Sembilanbelas

1.3K 78 0
                                    

-oo0oo-


Hari ini adalah hari terakhir gue shooting GGS. Sedih bahkan teramat sedih karna 2 tahun itu bukan waktu yang sebentar, banyak moment yang harus di abadikan. Tawa, sedih, suka dan duka sudah banyak kita lewati di sinetron ini. Gue ngerasa kehilangan keluarga kedua gue. Biasanya tiap hari bareng-bareng nanti kita tiba-tiba pisah gitu aja.


Gue membereskan barang-barang gue dengan menahan air mata. Di ruangan ini banyak kenangan antara gue dan Ali yang selalu bersama. Tawa Ali serasa berputar di otak gue. Jahilnya Ali serasa begitu terasa nyata kalau dia lagi jahilin gue.


"Prilly!" panggilan itu membuat gue menoleh ke belakang dan menghapus air mata gue dengan cepat.


"Eh. Kak Mila, ada apa Kak?" tanya gue tersenyum tipis.


"Di cariin Ali tuh. Lo sedih ya?" tanya Kak Mila dengan menghampiri gue dan langsung memeluknya.


Gue menangis dipelukan Kak Mila. Bagi gue dia adalah sosok paling dewasa di antara yang lain, dia adalah sosok Peri.


"Gue bakalan kangen banget sama lo, Kak!" ucap gue di sela-sela tangisan.


"Apalagi gue!!!" pekik Kak Mila. Kita menangis berdua dengan berpelukan.


Kak Mila melepaskan pelukannya kemudian menghapus air mata gue dengan tangannya. Ia mencoba tersenyum walau pun gue tau, pasti Kak Mila sedih.


"Udah sana. Di panggil Ali tuh!" ledek Kak Mila dengan menoel-noel pipi chubby gue.


Gue terkekeh. "Yaudah. Bye, Kak!" pamit gue dengan berlalu meninggalkan Kak Mila.


Gue berjalan keluar menyusuri lokasi mencari Ali. Pasti Ali lagi ada di tempat ayunan. Kaki gue melangkah ke arah sanaa dan benar saja, gue mendapati Ali tengah bermain gitar dengan tatapan kosongnya.


Dengan berjalan mengendap-ngendap gue menghampiri Ali. Tanpa Ali ketahui.


"DOR!" teriak gue mengejutkan nya membuat ia berjengit terkejut dan menoleh ke arah gue dengan tatapan tajamnya.


"Kaget, tau!" ucap Ali ketus. Gue terkekeh kemudian duduk di ayunan depan Ali.


"Kali-kali aku yang ngagetin kamu. Bukan kamu aja yang ngagetin aku!" jawab gue dengan menyengir kuda.


Ali mengacak rambut gue dengan tangannya. "Iiiihh. Berantakan!" rengek gue sambil membenarkan rambut yang berantakan gara-gara nih bocah.

Cerita Kita (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang