Pilihanku

697 57 1
                                    

Liburanku seharusnya berjalan baik dengan diisi hal-hal positif dan menyenangkan hati tanpa harus berpikir keras. Tapi ini malah membuat frustasi

Aigooooooooooooo Park Jihoon, Jeon Jungkook!!!

Kini aku berada di cafe. Hari ini cafe tutup. Kunci cafe ada di aku, karena giliranku untuk memegang kunci itu, dengan kunci ini aku bisa bebas masuk cafe tapi dengan syarat jangan membuat cafe berantakan.

Kalau sedang galau begini, aku lebih suka menyendiri sambil membuat kopi atau melatih kemampuan latte art ku. Seseorang yang selalu ada saat diriku galau ialah si biang kerusuhan Daniel. Sedari dulu aku selalu bercerita padanya tentang pria yang aku suka. Rasanya lebih nyaman bercerita sama dia, mungkin karena dia lawan jenis jadi mudah memahami dan aku tidak perlu takut kalau ia menyukai pria yang aku suka. Kan tidak mungkin Daniel menyukai pria juga hahahaha.

Aroma kopi seduh mampu membuat pikiranku rileks. Konsentrasi dalam membuat latte art juga mampu membuat diriku melupakan kata-kata manis kedua pria yang dekat denganku itu. Semua perasaanku saat ini sudah tertuang dalam secangkir kopi.

Akhirnya selesai juga.. Secangkir vanilla latte dan secangkir moccachino pesanan Daniel..
Batinku sambil menaruhnya di meja.

Ternyata diluar turun hujan. Tapi Daniel belum juga datang. Kalau Daniel belum datang, aku belum bisa makan hot chicken mr. Yoo dong.. hmm....

Daniel sudah berjanji akan mendengarkan semua kisah galauku dan membawa hot chicken sore ini. Kebetulan sekali, karena dari siang selama berada di cafe aku belum menyentuh makanan sama sekali kecuali bubuk kopi.

Daniel menelfon.

Aku terjebak hujan nih

Kau dimana?

Di halte bus sebelah cafe

arraseo.

Sudah kuduga, pasti dia tidak membawa payung. Ketika dia mengatakan itu aku langsung mengerti dan segera menutup telfonnya. Kemudian aku mengambil payung yang cukup besar dan menjemputnya.

"Aww kiyotttt, kau menjemputku"
Daniel terlihat senang saat Hani datang menjemputnya.

"aku menjemput ayamku, bukan dirimu"

"ternyata ayam lebih penting"
Daniel cemberut.

"palli, kenapa tidak lari saja? kan dekat dari sini"
Hani memberikan payungnya ke Daniel karena ia lebih tinggi.

"nanti aku akan berubah jadi pangeran kalau terkena air hujan"
Daniel mengambil payung itu. Kini mereka sedang berjalan menuju cafe.

"ohhh aku tau, pangeran kodok yang pabo"
Hani tertawa.

"5 tahun lagi aku akan jadi pangeran Seoul tau"
Daniel membela diri.

"nee nee"

Daniel menutup payungnya.

"kau duduk saja, aku ambil piring untuk ayamnya."
Daniel berjalan menuju dapur.

Aku pun duduk diam layaknya putri raja, menuruti perintah raja pabo ini. Tak lama Daniel pun datang dengan sepiring penuh ayam bumbu pedas dan yang original.

Aku memutuskan untuk makan dahulu baru bercerita.

*******

"kau sudah tidak galau lagi kan?"
Tanya Daniel sambil meminum kopinya.

"apanya? aku kan belum bercerita."
Hani mengelap mulutnya yang blepotan karna bumbu ayam.

"ceritakannnnn palli"

BARISTA ( Bts Jjk ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang