Rencananya hari ini Chanyeol, Kai, dan Sehun datang ke rumahmu. Baekhyun masih menginap di rumahmu, tetapi paman Hyunsik sudah kembali ke Korea karena harus mengurus persiapan Comeback mereka.
Kali ini mereka tidak bisa terlalu lama untuk di Indonesia, pasalnya mereka harus segera kembali karena ada suatu perkerjaan.
Kamu sering bertanya mengenai gimana nantinya Comeback mereka. Tapi, mereka selalu mengahlikan pembicaraan.
Adikmu Revan sedang belajar di kamarnya. Sedangkan kamu dan Baekhyun menunggu trio bangsat datang.
"Sayang kemarin aku disuruh sama mama mu untuk mengangakat meja ke lantai atas," ucap Baekhyun pelan.
"Yaudah kamu lakuin aja," balasmu.
"Iya aku udah lakuin, cuman mau kasih tau kamu aja."
"Nggak berfaedah banget sih."
Baekhyun menatapmu kesal. Mungkin jika kamu dan Baekhyun berpisah, semua hari yang kamu lalui bersamanya dan rekan-rekannya akan menjadi sebuah kenangan terindah. Dan jika ada yang menyalahkanmu ini akan menjadi sebuah kesalahan terindah yang pernah kamu perbuat.
Jika tidak ada mereka, pasti hari-hari yang kulewati sangat sepi.
Air yang berasal dari kelopak matamu mulai membasahi pipi mungilmu. Karena tidak ingin Baekhyun mengetauhinya, kamu berlari menuju kamar dan mengunci pintunya.
Sebuah khayalan jika kamu tidak mungkin selalu bersama Baekhyun dan rekan-rekannya itu. Entah ini selalu menghantuimu belakangan ini.
Setiap melihat muka bahagia mereka, kamu selalu ingin menangis.
Apa aku akan selalu melihat senyum itu di wajah mereka?
Huft.
Pintu kamarmu diketuk oleh seseorang dari luar. Cepat-cepat menghapus air mata yang ada di wajahmu.
Saat membukanya sosok yang selalu menjadi alasan untuk kamu bersemangat dan selalu tersenyum. Byun Baekhyun.
Dia menatapmu dengan senyuman yang tulus darinya. Tangannya menangkup pipimu, ia mulai menatapmu heran.
"Kamu habis nangis?" Tanyanya.
"Hah? Hanya ngantuk aja kok. Aku bangun terlalu pagi," dustamu.
"Benarkah? Kamu lagi bohong kan? Kelihatan sekali kalau kamu habis nangis!"
Kamu langsung membalikan tubuhmu membelakangi Baekhyun yang sedang mematung menunggu pengakuan darimu.
"Sekarang sudah berani berbohong! Oh gitu ya. Oke, oke kalau itu mau mu aku pergi sekarang. Maaf sudah merepotkanmu selama aku disini, aku pe-," ucapnya yang langsung kamu potong dengan memeluknya.
Kamu menangis sejadi jadinya di dada bidang Baekhyun.
"Aku minta maaf. Nggak ada niatan untuk bohong sama kamu," isakmu.
"Kalau begitu, alasan kamu nangis apa?"
"Aku hanya takut kehilangan kalian semua," lirihmu.
Baekhyun mencium keningmu dan beralih kembali menatap mata hazelmu itu, "Aku juga nggak mau kehilangan Eri kesayanganku, hidupku, dan juga jiwaku," katanya yang membuatku sukses mengalirkan lebih deras air mata.
"Kamu tau? Aku pernah mengkhayal jika suatu saat nanti kalian semua akrab dan saling mendukung karena kita We Are One," lanjut Baekhyun.
Kamu hanya tersenyum mendengarnya. Baekhyun menata rambutmu yang berantakan dan mencium puncak kepalamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
°EXO as your best friend°
Fanfictionyou as their friend Exo as your best friend #89 in Fiksipenggemar: 150418 #34 in EXO: 190518 #12 in Sweet: 020618 #09 in Bestfriend: 020618 #12 in Fangirling: 180818 #8 in Fangirling: 210319