BAB 1

1.1K 95 11
                                    

Dentuman musik techno mengisi setiap sudut ruangan yang hanya mengharapkan sinar lampu laser dengan model berputar dan lampu LED dibagian plafon untuk menjadi penerang utama diruangan redup tersebut.

Dilantai dansa setiap manusia yang senang menghabiskan waktu didunia malam sedang asik meliuk-liukan tubuh mereka dan menikmati setiap hentakan musik yang dimainkan oleh seorang disc jockey, beberapa pengunjung yang datang bersama kerabat ataupun pasangan mereka sendiri lebih memilih untuk duduk di sudut-sudut ruangan yang minim pencahayaan, entah apa yang sedang mereka lakukan disana tidak ada yang peduli.

Dari berpuluh-puluh pengunjung club malam ternama didaerah gangnam, terdapat seorang lelaki tampan dengan pahatan wajah yang nyaris mendekati kata sempurna. Lelaki itu duduk menyendiri sembari menikmati henri jayer cros, salah satu jenis wine termahal didunia yang hanya mampu di nikmati oleh para kaum billionaire.

Jas mahal berwarna biru tua yang membalut tubuhnya, cara duduk dengan kaki kanan yang menumpu kaki kiri, melihat ia meneguk wine di dalam gelas bertangkai dengan santai namun berkelas, dan sorot mata yang nampak begitu tajam hingga mampu meluluhkan siapa saja yang tanpa sengaja bertatapan dengan pendar hitam pekatnya. Sangat menjelaskan bahwa sosok tersebut bukanlah orang yang bisa dipandang sebelah mata.

Dan Ya, lelaki itu seakan-akan bersinar didalam keremangan ruangan ini hingga sosoknya mampu mencuri perhatian setiap pasang mata yang ada, tidak terkecuali sosok cantik berbalut kaos tipis berwarna hijau lumut yang sangat jelas memamerkan lekuk tubuh rampingnya dan jangan lupakan hotpants super pendek yang mampu menampilkan kaki jenjang putih mulus sang pemilik.

"Aku baru pertama kali melihatnya disini"

Pandangan pendar coklat miliknya tak pernah lepas dari figure lelaki yang mampu mengambil perhatian lebih darinya sejak awal ia masuk.

"Siapa?"

Tanya sosok cantik lain yang berada tepat disampingnya, sosok cantik bersurai coklat pudar itu hanya menunjuk lelaki yang ia maksud dengan dagu runcing miliknya.

"Kau gila jika berani mendekatinya Lee Taemin"

Lee Taemin, sosok itu hanya menarik salah satu sudut bibirnya, terkesan meremehkan ucapan sosok bermata kucing yang berstatus sebagai sahabat baiknya.

"Apa ada yang salah kibum?"

"choi Minho, dia seorang billionaire taemin! Semua orang tau hal itu"

"Benarkah? Kenapa aku tidak tahu?"

"Kau selalu tidak tahu pada apapun"

"Tampan dan kaya, bukankah perpaduan yang sangat luar biasa?"

Taemin mengambil gelas berisi minuman berakhol kadar rendah di atas meja bar dan meneguknya sampai habis. Sela-sela jemari lentiknya menyisir surai coklat pudarnya dengan begitu anggun. Ia bangkit dari duduk nya dan melangkah pergi meninggalkan kibum yang hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakukan taemin.

"Taemin kembali kesini bodoh!"

"Tidak akan lama kibum, hanya bermain-main sebentar"

.

"Seorang lelaki tampan tidak baik untuk duduk sendirian di dalam club malam, bukankah seperti itu?"

Lelaki bermata bulat yang sedari tadi hanya duduk diam dan memandang lurus kedepan lantai dansa menoleh dengan berat hati saat mendengar seseorang tengah berbicara kepadanya.
Pendar nya mendapati seorang wanita cantik dengan balutan kaos ketat hijau lumut, hotpants hitam, dan sepatu kets berwarna putih.

Lelaki itu hanya diam saat sosok cantik itu tanpa di persilahkan sudah memposisikan diri duduk disampingnya dan tiba-tiba saja mengambil alih gelas berisi wine dalam genggamannya.

