Mulai part ini n seterusnya akan ditulis AyaStoria
-oo0oo-
Maxime Bouttier.
Dia lawan main gue di sinetron BMBP. Gue emang udah pernah syuting bareng dia beberapa tahun yang lalu jadinya gue ngerasa nggak canggung lagi waktu disuruh beradegan mesra sama Max.
Tapi Max sedikit beda, dia terlihat lebih cakep dan tinggi tubuhnya juga terus menambah. Max orangnya humoris dan enak diajak ngobrol. Itu yang membuat gue nyaman sama dia.
Mengingat kata nyaman, apa kabarnya Ali?
Walaupun udah nggak syuting bareng tapi komunikasi kita masih berjalan walaupun nggak sesering biasanya dan itupun cuman lewat chat WA.
-oo0oo-
"Gimana, Ma. Udah cantik belum?" tanya gue sambil memperlihatkan gaun simple yang saat ini gue pakai. Malam ini gue mau dateng ke acara gala premiernya film Ali yang berjudul pertaruhan.
Emang, jauh hari sebelumnya Ali udah chat gue kalo malam ini premier buat filmnya dia dan untungnya gue bisa ambil ijin disela-sela jadwal syuting gue yang begitu padet.
"Kamu nanyanya udah hampir 20x kali loh, Prill!" sahut Mama yang membuat pipi gue seketika merona.
"Ciye, yang mau ketemu sahabat hidupnya. Sampe bingung mau pake baju apa!" timpal Raja yang membuat mata gue melotot kearahnya.
"Ma, ini aku nanyanya seriusan. Udah pas kan bajunya?" tanya gue lagi.
Mama mendengus kasar lalu menuntun gue masuk ke dalam kamar lagi. "Mau pake baju tidurpun Ali bakalan seneng kok liat kamu dateng!"
"Mamaaaa!" rengek gue.
Mama tertawa pelan sambil mengusap lengan atas gue. "Bukan bajunya yang penting, Prill. Tapi orangnya!"
Iya juga sih. Tapi nggak salah kan kalo gue pengen tampil sempurna di depan Ali?
-oo0oo-
Suasana disini cukup ramai. Begitu turun dari mobil tadi, gue langsung melangkah cepat masuk ke dalam. Ada dua alasan yang membuat gue melakukan hal itu.
Yang pertama karena gue pengen ketemu sama Ali dan yang kedua karena gue sengaja ngindarin beberapa kamera teman-teman wartawan yang langsung nyorot kearah gue.
Untungnya ada beberapa bodyguard yang udah siap mengawal gue sampe masuk kedalam. Dan senyum gue seketika merekah melihat sosok Ali. Lama nggak ketemu dia terlihat beda.
Sepertinya Ali menyadari kedatangan gue. Tanpa menunggu waktu lagi, gue langsung menghampiri Ali dan seperti biasanya, Ali langsung meluk gue.
Doa gue cuman satu. Tuhan, tolong buat waktu berhenti saat ini juga.
Tapi doa gue nggak terkabul, pelukan ini cuman berlangsung sekitar 4 detik. Gue mencoba menata detak jantung gue yang terus berdebar. Apalagi saat melihat senyum Ali.
"Kesini sama siapa?" tanyanya pelan.
"Sama Mama," jawab gue singkat. Mata gue beralih menatap sepasang tongkat yang ada di tangan Ali. Telapak kaki kanannya terlihat dibalut dengan perban putih. "Itu kaki lo kenapa, Li?"
"Ini? Nggak pa-pa kok cuman insiden kecil waktu syuting. Udah dijahit juga!"
"Dijahit? Parah donk?"
Ali menggeleng masih dengan menampilkan senyum manisnya. "Udah nggak pa-pa kok, Prill!" sahutnya lembut.
Setelah obrolan singkat itu, suasana sedikit canggung. Biasanya kalo kita ketemu ada aja yang kita bahas. Ali juga selalu jahilin gue tapi malam ini Ali begitu beda dan terlihat dewasa. Ia sesekali melemparkan senyumnya kearah kamera yang mencoba mengambil candid gue sama Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita (Hiatus)
FanfictionCollab Story oleh AyaStoria dan Dellastories_ sebelumnya sudah dipublish di akun merka masing-masing. Kita hanya Republish disini hehe.