Twenty Seven - Hurt

2.8K 155 9
                                    

Aku terus memperhatikan wajahnya dari dekat , melihat bibir nya yang siap untuk mengucapkan kalimat yang kutunggu tunggu. Memasang Indra pendengaran ku dengan baik berharap agar tidak ada satu kata pun yang terlewatkan .

"Aku..."

Rasa bahagia itu seakan ingin merasuki hatiku .

"Aku tidak ingin kau pergi dari ku Acelin" lanjutnya sambil menatapku lembut

Hening

Mendadak senyum yang mengembang di bibirku hilang . Rasa kecewa kembali menyelimuti hatiku.

"Aku ingin kau selalu ada untukku"

"Aku ingin kau selalu bersamaku" ucapnya untuk terakhir kali.

Kenapa Dave ? Kenapa?

Apa susahnya untuk mengatakan bahwa kau mencintaiku? Tanpa ada alasan lainnya . Apa begitu sulitnya bagimu untuk mengatakan hal itu? Apa mungkin karena ada wanita lain yang sudah mengisi hatimu?

"Kenapa diam? Hmm" tanyanya sambil mengusap pipiku

Aku melepas tangannya yang berada di pipiku.

"Tidak, aku ingin tidur bolehkah kau tinggalkan aku sendirian Dave" ucapku

Dave menatapku dalam. Mungkin berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi padaku .

"Tidak mau" balasnya

Aku menghembuskan nafas kasar "ayo lah Dave , aku sedang tidak ingin berdebat denganmu"

"Tidurlah dan aku akan menemanimu disini " dia lantas memelukku dan meletakkan kepalanya di dadaku.

Baiklah sekarang apa lagi?

Aku ingin bertanya padanya apa dia masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu . Saat semuanya belum serumit sekarang . Tapi aku takut , takut jika nanti nya apa yang di ucapkan Dave tidak sesuai harapanku.

Tanganku tanpa sadar mengelus pelan rambutnya yang sedikit berantakan. Dan menundukkan sedikit kepalaku untuk mencium rambutnya . Wanginya masih sama . Aroma mint yang selalu menjadi favoritku. Biarkan bahasa tubuhku yang menyampaikan bahwa rasa itu masih ada . Entah Dave bisa memahaminya atau tidak.

"Kau belum tidur?" Tanya Dave membuyarkan lamunanku

Aku hanya menggelengkan kepalaku .

"Aku selalu suka caramu membelai rambutku" ucapnya sambil menatapku dan tersenyum manis .

Kali ini aku hanya membalas nya dengan tatapan datar .

'Cup'

Dia memberikan kecupan singkat di bibirku.

"Bibir mungilmu itu selalu membuat aku tergoda" lagi lagi dia melemparkan senyum manisnya . Yang mungkin membuat banyak wanita di luar sana rela mengantri untuk melihat senyumnya itu.

Aku lantas mengalihkan pandanganku darinya . Jujur aku masih kesal dengan Dave yang selalu saja menggantungkanku .

Dering telfon membuatku kembali menatap Dave karna itu berasal dari ponselnya . Dave dengan cepat bangun dan duduk di tepi kasur untuk mengangkat telfon itu .

"Halo"

"..."

"Iya saya sendiri"

"..."

"Apa? Bagaimana bisa?"

"..."

"Baiklah saya akan segera kesana" nada kepanikan terdengar dengan jelas di telingaku .

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang