-oo0oo-
Ucapan Ali begitu terngiang-ngiang di otak dan telinga gue. Seandainya aja gue lagi gak take mungkin aja gue udah nangis, walaupun gue satu scene dengan Ali, dia sama sekali gak ngajak gue bicara kecuali soal scene.
Gue terdiam menatap lurus ke arah lain, Ali sedang berbicara dengan pemain lain sedangkan gue hanya melamun tak berniat sekali pun untuk berbicara dengan mereka.
"Oke. Rolling and Action!" teriak Om Findo membuat semuanya langsung bersiap acting.
Gue mengikuti langkah Kak Mila dengan lunglai dan bahkan berlari saja kaki gue gak kuat rasanya.
"CUT!" teriak emosi Om Findo membuat semuanya menoleh.
"Apa lagi Om?" tanya Kak Dicky dengan nada kesalnya.
"PRILLY!!" sentakan Om Findo membuat gue sedikit terkejut dan menundukkan kepala gue takut. Gue merasa tangan Kak Mila mengelus bahu gue. "FOKUS DONG. NGELAMUN AJA!" teriakan emosi Om Findo.
Om Findo berjalan menghampiri kami lebih tepatnya Om Findo berdiri di hadapan gue. Tangan gue saling bermain kuku, mata gue gak kuat mau nangis. Tadi Ali nyentak gue terus sekarang Om Findo, selanjutnya siapa?
"Di pikir saya jadi sutradara gak cape apa? Teriak-teriak suara habis, kamu enak-enakan melamun!" Om Findo terdengar sangat emosi.
Gue butuh nyokap, gue butuh Ali. Mereka yang selalu menjadi penenang gue. Bahkan di saat gue di marahin Om Findo gak ada sekali pun yang membela gue kecuali tangan Kak Mila.
Ali mana? Dia malah berdiri tak jauh dari gue dan natap gue entahlah dengan tatapan gimana nya, yang jelas gue kecewa sama Ali yang gak membela gue sama sekali.
"Kemarin, yang harusnya kejar target malah pacaran. Sekarang, yang harusnya shooting dengan baik kaya biasa eh ini malah lunglai, lemes, ngelamun!" ketus Om Findo meleparkan naskah ditangannya di hadapan gue membuat gue sedikit terkejut dengan perlakuan Om Findo.
Gue mendongakkan kepala gue menatap sekitar yang tampaknya tak memperdulikan gue. Gue noleh ke samping ke arah Kak Mila, hanya Kak Mila yang menatap gue dengan tatapan sendu dengan segera gue memeluk Kak Mila dan menumpahkan segala tangisan gue.
"Udahlah, Pril. Harusnya lo gak usah nangis, terima aja orang salah lo!" ucap Kak Kevin dengan nada tak enak untuk di dengar.
"Kevin apaan sih!" omel Kak Mila.
"Gue bener kali, Mil!" sahut Kak Kevin mendengus kesal.
"Cengeng lo, kaya bocah!" suara Ali membuat tangisan gue mereda mencoba untuk mendengar baik-baik ucapan Ali barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita (Hiatus)
FanfictionCollab Story oleh AyaStoria dan Dellastories_ sebelumnya sudah dipublish di akun merka masing-masing. Kita hanya Republish disini hehe.