Part 10: Sekamar

2.3K 292 36
                                    

White Rose Petal

Part 10

This Fanfic is owned by Ailana Misha

Please, don't copy and remake!


Di Rumah Keluarga Jeon

Gangnam, Seoul, Korea Selatan


Seorang ahjumma sedang duduk dengan tak nyaman di sofa ruang bersantai keluarganya. Suaminya yang sedang meminum tea hangat, membiarkan saja istrinya itu bertingkah seperti cacing kepanasan. Ia sudah terbiasa dengan sikap nyonya besar Jeon satu itu.

"Kemana lagi, anak gila satu itu? Ponselnya kenapa ia matikan!" Kata wanita paruh baya itu tak percaya.

Ia sudah menelfon kembali putranya yang baru saja menikah itu yang ketiga kali, tetapi putranya yang kepala batu itu sengaja menonaktifkan ponselnya. Bagaimana bisa ia merecoki Jungkook jika pemuda itu tak mau menerima telfonnya. Mom dari Jeon Jungkook itu hampir mengumpati anak sulungnya itu andaikan putri bungsunya tidak disana, menontonnya.

"Apa mom jadi mau ke apartemen oppa?" Tanya Nancy, gadis itu sudah membersihkan make upnya.

"Anak itu melarang mom untuk kesana malam ini." Ujar nyonya besar Jeon itu kesal.

"Buat apa kalian ke apartemen Jungkook? Ini sudah malam." Tegur dad dari Jungkook itu.

"Tidak ada apa – apa, hanya ingin mengirimkan sesuatu." Ucap istrinya, yang kemudian tertawa bodoh.

"Apa?"

"Hanya sesuatu." Jeon Hyura sangat mirip sekali dengan Jungkook, berkepala batu.

"Apapun sesuatumu itu, sayang, masih ada waktu besok. Biarkan mereka istirahat dulu sekarang!"

Jeon Jongdae hampir saja mencium ulah usil milik istrinya. Hidup hampir tiga puluh tahun dengan perempuan yang ia cintai itu cukup untuk mengenal kebiasaannya luar dalam. Ia selalu menyikapi sikap kekanakan istrinya dengan sabar. Istrinya menatapnya seakan ingin protes, tetapi perempuan itu tidak berani untuk membantah suaminya.

"Kalau keluarga kita kelamaan punya penerus, jangan salahkan aku."

"Mereka masih punya waktu yang sangat banyak." Kata tuan besar Jeon, lalu tertawa.

"Tetapi aku tak sesabar itu menunggu waktu banyaknya mereka!" Gerutu mom dari Nancy itu, lantas berjalan dengan kesal menuju kamarnya.

"Ya mom... Barangnya Nancy taruh dimana jika begitu?" Teriak Nancy sambil mengekori momnya itu.

--------(^_^)---------


"Im Nayeon, apakah kau ingin tidur bersamaku?"

Nayeon, gadis itu hanya menatap ngeri pada pria yang berstatus suaminya itu sekarang. Itu adalah kalimat yang sama yang diperagakan oleh Naeun eonninya, dan suaminya itu sekarang mengucapkannya. Im Nayeon menggigit bibir bawahnya, tadi siang Jungkook ahjussi sudah menciumnya dengan tiba – tiba, lalu apa yang akan dilakukan oleh laki – laki itu kembali? Laki – laki dewasa yang sudah menjadi suaminya itu.

Jungkook menatap istrinya itu lama, lalu seringaian kecil muncul di bibirnya. Tanpa diberi tahupun, ia sudah tahu jika istrinya itu sedang gamang. Anak itu pasti sudah menyangka yang tidak – tidak sekarang. Lagipula apa yang akan ditakutkan darinya?

'Kau masih bisa memaksanya Kookie, hemm setidaknya diranjang.'

Ia ingat ucapan mom-nya dulu, mom-nya benar – benar keterlaluan. Dia memang seorang yang berkepala batu, seorang atasan yang semaunya. Jungkook memang pribadi yang suka memaksakan kehendak, kehendak kepada karyawan, staffnya, orang – orang di sekelilingnya, tetapi bukan dengan urusan terkait hal ini.

"Aku mau tidur, Nayeonie!" Ucap Jungkook, lalu berjalan mematikan lampu kamar mereka. Ruangan kamar sudah nampak temaram, menyisakan lampu kecil di dekat meja kecil.

"Kau tak tidur juga? Tidak mengantuk?" Tanya Jungkook pada gadis muda berpiyama merah muda. Dari siluetnya, laki – laki itu tengah mengganti kaus putihnya dengan piyama, beruntung ruangan kamar sudah temaram, jika tidak Nayeon sudah berteriak sekarang.

"Aku tidur dimana, ahjussi?" Nayeon bertanya pada pria itu. Gadis itu sudah duduk di tepi tempat tidur Jungkook. Dari suaranya gadis itu terdengar ketakutan. Tetapi Jungkook ahjussinya tidak bersuara kembali.

"Apa aku tidur di kamar sebelah saja ahjussi?" Gadis itu ingat ada kamar lain di sebelah kamar mereka.

"Ingat perjanjian kita di McDonalds? Ingat apa yang aku inginkan?" Jungkook menaikkan nadanya. Nayeon terdiam merenung. Jungkook ahjussinya sudah berjalan mendekat ke arah tempat tidurnya.

"Jika kita akan menjalani pernikahan sesungguhnya?"

"Iya, aku tak memintamu untuk bersyukur memiliki suami sepertiku, tetapi asal kau tahu, Im Nayeon. Di luar sana, lelaki seumuranku tidak akan membiarkan seorang gadis sangat muda dan polos sepertimu baik – baik saja ketika mereka sekamar berdua seperti kita sekarang." Jungkook menghirup udara sesaat. "Tetapi aku sedang mencoba untuk bersabar, dan berbeda dari mereka."

Nayeon membuka mulutnya lebar, ia tak menyangka jika ending perang batinnya diselesaikan dengan perilaku tiba – tiba Jungkook ahjussi yang sudah berbaring di tempat tidurnya yang luas.

"Tidurlah sekarang, aku tak suka dibantah!" Perintah Jungkook kembali, laki – laki dingin itu terpaksa menggunakan kuasanya.

Nayeon masuk ke dalam bed covernya dengan pelan, gadis itu tidur di sisi paling tepi, membuat springbed Jungkook terasa sangat luas dari biasanya. Jungkook yang sebenarnya belum tidur mengamati bahu gadis muda itu yang bergetar. Jungkook menghirup nafas berat, kamar yang gelap pasti bukan tempat gadis itu untuk tidur, tetapi dia tidak mau jika istrinya itu terus kekanakan dan tidak dewasa.

"Nyonya Jeon... Berbaliklah." Titah Jungkook, gadis muda itu berbalik seperti perkataannya.

"Mendekatlah... Apa kau ketakutan?" Tanya Jungkook. Tetapi Nayeon tidak mendekat, gadis itu tetap saja di tempatnya, hanya matanya saja yang terlihat hidup dalam keremangan malam di kamar Jungkook.

Jungkook mendekatkan jarak diantaranya dengan Nayeon, badan laki – laki itu tepat di samping Nayeon sekarang, istrinya itu menatapanya dengan wajahnya yang panik seperti biasa. Wajah paniknya yang terlihat lucu dan sangat khas anak SMA.

"Mulai sekarang, biasakan untuk tidur di tempat yang gelap, dan biasakan...." Ucapan laki – laki itu terhenti. Jungkook sedang menyamankan kepalanya pada bantal empuk milik Nayeon. "Biasakan untuk tidur di sampingku."

Tepat saat itu, Jungkook langsung menarik Nayeon untuk masuk ke dalam rengkuhannya, wajah gadis berambut panjang itu langsung berhimpitan dengan dada bidang Jungkook. Pria dewasa itu memeluk istrinya dengan erat. Tangannya beberapa kali naik turun di bahu gadis itu. Rasanya seperti semua tempat di dunia sudah lenyap dan menyisakan tempat sempit untuk mereka berdua.

"Kau dengar suara jantungku?" Tanya Jungkook pelan di dekat telinga Nayeon. "Ia berdetak, aku juga gugup bersamamu. Tetapi aku juga sedang berusaha untuk membiasakan diriku, membiasakan diriku untuk berdekatan denganmu."

------To be continued------

Notes:

Beberapa hari ke depan aku gak akan update, jangan dikangenin ya...

Mau ada family gathering besok di rumah tanteku yang tadi, sekalian kumpul2 ma sepupu. So I am asked to stay there for some days.

Baby nya tanteku ganteng banget... Ahhh, kiyowoo... XD

Jika suka, Drop komen dan votenya ya..

Gomawo...

White Rose PetalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang