mengajaknya berbicara untuk serius, Sakura menolehkan kepalanya lalu ikut merebahkan tubuhnya di samping Sasuke.

"Menurutmu sendiri?"

Sasuke mengernyit kala Sakura balik bertanya. "Kenapa kau malah bertanya padaku?"

"Kan, terserahku."

Sasuke mendecakkan lidahnya. "Karena aku nggak tau, aku bertanya." Ucapnya malas.

"Karena aku juga nggak tau, makannya aku balik tanya."

Keduanya saling membuang muka dan menghela nafas. Kemudian Sasuke bangkit dari tidurnya.

Sakura melotot kala Sasuke hendak membuka bajunya. "Apa yang kau lakukan?!"

"Aku yakin kau tidak buta, Sakura."

"Bodoh, kalau mau buka baju sana di kamar mandi!"

"Ini kamarku, suka-suka aku."

Tanpa mau menunggu Sasuke membuka bajunya lebih ke atas, Sakura mengambil langkah seribu untuk keluar dari kamar pria itu.

BRAKK!!!

Sasuke setengah menganga melihat tenaga Sakura yang mungkin'bisa menghancurkan pintu kamarnya. Sasuke tersenyum kecut, "Awas saja kalau pintu kamar ini rusak, aku akan mengungsi ke kamarmu!"

***

Suara tembakan yang ditimbulkan Sasuke begitu memekakkan telinga, namun dirinya dan anggota lainnya sudah terbiasa akan hal tersebut.

Sakura bersandar di sebuah pilar penyangga sambil melipat kedua lengannya menunggu Sasuke selesai melatih akurasinya.

"Sas," Panggil Sakura saat Sasuke mengisi ulang senjatanya.

Seperti biasa Sasuke hanya menggumam membalasnya. "Besok jangan lupa, loh." Kata Sakura mengingatkan.

"Tanpa kau beri tau aku sudah tau." Kali ini Sasuke menggunakan tangan kirinya saja untuk menembak. Dan setiap peluru yang ditembakkannya tidak pernah meleset dari sasaran, meskipun ia menggunakan tangan kiri saja.

Sakura duduk sambil menyender di pilar itu. "Kali ini aku yakin mereka berbeda." Sakura tersenyum getir. "Kita sudah berbohong Sasuke." Suaranya bergetar.

"Aku tau."

Sakura menekuk kakinya, melipat kedua lengannya lalu menelungkupkan kepalanya di atas sana. "Tahun depan, kita harus menghentikan semua ini Sasuke. Aku tidak mau..." Gadis itu tak kuasa melanjutkan kalimatnya.

Sasuke hanya melirik Sakura sekilas. "Ya, ini akan menjadi perang pertama dan terakhir untuk mereka."

•^•^•

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AICONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang