8

261 29 0
                                    

Normal POV

Sepertinya mereka bertiga tidak akan keluar dulu sebelum 'hitam' selesai mengobrak abrik rumah.

"Wenjun, bagaimana barang pentingmu di ruang kerja?" Ucap Jeffrey, Wenjun hanya menganggap enteng saja karena setiap Wenjun pergi sudah dia pasang keamanannya itu.

Xinchun hanya duduk dan diam, dia takut dan memang sempat keciduk, cuman Wenjun tau kalau dia tidak mau mencemaskan yang lainnya jadi Wenjun hanya diam saja.

Crk-! Crk-!

Pegangan pintu itu bergerak, Wenjun dan Jeffrey saling bertatap lalu Wenjun beri isyarat siapa yang buka pintu lalu Jeffrey yang memegang pegangannya itu lalu memberi isyarat ke Wenjun kalau dia yang akan menembak.

"1... 2... 3!"

"Brengsek angkat tangan!!!"

"Belum siap ya astaga aku belum siap!" Wenjun dan Jeffrey sudah memasang pistol di muka pelaku tapi akhirnya mereka lega.

"Bikin jantungan aja kamu Zeren" ucap Jeffrey sampai lap keringatnya itu.

"Ah, iya apa berantakan di luar" ucap Wenjun, Zeren pun mengangguk.

"Tapi ruangan penting tidak kena, aman saja. Sepertinya untuk saat ini rumah tidak aman, sebaiknya kita bertiga saja yang jaga di sini" ucap Zeren, Wenjun dan Jeffrey juga setuju dengan keputusan Zeren.

"Dan... mana tuan Xinchun" tanya Zeren

"Dia di dalam selimut" ucap Jeffrey, Wenjun langsung melihat belakang, ia sembunyi di dalam selimut dan sepertinya Xinchun gemetaran.

Wenjun membuka selimut itu lalu melihat Xinchun yang gak peduli kalau ada dirinya dan ia menangis pelan dan juga ketakutan, Wenjun mengelus rambutnya pelan.

Entah darimana juga Wenjun tiba tiba seperti itu dengan sendirinya, Xinchun pun juga kaget kenapa Wenjun tiba tiba seperti itu dan mungkin saja Xinchun sudah kelelahan menangis dan takut dia tertidur.

"Dia tidur?" Tanya Jeffrey, Wenjun menganggukkan kepalanya.

"Zeren siapkan pakaian Justin dan Xinchun, mereka harus tinggal di rumah sakit" ucap Wenjun lalu menggendong Xinchun.

"Ini kuncinya, aman, dia tiba tiba menghilang saat aku datang" ucap Zeren sambil memberikan kunci mobil tersebut lalu mengambil beberapa pakaian Xinchun dan juga Justin.
.
.
.
"...ngm..." Chengcheng bangun dan memegang kepalanya yang pusing itu.

"Didi!"

"Jie jie?" Chengcheng kaget dan bingung kenapa jie jienya ada di sini dan juga ia bingung ada dimana sekarang.

"Ini dimana?" Tanya Chengcheng

"Ini di rumah sakit, kamu tertembak untung saja kamu cepat di larikan kesini" Bingbing memeluk Chengcheng, siapa yang tidak mau kehilangan saudara kesayangannya itu.

"Gegeeeee--!!! Hweeeee!!!" Junyi masuk ke kamar dan langsung lari sambil menangis lalu memeluk Chengcheng.

"Ah sudah bangun? Syukurlah" ucap Zhengting, Ziyi lega melihat Chengcheng sudah bangun.

"Gege gimana dengan fanmeet?" Tanya Chengcheng

"Kamu ini bodoh atau gimana, sudah bubar, kamu tak perlu memikirkan seperti itu, fans tau apa yang terjadi tadi, istirahatlah" ucap Quanzhe.

Bunyi ponsel Ziyi berbunyi, ia langsung keluar dari kamar dan mengangkat telpon tersebut.

"Ya?"

"Ziyi, kabar baik! Kamu banyak kerjaan mulai besok, persiapkan dirimu"

"Xie xie, akan aku lakukan yang terbaik" ia langsung mematikan ponsel tersebut.

My Stupid Daddy [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang