10

253 24 0
                                    

Normal POV

Semuanya hening tanpa bercakap tentang surat pendek yang di dapatkan oleh Zeren.

"Siapa takut" ucap Wenjun dan dia tidak sadar kalau ada Junyi.

"Kenapa ayah?" Mereka langsung kaget karena Junyi sepertinya ingin tau, Quanzhe langsung mengganti topik pembicaraan dengan mengajak Junyi main, untung saja Junyi mau saja.

"Apa pelakunya Ziyi?" Ucap Justin

"Mana mungkin, kita belum tau juga kalau dia yang melakukannya dan sepertinya dia orang baik" ucap Xinchun

"Tapi coba pikirkan baik baik, 'hitam' itu datang di saat rating Ziyi dibawah walaupun dia rank 2 anggaplah begitu" ucap Chengcheng

"Setidaknya kita harus cepat menangkap pelaku itu daripada seperti dulu yang sangat sangat lama" ucap Zhengting

"Mau tak mau aku harus memberitaukan Jeffrey tentang kejadian ini" ucap Wenjun sambil mengutak atik ponselnya itu.

"Gege dapat pemotretannya 1 kali saja kan?" Ucap Chengcheng, Wenjun hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Nah sedangkan kita dapat kerjaan banyak dan harus di batalkan semua sedangkan gege dapat 1, coba iseng siapa yang menggantikan kita" ucap Zhengting

"Halo? Ah Jeffrey bisakah kamu cari tau tentang Wang Ziyi itu saja yang aku minta" ucap Wenjun, ia langsung menelepon Jeffrey karena ucapan Zhengting.

"Baiklah, kenapa aku mencari tau artis baru itu? Apa jangan jangan dia pelakunya? Kamu di teror lagi?" Ucap Jeffrey

"Sekarang aku di teror tapi aku hanya iseng saja, tolong carikan ya xie xie" ucap Wenjun langsung mematikan ponselnya itu. Wenjun langsung menatap tajam mereka semua.

"Ayo kalian latihan di belakang sekarang sekarang" ucap Wenjun, tapi mereka malas untuk itu.

"Atau kupotong rambut kalian" Wenjun langsung menyiapkan gunting, mereka otomatis langsung lari kebelakang.

"Latihan apa ya?" Tanya Xinchun

"Karena gege sudah tau, kita latihan tembak tembakan ya" ucap Justin

"T-tembak, maksudnya nembak orang!?" Seru Xinchun, Justin hanya tertawa saja.

"Mereka punya prinsip disini, menembak bukan berarti membunuh tapi mereka melukai, gege tak perlu takut kok" ucap Justin, Xinchun hanya gugup karena belum pernah sama sekali menyentuh pistol apalagi menembak sesuatu.

Xinchun POV

Kita di belakang dan tempatnya cukup tertutup dan memang isinya untuk penembak alat, barang dan semuanya komplit, mereka sudah ambil senjatanya bahkan Justin sendiri berani, entah apa yang harus aku ambil.

"Kamu baru, ini latihanlah di sana" ucap Wenjun sambil memberiku pistol, aku pun pergi dan melihat ada 3 boneka dari kejauhan, aku sudah siap menembak boneka itu tapi tanganku gemetar karena gak tau mau seperti apa.

"Jadi seperti ini" ucap Wenjun sambil memegang tanganku untuk di arahkan dengan tangan kanannya, lalu tangan kirinya memegang pinggangku entah kenapa aku tidak fokus dan pipiku sepertinya sudah merah tomat.

"Tembak sekarang" aku mengikuti arahannya dan aku menembak tapi karena aku pemula jadi pistol itu langsung jatuh.

"Ma- maafkan aku" aku langsung mengambil pistol itu lagi, Wenjun hanya tersenyum melihatku.

"Terima kasih banyak sudah mau melindungi Junyi. Aku tidak tau harus membalas apa kebaikanmu" ucap Wenjun tersenyum sambil mengelus rambutku dan aku hanya bisa menunduk karena pipi rona merahku masih belum hilang.

My Stupid Daddy [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang