{Moonlight}

42 5 1
                                    

April 2019

Sejak kabar Kai dating kamu sudah tidak pernah bertemu dengan mereka lagi. Hampir tiga bulan..

Merindukannya? Iya.

Kamu benar-benar terpaksa melakukan ini. Dulu kamu berusaha agar cepat sembuh, dan di perbolehkan pulang. Dan menyuruh dokter untuk tutup mulut kepulanganmu.

Di bawah langit berbintang kota Seoul, kamu duduk seorang diri dengan sebuah ponsel dan teh hangat.

Dua bulan yang lalu kamu terpaksa pindah kos agar mereka tidak dapat menemukanmu.

"Kau tidak makan?" Tanya seorang perempuan dari dalam.

Dia temanmu. Teman satu kelas. Wanita ini baru saja dua bulan yang lalu pindah ke Korea. Kamu bisa langsung akrab dengannya karena sama-sama berasal dari Indonesia.

Emma, dengan baik hatinya menawarkanmu untuk tinggal di apartemant mewahnya.

Walaupun antar universitas dan apartemant berjarak jauh. Tapi kita tidak pernah terlambat. Hhh..

"Kau memikirkannya?" Tanya gadis cantik di sebelahmu ini.

"Tidak."

"Lalu?"

"Kepo," ucapmu yang langsung bangkit dan masuk ke dalam.

Huft.

Kamu terkejut ketika meja makan penuh dengan makanan. Tidak lupa Emma selalu menaruh wine di atas walau hanya satu.

Kepalamu menggeleng.

Sudah dilarang minum wine. Malah minum!

Kamu meraih wine tersebut lalu menaruhnya di meja dapur.

Sedikit cerita tentangnya.

Gadis itu pernah sesekali meminum wine 3 botol. Kalian tahu kan seseorang sehabis munum wine bagaimana. Dengan cepat kamu membawanya ke dalam kamarnya.

Setelah satu jam berlalu. Sewaktu itu Kamu hanya ingin menaruh laptop Emma di kamarnya, tapi gadis itu tidak ada di ranjangnya.

Hingga kamu menemukannya di samping gang kecil yang tidak jauh dari apartemant, bersama dengan seorang lelaki berandalan.

Hampir saja lelaki itu menciumnya, kamu cepat-cepat memanggil warga agar menolong Emma.

Dari itu, kamu khawatir jika dia meminum wine lagi.

"(Y/n) bagaimana jika kita pesta!"

Matamu benar-benar melotot kearahnya.

"Maaf. Itu tidak baik Emma."

"Hanya sekali. Besok akhir pekan, jadi tidak apa."

Kamu menggeleng. "Tidak ada pesta!"

Gadis itu mendekat ke arahmu. "Kumohon. Hanya sekali ini saja," ucapnya dengan menaruh tangannya di pundakmu. "Aku yang traktir."

"Maksudmu? Club?"

"Oh Emma! Apa kau sakit?"

"Tidak (Y/n)."

Kamu membawa piringmu ke dalam kamar, meninggalkan Emma sendiri di meja makan.

Apa dia gila! Tengah malam begini malah mengajak pergi ke club. Benar-benar harus di kasih pelajaran dulu.

Pintu terbuka. Menampilkan tubuh Emma yang sudah berbalut baju yang sangat tidak habis pikir. Gadis itu menggunakan rok yang begitu pendek dengan baju yang hampir memperlihatkan dadanya.

°EXO as your best friend°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang