Minho menghembuskan nafasnya dengan pelan, lelaki berhidung mancung itu bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan mendekati kaca besar yang langsung menyuguhkan pemandangan kota seoul dipagi hari.
Ia menengadah dan menatap langit cerah di musim semi, menghisap rokok elektronik nya kemudian menghembuskan asapnya dengan lembut.
Suasana hatinya sudah mulai membaik dari pada seminggu yang lalu. Dimana pikirannya terus tertuju pada sosok Hana, kekasihnya yang sudah mengkhianatinya.
"Hoi, Choi Minho!"
Minho menoleh dan mendapati figure lelaki bermata sipit dengan senyum lebar hingga membuat gigi kelinci lelaki tersebut terlihat dengan sangat jelas.
"Wah..wah..aku benar-benar kagum pada si choi ini"
Lelaki dengan postur tubuh yang lebih pendek dari minho itu berjalan mendekati minho dan berhenti tepat di sisi kanan minho.
"Jadi kau benar-benar masih menjalin kerja sama dengan perusahaan ayahnya? Dan kau masih membiarkan ia menikmati hidupnya?"
Apa yang dikatakan lelaki bergigi kelinci itu benar, minho tetap membiarkan hana hidup seperti sedia kala. Hal itu minho lakukan karena memang hana bermain api di belakangnya karena kesalahan minho sendiri.
Lelaki berdada bidang itu selalu sibuk dengan pekerjaannya hingga terkadang lupa dengan kekasihnya tersebut, hal itulah yang membuat hana merasa kesepian dan mencari pelarian.
"Sudahlah Jinki hyung, aku sudah tidak mau lagi memikirkan nya. Lagi pula kami sudah berakhir"
Jinki, adalah orang kepercayaan minho di perusahaan ini, bisa di bilang jinki adalah tangan kanan minho.
"Ya tentu saja, lagipula Hana pasti akan sangat menyesal telah melakukan hal ini pada sosok Choi Minho"
Minho hanya mengembangkan senyumnya yang terkesan benar-benar dipakasakan kala jinki menepuk bahunya dengan pelan, seakan-akan lelaki itu mentransferkan semangat yang membara dalam dirinya kepada minho.
Jinki tahu, minho sangat sulit untuk jatuh cinta. Dan fakta bahwa Hana adalah cinta pertama minho dan merangkap menjadi kekasih pertama minho membuat lelaki bermata sipit itu sedikit bersimpati pada sosok minho yang di kenal sebagai lelaki dingin yang benar-benar arogan.
kalian pasti sangat tahu bagaimana cinta pertama dan kekasih pertama itu memiliki kesan tersendiri bukan?
Terlebih lagi, untuk melupakan setiap detail kenangan yang kalian buat akan sangat sulit untuk dilakukan bukan?.
Sudah 1 minggu lamanya taemin di pekerjakan di bagian marketing. Taemin sangat pintar membaur dengan rekan-rekan satu timnya, hingga mudah saja bagi dirinya merasa nyaman bekerja di perusahaan ini.
"Rapikan meja kalian! Cepat! Presdir Choi akan datang!"
Taemin yang dari tadi sibuk dengan pekerjaannya langsung menoleh saat mendengar teriakan Mrs. Oh, kepala manajer di bagian marketing yang saat ini sedang berlari tergopoh-gopoh masuk kedalam ruangan mereka.
Semua orang yang awalnya terlihat begitu santai tiba-tiba saja menjadi sibuk."Ya! Lee taemin! Kenapa kau diam saja eoh? Cepat bereskan kertas-kertas yang berhamburan di mejamu. Presdir Choi tidak suka ruangan yang berantakan"
Taemin tidak tahu menahu tentang hal itu, ia masih diam dan saat lelaki berkulit tan yang menempati meja samping kembali mengoceh, taemin segera membereskan kertas-kertas yang berhamburan di atas mejanya.
Atmosfer didalam ruang marketing tiba-tiba saja berubah dengan cepat saat lelaki jangkung dengan setelan jas berwarna hitam masuk dengan dagu yang sedikit terangkat ke atas, benar-benar terlihat angkuh, namun tetap saja aura yang keluar dari lelaki tersebut dapat membuat orang-orang di sekitarnya terkagum-kagum akan sosoknya yang tampan dan berwibawa.
"Selamat pagi presdir Choi"
Ucap Mrs. Oh, semua orang yang berada diruangan tersebut membungkuk untuk memberi salam pada presdir berwajah datar tersebut, benar-benar wajahnya sama sekali tidak memiliki ekspresi.
Pendar lelaki itu menelusuri setiap sudut-sudut ruangan tersebut, tatapannya pun tak lepas dari karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan miliknya.
Taemin diam kala mata elang lelaki yang menarik perhatiannya di club malam itu terhenti tepat pada sosoknya.
Kedua sudut bibir taemin tertarik, ia tersenyum tipis, benar-benar sangat tipis.
Jadi apakah lelaki berahang tegas itu dapat mengingat taemin?
Taemin hampir tertawa, tentu saja lelaki itu akan ingat. Bagaimana tidak, bukankah taemin sudah meninggalkan kesan yang sangat buruk dipertemuan pertama mereka?
Bukankah hal buruk adalah hal yang selalu di ingat oleh kebanyakan orang?
Mencium bibir orang yang tidak dikenal tanpa permisi, benar-benar hal diluar akal sehat.Jantung taemin berdegup dengan kencang saat sang prsedir, lelaki bernama Choi Minho itu melangkahkan kaki jenjangnya untuk menghampiri taemin.
Taemin mengelus tengkuknya, ia benar-benar terlihat salah tingkah sekarang.
Hingga ketika minho tepat berada di hadapannya, taemin menajamkan indera penciumannya, ah! Aroma tubuh minho benar-benar memabukkan."Kau harus memperhatikan penampilanmu"
Kelopak mata taemin melebar saat melihat minho malah memperbaiki letak dasi lelaki yang berdiri tepat di sampingnya. Ternyata dari tadi sosok Minho bukan mengamati taemin melainkan mengamati lelaki berkulit tan bernama Kim Jongin rekan satu timnya.
"Ah..presdir terimakasih, saya akan lebih memperhatikan penampilan saya"
Jongin terlihat gugup diperlakukan seperti itu oleh sang presdir, dan taemin hampir menertawakan dirinya sendiri saat ini.
Taemin memicingkan matanya saat minho pergi dari sana tanpa memandang ataupun meliriknya sedikitpun.
Apa lelaki angkuh itu benar-benar tidak ingat padanya?
Yang benar saja!"Astaga...aku tidak akan mencuci dasi yang sudah di sentuh presdir choi, aku beruntung sekaliiii"
"Ya dan kau bisa menyimpan dasi itu didalam kotak kaca, dan memajangnya di dalam rumahmu"
Taemin menimpal ucapan jongin yang tampaknya benar-benar merasa bahagia karena dasinya baru saja di sentuh oleh jari jemari kokoh milik minho.
"Yaaaak! Taemin itu ide yang bagus, bagaimana pulang kerja nanti kau menemani ku untuk membeli kotak kaca itu?"
"Tentu saja, tapi dalam mimpimu"
Taemin berbalik dan berjalan kembali ke meja kerjanya, mendudukan bokongnya dengan kasar. Entah mengapa ia benar-benar merasa kesal saat minho tidak mengingat apapun tentang dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(2MIN SG) I Need My Happy Ending
Hayran KurguDalam hidupku, yang aku inginkan hanya akhir yang bahagia - Lee Taemin