"Kibum, sayang kenapa kau kemari?"
Jinki langsung mendapat tatapan horor dari sang kekasih yang saat ini sudah berdiri tepat di hadapannya.
"Kenapa kau malah bertanya? Kau lupa?"
Dalam hati jinki merutuki dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa lupa pada ucapan yang terlontar dari bibirnya tadi malam. bukankah ia meminta kibum untuk membawakan nya bekal makan siang ke kantor?
Dan bagi kibum, suatu kehormatan tersendiri bisa berada didalam sini, karena untuk pertama kalinya ia bisa menginjakkan kaki di Choi Corp. Ia benar-benar bangga bisa memiliki kekasih tampan seperti jinki, dan nilai plusnya jinki adalah tangan kanan seorang Choi Minho.
"Oh ya, sayang setelah ini mungkin aku akan mengunjungi taemin sebentar, nanti kau bisa mengantarkan ku keruang marketing kan?"
Seketika rasa bersalah menyelimuti sosok jinki, lelaki bermata sipit itu belum memberitahu sang kekasih sama sekali tentang taemin yang saat ini sudah tidak bekerja di bagian marketing lagi.
"Ah! Aku harap taemin tidak pernah bertemu presdir Choi, kau ingatkan apa yang pernah ku ceritakan padamu"
"Hn.."
Jinki tidak sadar tanggapan nya atas ucapan yang kibum lontarkan mendapat perhatian lebih dari sang kekasih.
Kibum menyipitkan matanya, tidak biasanya jinki seperti ini."Kau pasti sudah lapar, ayo aku akan menyuapimu"
Kibum mengerling nakal seolah-olah menggoda jinki. Tanpa persetujuan dari lelaki itu kibum melangkah melewati jinki, kibum baru akan memutar knop pintu, namun jinki langsung menarik lengannya dengan cepat.
"Sayang..eung..begini, ini bukan ruanganku.." ucap jinki terbata-bata
Kibum mengernyit, kenapa jinki nampak begitu gelisah?
"Ruanganku ada dilantai bawah, Ya! Dilantai bawah, ayo"
Jinki baru saja akan menarik lengan kibum untuk membawa kekasihnya itu menjauh dari sana, tapi kibum malah menghempaskan cengkeraman jinki dengan kasar.
"Kau berbohong padaku? Resepsionis bilang ruanganmu ada di lantai 5"
Jinki menggaruk belakang kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali, entahlah saat ini untuk menelan ludahnya sendiri saja rasanya benar-benar sulit.
Lelaki itu benar-benar kehilangan fokusnya, bagaimana ia bisa lupa kalau ruang kerjanya berada dilantai yang sama dengan ruang kerja minho."Jangan-jangan kau menyembunyikan wanita lain didalam sana?!"
Jinki terbelalak, kenapa kibum bisa menuduhnya seperti itu?
"Maksudmu selingkuh? Ayolah sayang, apa menurutmu aku-"
Belum sempat jinki menyelesaikan ucapannya kibum sudah membuka pintu tersebut dengan kasar.
Jinki hanya mampu menutup mata dan bibirnya tak berhenti berkomat-kamit, seolah-olah ia sedang memanjatkan doa.
"LEE TAEMIN!!!!!!"
Teriakan kibum yang begitu cempreng hampir membuat jantung jinki copot saat itu juga.
Mata kibum terbuka lebar dan paper bag berisi makan siang untuk jinki terjatuh begitu saja dari genggamannya saat ia mendapati adegan vulgar di depan sana yang sudah menjamah mata indahnya.
Didalam sana, dua insan yang tengah asik memadu kasih langsung terkejut saat seseorang meneriaki nama salah satu dari mereka.
Lee Taemin, sosok cantik yang saat ini kondisi nya benar-benar terlihat kacau dengan rambut acakan-acakan dan kemeja putih yang sudah terbuka sebatas siku langsung mendorong lelaki bertubuh kekar di hadapannya yang kondisinya pun tidak jauh berbeda dari dirinya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
(2MIN SG) I Need My Happy Ending
FanfictionDalam hidupku, yang aku inginkan hanya akhir yang bahagia - Lee Taemin