T

5.8K 451 14
                                    

Back to Yuta's POV

---

Ditolak dan diputusin.

Makanan sehari-hari gue dari beberapa tahun yang lalu. Makin lama rasanya makin hambar, bahkan makin pahit dan bikin gue akhirnya buat benteng untuk gak lagi deket sama siapapun.

Kecuali Yura.

Pertemanan yang sudah dibangun sejak belasan tahun bikin gue merasa kalau gue harus bertahan buat Yura yang notabene-nya anak tunggal.

Dia anak perempuan yang tumbuh besar dengan baik dan jadi cantik karena neneknya. Disini gue gak memberi penilaian buruk untuk orang tuanya Yura, tapi mereka sendiri yang ngasih tahu ke gue kalau Yura tumbuh baik lebih banyak karena campur tangan nenek.

Yura pernah cerita kalau orang tuanya sering pergi ke luar kota buat kerja dan dia dititipin sama neneknya karena gak baik juga efeknya kalau Yura harus selalu pindah sekolah.

Sampai hari dimana nenek Yura harus pergi untuk waktu yang sangat lama dan gak akan pernah lagi kembali, disaat itulah Yura terpaksa untuk pindah sekolah.

Gue gak tahu apakah gue harus bersyukur atau meminta maaf karena kehadirannya sebagai siswa baru di sekolah gue adalah sebuah hadiah yang terbaik semasa gue hidup dan akhirnya kenal sama Yura.

Gak ada sedikitpun rasa yang timbul saat itu untuk milikin Yura sebagai pacar, gue cuma ngelihat dia sebagai teman dan adik yang harus gue jaga dan gue harus bersikap sebagai laki-laki yang susah diatur supaya Yura bisa ngomelin gue setiap saat.

Begitu gue akhirnya pacaran sama Momo dan juga Yura punya pacar saat itu, kita jadi jarang ketemu dan ngobrol.

Berakhir dengan gue yang akhirnya putus sama Momo dan berikrar di depan Yura untuk gak lagi pacaran dalam waktu tertentu dan menolak untuk yang namanya balikan.

Terjadilah hari ini, kehadiran Momo yang menimbulkan salah paham diantara gue dan Yura yang posisinya baru sampai dan belum tahu secara detail maksud kedatangan Momo.


Jadian juga belum, tapi kok rasanya kayak abis diputusin ya?

"Yuta?" suara itu hadir disamping gue yang masih ngelihat ke arah motor ojek online milik Yura sampai hilang dari pandangan gue, buat mastiin aja.

Gue nengok ke arah Momo, "kali ini apalagi?"

"Sorry, gue kayaknya bikin Yura salah paham ya?" tanya Momo dan gue mengangguk, jujur gue udah males untuk nanggepin Momo hari ini, dan gak mau lagi unuk kedepannya.

Momo menghela napas pelan, "mungkin memang bener kata lo, gue coba untuk hadapin dulu aja, gue cuma takut kalau berujung gue disakitin. Terima kasih dan sekali lagi maaf ya kalau gue kesannya annoying tiba-tiba dateng ke lo dan minta sesuatu yang gak jelas. Good luck, Yuta."

Gue kasian sama Momo tapi setiap orang punya masalahnya masing-masing. Jangan coba-coba untuk bawa orang lain ke dalam masalah diri sendiri yang belum tentu nanti akhirnya bakal seperti yang direncanakan di awal.

Setelah akhirnya gue dan Momo saling ucap selamat tinggal, gue langsung bergegas menuju mobil dan tujuan gue sekarang cuma rumahnya Yura.

Masih ada janji yang harus ditepatin. Ya, walaupun gue gak bilang secara gamblang kalau gue janji anterin Yura buat beli dress.

Diperjalanan gue coba ngehubungin Yura tapi nihil, gak ada respon sama sekali. Gue berusaha mengjhilangkan segala kemunkinan yang buruk, jadi coba Yuta tenang dulu sedikit.

Tiba-tiba ada panggilan dari ibu.

"Halo buㅡ"




Yura kecelakaan.





Apa ada teknologi yang bisa rubah mobil jadi pesawat dalam lima menit? Sial.

Apa ada teknologi yang bisa rubah mobil jadi pesawat dalam lima menit? Sial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next chapter slightly longer and END 🙂

[2] Dirtyㅡyuta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang