Saat makan siang, ada seorang karyawan berkata "Katanya Mingyu-ssi itu gay! Apa benar?!" "Mana mungkin orang setampan dia gay..." "Habis dia tidak pernah terlihat dekat dengan yeoja manapun" dasar tukang gosip pikirku "Kita tes saja!" Usul salah satu namja "Kita suruh salah satu namja diantara kita untuk merayunya" lanjutnya "Silahkan saja... setelah itu kita semua pasti akan di pecat" kata Minghao, dia temanku "Bilang saja ini hanya candaan. Tapi jika berhasil aku tidak tahu lanjutannya?" Kata yeoja lain "Lalu siapa yang akan kita utus???" "Minghao!!!" Tapi dia tidak mau karena pacarnya bekerja di sini juga, namanya Jun "Sayang sekali... padahal Hao sudah cocok jadi penggoda, diakan manis" "Kalau bagitu Jeonghan saja! Aku pernah memergoki bos kita memandang dia uuuuu~" apa aku?! Aish mana mungkin!!!
"Hyung! Aku utus dirimu untuk menemui bos kita, goda dia dengan cara yang kau tahu. Ok" "Seolma... shiro!!! Aku masih mencintai pekerjaanku. Lagipula aku namja normal bukan gay!" "Hyung ayolah~ bilang saja ini hanya candaan... ini hanya candaan Hyung" katanya sambio menyeretku ke kantor bos kita.
Sekitar 5 orang menggiring aku menuju ruang terkutuk itu "Turunkan sedikit dasimu" "Harus terlihat erotis" "Jangan terlalu terbuka seperti itu!" Aku yakin penampilanku sudah sangat hina. Tanpa kusadari kami sudah ada di depan pintunya "Hyung aku yang akan mengetuk... kau masuklah dan katakan padanya 'Aku cinta padamu makanya aku menginginkanmu. Jadilah milikku" bisiknya "Mana mungkin aku mengatakan hal seperti itu?!" Dia tidak menghiraukan kata-kataku dan mulai mengetuk pintu.
Tok Tok Tok Tok
"Masuk!" Terdengar suara dari dalam, seorang teman membuka pintu kemudian mendorongku masuk. Itu dia... tengah duduk di mejanya yang besar dengan kacamatanya yang berframe metal itu "Ada perlu apa?" Tanyanya. Bodohnya aku! Kenapa juga aku harus mengatakan kata-kata?! "Aku cinta padamu makanya aku menginginkanmu. Jadilah milikku" kataku malu-malu, aku benar-benar tidak mampu menatap wajahnya, kupejamkan mataku mungkin sekarang wajahku sudaj sangat memerah. Kudengar dia melewatiku menutup pintu dan juga gorden ruangannya. Kubuka sedikit mataku. Remang-remang. Namun aku masih bisa melihat siluetnya menghampiriku "Apa yang kau katakan itu benar?" tanyanya. Aku tidak berani menjawab "Baiklah... aku mengerti"
Tiba-tiba dia mengangkatku lalu mendudukkanku di mejanya, aku menatapnya karena kaget "Aku juga menyukaimu" katanya kemudian menciumi perpotongan leherku... dari decakan yang terdengar sepertinya dia tengah membuat kissmark di sana "Eungh~ tuan geumanhae..." desahan pertama yang aku keluarkan "Jangan panggil aku seperti itu... panggil aku chagiya" ujarnyablalu menciumku dengan sensual, tangannya mulai melucuti bajuku satu persatu. Dia menaruh tanganku di pundaknya, mungkin agar tidak mengganggu pergerakan tangannya yang tengah memainkan 2 nipleku, astaga aku tidak kuat dengan perlakuannya sehingga tidak sengaja menjambak rambutnya pelan tapi itu malah membuatnya semakin bersemangat. Aku bingung kenapa aku tidak menolak perlakuannya?! Apakah karena aku takut kehilangan pekerjaanku???