Lelaki itu mengembalikan pandangannya untuk mengamati lantai dansa dimana matanya hanya tertuju pada figure wanita bersurai blonde yang sedang asik meliuk-liukan tubuhnya mengikuti irama musik dengan beberapa lelaki yang menghimpit tubuhnya.

"Yang pendiam itu sangat menarik perhatian ku Choi Minho"

choi Minho, lelaki itu merasa cukup terganggu dengan kehadiran sosok cantik berkulit putih susu yang saat ini tengah meneguk wine miliknya dengan mata yang mengerling nakal.
Benar-benar tipe penggoda, pikir minho.

"Dan aku tidak peduli"

Minho mencoba mengabaikan sosok itu dengan meminum langsung wine dari dalam botol, ia tidak sudi jika harus mengambil gelas wine nya yang sudah terkontaminasi oleh bibir orang lain.

"Aku Lee Taemin"

Dengan suara yang dibuat serendah mungkin taemin membisikan namanya tepat di telinga minho, hingga lelaki itu dapat merasakan hembusan nafas hangat taemin menyapu telinganya.

"Dan aku tidak tidur dengan jalang sepertimu"

Mungkin jika minho mengatakan hal tersebut pada orang lain dengan wajahnya yang saat ini benar-benar terlihat tenang namun sorot mata yang menyalang, orang tersebut akan lari terbirit-birit karena ketakutan.
Tapi Hey! Dia berbicara pada Lee Taemin yang saat ini malah tertawa renyah menanggapi ucapan minho.

Well, taemin bukanlah seorang jalang seperti apa yang keluar dari belah bibir sensual minho, apa lelaki dewasa itu tidak bisa membedakan dengan jelas mana jalang dan mana yang bukan?
Taemin ke sini dengan balutan pakaian santai, bukan dengan pakaian minim yang saat ini tengah di kenakan oleh wanita-wanita yang asik meliuk-liukan tubuh mereka diatas meja bar hingga membiarkan lelaki hidung belang menikmati tubuh mereka.

"Kasar sekali"

Tanpa segan taemin mencolek dagu minho, minho sudah biasa di hadapkan dengan hal-hal seperti ini, tapi entah mengapa ia rasa sosok taemin benar-benar mengganggu. Dengan cepat minho berdiri dan melenggang pergi meninggalkan taemin begitu saja.

.

"Kau butuh uang?"

Minho menatap tajam sosok taemin yang sudah duduk manis disampingnya, si cantik berhidung bangir ini benar-benar tidak tahu sopan santun, bagaimana bisa taemin mengikuti dirinya dan tanpa permisi langsung ikut masuk ke dalam mobil berwarna silver metalic miliknya.

"Sama sekali tidak, aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat. Apa itu salah?"

Taemin menoleh dan mengamati minho dengan seksama, meneliti setiap lekukan di wajah kecil lelaki tampan itu. Mata taemin terlihat sendu, tangannya terangkat dan berakhir di lengan kekar minho, mengelus lengan lelaki itu naik turun dengan gerakan halus.
Sebelumnya minho tidak pernah merasa terangsang hanya dengan sentuhan seperti ini, tapi kenapa saat taemin melakukannya, ia merasa tubuhnya sedikit menegang?
Melihat wajah taemin di keremangan malam hari yang hanya mendapat pencahayaan dari sinar bulan, ia seakan terhipnotis oleh wajah taemin yang luar biasa cantik.

CHUP

mata minho melebar, ia sudah sadar sepenuhnya saat taemin tiba-tiba mengecup bibirnya. Belum sempat minho menahan lengan taemin, si cantik itu sudah berhasil kabur keluar dengan tawa yang menggelegar dari bibir plum merah muda itu.

"Sialan!"

Minho memukul stir mobilnya dengan kasar dan terus mengumpat. Tidak ada yang pernah berlaku semena-mena padanya kecuali sosok yang baru ia temui hari ini.
Minho menggosok bibir tebalnya dengan kasar solah-olah dengan hal itu jejak bibir taemin dapat menghilang begitu saja.

(2MIN SG) I Need My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang