Normal POV
Seketika semuanya sudah berlalu, ayahnya Ziyi di tangkap dan lainnya menuju UGD 5 jam mereka menunggu di luar ruangan, diam, hening, tak ada apa pun sama sekali topik pembicaraan.
Lampu merah tersebut akhirnya padam, semuanya langsung berkumpul dan menunggu di depan pintu, dokter pun keluar dari ruangan tersebut.
"Gimana dokter?" Tanya Zhengting, dokter menganggukkan kepalanya.
"Dia selamat, sebetulnya kondisinya sudah sangat kritis, tapi mungkin ada sesuatu yang menguatkan dia menjadi lebih kuat, kalian boleh mengunjunginya tapi ijin dulu oleh perawat karena dia masih belum pulih" ucap dokter, semuany membungkuk dan sangat berterima kasih karena sudah menyelamatkan Xinchun.
"Ruangannya lantai 4 ya, tunggu 30 menit baru kalian bisa masuk ke ruangan ya" ucap salah satu perawat dan ada perawat sambil membawa Xinchun ke ruangan yang sudah di tetapkan oleh perawat tersebut.
Wenjun langsung pergi ke tempat kasir dan ia ingin langsung membayar perawatan Xinchun.
"Huang Xinchun ya? Ah perawatan dan segala fasilitas sudah dibayar" ucap perawat tersebut yang membuat Wenjun kaget.
"Siapa?" Tanya Wenjun, perawat tersebut sedang mencari daftar nama bayar dibuku yang berbeda.
"Namanya adalah Wang Ziyi" Wenjun kaget yang membayarnya adalah anak dari pelaku itu, ia membungkuk lalu pergi lagi menemui mereka.
Wenjun datang menemui mereka lalu memberitaukan mereka bahwa yang membayar perawatan Xinchun adalah Ziyi, sontak mereka kaget.
"Apa dia tak apa apa" ucap Ziyi lari mendekati mereka, Justin hanya mengangguk lemah, Ziyi mendekati Wenjun lalu berlutut di hadapannya.
"Saya sangat minta maaf atas kesalahan ayah saya. Jujur, dia yang melakukannya itu sendiri tanpa sepengetahuan saya" ucap Ziyi sambil menunduk, Wenjun menepuk bahu Ziyi.
"Berdirilah, kamu tak perlu seperti itu, kamu sama sekali tidak ada salah. Terima kasih sudah melakukan yang terbaik" ucap Wenjun sambil tersenyum, Ziyi pun ikut tersenyum karena bisa dibilang lega sedikit.
"Ziyi maafkan aku, kenapa kamu memberanikan diri kalau pelakunya adalah ayahmu sendiri?" Ucap Quanzhe
"Dia sendiri yang mengatakan, awalnya mungkin hanya bercanda saja, entah mengapa semenjak kalian minta info seperti itu, aku mulai curiga kalau yang melakukannya adalah ayahku sendiri, aku sudah minta dia berhenti tapi dia tetap melanjutkannya" ucap Ziyi
"Jika aku jadi kamu, aku benar benar langsung lapor ke polisi" ucap Zhengting
"Ya tapi perlu bahan bukti dulu, ini tentang masalah keluarga. Perlu bukti untuk membenarkannya" ucap Chengcheng
"Tuan Ziyi, saatnya ke tempat polisi" ucap Jeffrey sambil jalan mendekati mereka, Ziyi pun mengangguk lalu membungkuk di depan mereka, lalu mengikuti Jeffrey.
Wenjun POV
30 menit sudah lewat, kami semua di perbolehkan masuk ke dalam ruangan Xinchun, banyak sekali bekas perban maupun jahitan, wajah, lengan, kaki.
"Dia benar benar babak belur..."
"Gege... bangun..." aku melihat Junyi yang terus menangis sambil memegang tangan Xinchun, aku hanya menyesal dari lubuk hatiku ini, aku tak mau kehilangan dia seperti istriku meninggalkanku.
Aku duduk dan hanya menunggu apa dia akan bangun lagi, kami semua diam tanpa ada satu pun berbicara.
"Junyi apa kamu lapar?" Ucapku sambil mengelus rambutnya, ia mengangguk.
"Ayo sini Junyi beli makan, semuanya lapar kok" Zeren tau kalau aku butuh sendiri di ruangan ini, mereka semua keluar ruangan dan hanya aku dan Xinchun.
Aku mendekatinya lalu mengelus rambutnya, sesekali mencium rambutnya, memegang tangannya.
"Xinchun bangunlah... kami semua merindukanmu... Junyi juga, kumohon aku juga tidak mau kamu pergi" entah air mataku keluar saja.
Xinchun POV
Entah tempat ini benar benar sepi, tak ada satu orang pun disini, seperti di hutan saja tapi benar benar cantik, semuanya indah...
Apa jangan jangan aku sudah... mati...
Tidak mungkin, aku belum siap, aku terus berjalan lurus mencari jalan keluar tapi yang kudapatkan adalah sungai dan juga... perempuan
Aku jalan mendekatinya lalu duduk di sebelahnya.
"Permisi..."
"Huang Xinchun ya" perempuan itu tersenyum sambil melihatku...
Tunggu....
Kenapa dia tau namaku...
"Aku hanya berpesan kepadamu... jagalah mereka berdua, dia sangat ingin bersamamu. Ini perintahku, keluarlah" ucapnya dan langsung mendorongku ke sungai, aku ingin keluar dari sungai, entah aku tak bisa sampai keluar, seperti ada yang menarikku ke dalam.
..
.
"HA!" Aku terbangun dan aku melihat sekeliling... ini bukannya kamar rumah sakit?
"Xi- Xinchun? Apakah- dokter!!!" Aku melihat Wenjun lari keluar... a-apakah aku hidup?
Normal POV
Dokter akhirnya memeriksa kesehatan Xinchun lalu di lihat oleh mereka, tim makan otomatis langsung balik ke rumah sakit setelah diberitau oleh Wenjun.
"Ini mustahil, biasanya pasien akan sadar 2 atau 3 hari. Kamu adalah pasien pertama yang sadar di saat hari kejadian. Kondisimu masih stabil, kamu bisa pulang 3 hari kedepan, saya akan balik ke ruangan pasien yang lainnya, jika minta bantuan panggil perawat" ucap dokter tersebut lalu pergi meninggalkan mereka.
"Ini serius!" Ucap Zeren sangking gak percaya, semuanya memeluk Xinchun.
"Huaaa gegeeee" rengek Justin
"Syukurlah, kami sangat khawatir" ucap Zhengting
"Masa kalian kayak gitu nangis" ucap Chengcheng
"Apa itu tahan air mata, ngaku" ucap Quanzhe sambil menahan tawa, ya, Chengcheng walaupun berkata seperti itu, ia menahan air matanya biar tak tumpah.
"Gegeee" Junyi memeluk erat Xinchun, Xinchun sudah pasti membalas pelukan Junyi.
"Aku kembali" ucap Xinchun sambil tersenyum lebar. Ia melihat Wenjun datang mendekati lalu mencium bibirnya itu.
"Astaga gege!" Justin kaget lalu menutup kata Junyi langsung, Junyi seperti kebingungan dan pingin tau.
Xinchun kaget dan hanya mengeluarkan semburat merah di pipinya aja, Wenjun memeluk Xinchun dengan erat.
"Wo ai ni Xinchun...."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Daddy [Slow Update]
RandomThis is a story of young dad of one who decided to get help from his son's favorite teacher. Who find love along the way.