Kali ini dia merebahkanku di meja kerjanya semua kertas-kertas dan dokumen langsung berhamburan kemana-mana. Dia membuka celanaku dengan brutal hingga tersisa celana dalamku l. Aku begitu malu! Dengan smirknya dia mulai meraba juniorku dengan sentuhan-sentuhan lembut, aku tidak kuat lagi "Akh~ jangan... begituh~" deaahku "Wae? Kau ingin memulainya sekarang?". Ini tidak benar aku lelaki normal yang menyukai wanita kenapa aku mau saja di perkosa oleh bisku sendiri?! Lagi-lagi dia membuatku kaget dengan melepas celanaku dan menjilat juniorku dibawah sana, reflek saja alu terduduk kembali "Akh! Eung andwae~~~ tuan, hajima..." "Panggil aku chagiya" ujarnya sinis "Chagiyah... hentikan" rengekku. Nafasku terdengar memburu ketika dia menghentikan kegiatannya, kini kami saling menatap "Aku... tidak bisa seperti ini" tolakku lirih "Aku tahu..." katanya setelah mengecup bibirku singkat "Jadi... kau ingin kita langsung mulai dengan gaya apa???" "Tidak. Bukan begitu!" "Aku mengerti jangan-jangan ini pertama kalinya bagimu... beruntungnya aku" ujarnya senang meskipun dia benar.
Dia tidak mengerti maksudku! Dalam keadaan telanjang aku melihatnya melepas kacamatanya, membuka bajunya satu persatu, dan dam menyiapkan juniornya yang astaga! Ukurannya cukup besar! "Kau tidak menyiapkan diri? Ini akan sangat sakit" katanya mendekatiku. Aku takut dengan apa yang akan dia lakukan. Dia meletakkan tanganku di pundanya, memposisikan juniornya di lubangku, kemudian mencium dengan penuh nafsu sementara juniornya mulai menerobos lubangku dengan perlahan tapi menyakitkan. Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku karena mulutku sudah dikunci oleh ciumannya yang brutal bahkan lidahnya mendobrak masuk mencari lidahku, di bawah sana benar-benar sakit! Rasanya seperti dia membelahku menjadi 2.
Hingga akhirnya masuk dengan sempurna dia menghentikan ciumannya lalu menatapku dengan intens "Gwenchana?" tidak bisa kujawab... pertanyaannya itu merobek harga diriku! "Apa aku boleh bergerak sekarang?" tanyanya lagi. Kupejamkan mataku dengan kuat "Aku anggap itu sebagai iya" kemudian mendorong juniornya masuk lebih dalam ke tubuhku "Akh!" jeritku tak tertahan "Keluarkan saja... aku yakin orang-orang di kantor tidak akan mendengarmu karena ruangan ini terpisah dengan yang lain" terus saja dia menghajarku di bawah sana, bertubi-tubi dan semakin ke dalam, tak bisa kutahan ku keluarkan semua suara yang mampu aku keluarkan, semenit kemudian kita klimaks bersamaan, nafas kami memburu satu sama lain.
"Hah hah hah... kenakan pakaianmu" perintahnya, kuturuti saja apa kemauannya tapi ketika aku turun dari mejanya lubangku terasa sangat sakit dan nyeri. Jadi begini rasanya... "Wae? Apakah sakit sekali?" aku menjawabnya dengan anggukan sambil mengenakan pakaianku. Aku harap penampilanku sudah rapi sehingga ketika aku kembali ke mejaku untuk bekerja tidak ada yang mengetahui bahwa aku baru saja melakukan hal yang tidak-tidak dengan bosku sendiri "Sudah selesai? Jika sudah ikuti aku" perintanya lagi, sekarang apa lagi? Pikirku. Yang aku bisa hanyalah mengikutinya, melewati meja para karyawan yang lain kemudian keluar dari gedung perusahaan.
Aku melihat tatapan teman-temanku tadi mereka seperti berekspresi khawatir padaku tapi juga seperti penasaran dengan apa yang terjadi dengan aku dan Mingyu-ssi "Aku akan mengantarmu pulang" "Waeyo? Aku juga belum mengambil barang-barangku" "Masuk saja. Aku sudah menyuruh seseorang mengambil barangmu tadi. Lihat" katanya sambil menunjuk tas kantorku di kursi belakang mobil "Naiklah" akhirnya aku menurut lagi dengan perintahnya...
Tbc...
Gaje bangetkan ni ff! Tapi gax papa namanya juga pemula...
Harap maklum wkwkwk!

KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Let Go
RomancePokoknya sederhana aja~ Sekuat apapun penolakan di hati Jeonghan, namun Mingyu tetap mampu membuat dirinya sendiri masuk ke dalam relung hati Jeonghan... yang penasaran silahkan mampir...