41. Turn You Down

7.8K 466 8
                                    

[Dalam perjalanan.]

"Sepertinya Mommy harus bilang ke Daddy untuk beli kaca jendela baru, karena sebentar lagi kamu akan melubanginya."

Manda berusaha menarik perhatian anaknya, namun Leon hanya mendengus keras.

"Mungkin Daddy mengizinkan kamu untuk pergi sendiri, tetapi tidak dengan Mommy. Kamu anak Mommy satu-satunya dan gak mungkin Mommy biarin kamu pergi ke tempat bahaya sendirian."

Leon meracau kesal, "Lalu untuk apa Mommy telepon Daddy? Lebih baik langsung berangkat."

Manda tersenyum, "Kamu lahir bukan karena Mommy doang, Dit. Daddy juga ikut andil bagian biar kamu bisa lahir. Jadi Daddy harus tahu apa saja yang kamu lakuin."

"Mom, please... I have my own privacy!" Leon merajuk.

"Tujuh belas tahun saja belum, sudah bicara privasi. Memang kamu pikir kalau ada sesuatu buruk terjadi, privasi kamu itu bisa menyelamatkan kamu?"

Leon tidak menjawab, sudah jelas ia kalah.

Manda melanjutkan perkataannya, "Bagaimana kalau kamu datang hanya untuk merasa kecewa?"

Leon menoleh, "Maksudnya?"

"Kamu yang bilang sendiri kalau Hana menutup diri dari kamu. Meskipun kalian sahabat, tetapi selama lima tahun ini dia gak cerita apa pun, bukankah itu aneh?"

"Mommy jadi bertanya-tanya... Selama lima tahun hubungan persahabatan kalian tuh seperti apa sih?"

Sambil melihat deretan angka lampu merah di hadapannya, Leon memikirkan jawaban dari pertanyaan Manda.

"Teman-teman Mommy kebanyakan adalah anak-anak dengan latar belakang hubungan yang buruk dengan keluarganya, bisa dibilang dendam."

"Mereka lebih memilih hidup sendiri tanpa identitas dan dianggap mati daripada terus berhubungan dengan keluarganya. Kamu tahu? Mereka punya pertahanan diri yang kuat."

"Mommy tidak bicara tentang kemampuan mereka dalam berbagai macam bela diri, atau kemampuan berpikir mereka yang dewasa, tetapi yang Mommy maksud adalah—"

"Mental," Leon memotong perkataan Manda.

"Aku tahu maksud Mommy. Mommy mau bilang kalau Hana sudah memikirkan segalanya bukan? Termasuk keadaan di mana dirinya memilih menjadikan Yakuza itu sebagai pelindungnya."

"Lalu aku sahabat lima tahunnya ini tidak mungkin mampu mengubah keputusannya. Begitu?"

Manda mengangguk dan Leon hanya bisa menghela napas berat.

"Hana anak yang cerdas, dia tidak mungkin mendekati orang yang membahayakan dirinya," jelas Manda.

"Aku tahu. Dia tidak bodoh dan lemah. Tetapi tetap saja, aku tidak bisa membiarkan dia dilindungi oleh Yakuza yang seumur hidupnya akan terus bermasalah."

"Keputusan seseorang yang sudah sering terluka tidak akan mudah diubah, Dit. Maaf kalau Mommy seperti meruntuhkan harapan kamu, tetapi dari yang Mommy lihat."

"Kamu tidak sehebat itu untuk membuat Hana berbagi kisahnya, apalagi mengubah keputusannya."

"Jadi, aku harus sejahat Yakuza?" Leon bertanya dengan sikap yang dingin.

"Bukan begitu maksud Mommy. Hana mungkin hanya ingin kamu melihat dirinya yang bahagia, bukan dirinya yang penuh dengan kesedihan dan luka. Dia hanya ingin kamu tertawa bersamanya bukan menangis bersamanya."

"Aku akan mendengar jawaban darinya nanti," respons Lion menyudahi segala obrolan yang membuat dirinya makin tenggelam dalam rangkaian pertanyaan tanpa jawaban.

Old Man is MINE [ORIGINAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang