Thirty

2.1K 113 3
                                    

"kamu nggak papa acelin?" tanya alex khawatir sambil berdiri dan menepuk pelan punggungku.

aku menggelengkan kepala sambil berusaha mengisi kembali rongga dadaku dengan udara. Entah kenapa setelah alex menanyakan hal itu rasanya aku kesulitan bernafas untuk sejenak.

alex kemudian kembali ke kursinya dan mengelus pelan tangan kananku yang berada diatas meja.

"Kenapa?" tanyanya lembut sekali.

Aku menatap matanya yang menyiratkan keteduhan mendalam.

Apa alex sudah mengetahui hubunganku dengan dave? Bagaimana bisa? Tapi bagaimana dia bisa tahu?

Pertanyaan demi pertanyaan melintas di otakku. Aku membutuhkan jawaban dari semua pertanyaan yang bersarang di otakku. Tapi

"Hey kok ngelamun" alex membuyarkan pikiranku.

"Aku salah tanya ya?" tanyanya lagi yang membuatku semakin merasa bersalah.

Apa sekarang waktu yang tepat untuk menjelaskan semua pada alex? Bagaimana pun dia juga berhak tahu.

"My angel" panggilnya lembut.

"Nggak papa kalo kamu gak mau jawab" alex memberikan senyum yang tulus kepadaku.

"Kamu tahu nama itu dari mana lex?" entah keberanian darimana yang mendorongku untuk menanyakan hal itu kepadanya.

Alex pun tersenyum.

"Waktu aku telfon kamu beberapa minggu yang lalu dan tiba tiba sambungannya mati" dia berhenti sejenak.

"Lalu kamu nyebut nama dave sebelum sambungan itu terputus" lanjutnya.

Aku berusaha mengingat moment itu. Dan ya aku mengingatnya. Dengan sangat jelas. Dimana waktu itu aku menghubungi alex menggunakan ponsel alina. Kemudian dave datang, memarahiku lalu menginjak ponsel alina hingga rusak.

"Kamu sekarang hobbynya ngelamun ya my angel" ucap alex sambil tertawa kecil.

"Dia rekan kerjaku lex" balasku singkat tidak menanggapi lelucon alex.

Dan untuk kesekian kalinya aku kembali berbohong kepadanya.

Maaf lex.

__________

Setelah mengakhiri dinner singkat kami. Aku dan alex memutuskan untuk pulang. Aku meminta alex untuk mengantarkanku kembali apartement amel.

Bisa dibilang ini dinner pertamaku dengan alex yang tergolong cukup romantis. Ya meskipun tadi alex sempat menanyakan tentang dave, tapi setelah aku menjawab bahwa dave hanya rekan kerjaku. Alex pun percaya dan tidak membahas tentang dave lagi. Kami kembali melanjutkan acara makan malam kami dengan normal, dan alex beberapa kali memberikan perlakuan manisnya terhadapku. Ralat bukan beberapa kali, tapi sering . Dia benar benar ingin membuatku merasa menjadi wanita paling istimewah dihidupnya

Aku harap ini menjadi awal untukku kembali membuka hati. Ya setidaknya untuk pria yang benar benar tulus mencintaiku dan tidak pernah menyakiti hatiku, mungkin alex adalah orang yang tepat.

"My angel kita mampir ke mini market sebentar boleh? aku mau beli beberapa keperluan yang belum sempat aku beli" ucap alex membuyarkan lamunanku.

"Boleh lex" aku tersenyum ke arah alex yang membalas senyumku.

Tiba-tiba tangan kiri alex bergerak menggenggam tangan kananku. Dia meletakkan di dadanya dan menciumnya berulang kali.

"Lex lagi nyetir, jangan gitu ih" aku berusaha melepaskan tanganku , tapi alex menggeratkan genggamannya.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang