"Taemin, sweety!"
Dengan kasar taemin menghempaskan jari jemari minho yang mencengkram lengan kurusnya.
"Apa lagi ini Choi Minho?"
Taemin tertawa. Ya benar, ia tertawa dalam segala kesedihan yang tengah ia rasakan.
"Taemin, sayang.."
"Berhenti menyebut namaku!"
Air mata tak mampu lagi terbendung, hanya dalam hitungan detik air mata pun mulai mengucur dengan sempurna di kedua belah pipi porselin taemin.
Saat ini kebahagiaan yang minho tawarkan diawal, akhirnya menjadi boomerang yang dapat menghancurkan dirinya sendiri.
Telapak tangan taemin terkepal dengan keras, sekedar untuk menahan amarahnya.
Tidak kuat, tidak mampu. Tak pernah ia sangka bahwa hal ini akan terjadi."Kenapa harus kau minho? Kenapa bukan orang lain?"
Seperti tersayat sebilah pisau, hati minho terasa begitu pilu saat pendar coklat milik sang kekasih menyiratkan kepedihan dan kekecewaan yang tercampur menjadi satu.
"Dengarkan penjelasanku dulu taemin"
"Mulai sekarang aku tidak akan pernah percaya pada apapun yang keluar dari mulutmu"
Benar-benar menusuk, ucapan taemin mampu membuat minho diam tanpa berkutik.
"Taemin, kau harus mendengarkan minho dulu"
Yuri, wanita cantik yang sedari tadi hanya diam mematung akhirnya mulai memberanikan diri untuk angkat bicara.
"Ah! Aku mengerti sekarang, kalian berdua bekerja sama untuk menghancurkan ku secara perlahan? Bukan kah seperti itu?"
Taemin menarik salah satu sudut bibirnya, matanya menilik tajam ke arah yuri.
Ia berbalik hendak melangkah untuk menjauh dari tempat itu, ia benar-benar muak.
Ia benci, benar-benar benci pada hidupnya sendiri.Belum sempat telapak kakinya mengambil langkah, taemin dikejutkan dengan telapak tangan seseorang yang membekap mulutnya dari belakang.
Taemin meronta, ia ingin berteriak minta tolong tapi apa daya bekapan tangan itu kini telah berganti dengan robekan kain dari gaun sutra yang yuri kenakan.
Tubuhnya bergetar hebat, tidak ada siapa pun diruangan ini, semua orang sedang sibuk berpesta diruang tengah.
Tidak! Taemin menggeleng keras saat yuri mulai mengikat pergelangan tangan dan kaki nya menggunakan robekan kain sutra yang sama.
"Aku benar-benar mencintaimu sweety, jadi aku harus melakukan hal ini untuk membuktikannya"
Taemin menjerit didalam hati saat minho berbisik tepat di telinganya. Ia kembali meronta, sama sekali tak terkendali hingga minho yang tengah memeluknya pun di buat cukup kewalahan.
"Pakai mobilku saja, lewat jalan sini supaya tidak ada yang melihat" ucap yuri was-was.
Taemin menangis, air matanya mengalir dengan deras, ia hanya bisa pasrah jikalau malam ini minho dan yuri akan menghabisi nyawanya.
.
Melalui kaca mobil taemin membuang pandangannya ke arah luar, tepat di depan matanya terdapat sebuah bangunan besar bertingkat 2, ia dapat menafsirkan kalau bangunan tersebut adalah sebuah rumah mewah.

KAMU SEDANG MEMBACA
(2MIN SG) I Need My Happy Ending
FanfictionDalam hidupku, yang aku inginkan hanya akhir yang bahagia - Lee Taemin